FITNESS & HEALTH
Anak Terlanjur Suka Gula, Bagaimana Cara Menguranginya?
Aulia Putriningtias
Selasa 03 September 2024 / 19:16
Jakarta: Kesukaan anak terhadap gula menjadi kekhawatiran banyak pihak, termasuk orang tua. Namun, tak jarang orang tua juga bingung harus melakukan apa untuk mengurangi gula dari si kecil.
Dr. Yoga Devarea Sp.A(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Gizi dan Metabolik dari FKUI-RSCM mengatakan bahwa sejak bayi, kita memang alamiah memiliki referensi terhadap rasa manis. Ini merupakan salah satu dari insting manusia.
"Secara alamiah, kita sejak bayi memiliki referensi terhadap rasa manis. Itu salah satu insting kita bahwa manis merupakan salah satu kalori yang disukai," ungkap dr. Deva dalam temu media di Jakarta, Selasa, 3 September 2024.
Meskipun rasa manis memang menjadi salah satu insting untuk terus menerus disukai, tetapi faktor lingkungan sekitar juga berpengaruh. Menurutnya, orang-orang sekitar yang akan membuat Si Kecil dapat terus menerus menerima asupan gula tambahan atau tidak.
"Tapi kesukaan terhadap rasa manis itu tergantung terhadap lingkungannya. Kalau dibiasakan manis berhari-hari, kan terbiasa ketika dewasa," lanjutnya.
.jpg)
(Dalam laman Alomedika disebutkan bahwa usia 2-4 tahun maksimal 15-16 gram gula. Usia 4-7 tahun maksimal 18-20 gram gula. Usia 7-10 tahun maksimal 22-23 gram gula. Usia 10-13 tahun maksimal 24-27 gram gula. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Jika sudah terlanjur, dr. Deva menyarankan untuk perlahan-lahan mengurangi. Kebiasaan mengurangi pelan-pelan ini akan membawa pengaruh baik dalam konsumsi batasan gula harian.
Pada orang dewasa, biasanya lebih mudah dalam menahan untuk mengonsumsi gula tambahan. Contohnya seperti mengurangi tambahan gula pada kopi yang tadinya normal, menjadi lebih sedikit.
Namun, bagaimana dengan anak-anak yang gemar mengonsumsi makanan dan minuman manis, seperti susu kotak? Dr. Deva pun juga menyarankan untuk melatih si kecil perlahan-lahan.
"Untuk susu anak kita bisa pindahkan dari misalnya kotak dengan menggunakan gelas. Jadi, dapat mencampurkan susu yang dengan gula dan tanpa gula. Kalau misalnya langsung diganti misalnya dari rasa stoberi jadi tanpa gula, biasanya mereka tidak akan mau," jelasnya.
Dengan melatih si kecil untuk terus menerus menerima asupan tanpa gula tambahan, akan menumbuhkan kebiasaan untuk tidak rewel ketika kekurangan rasa manis terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi.
"Setelah dia dapat menerima, kita bisa menambahkan sedikit demi sedikit susu tanpa gula. Terus seperti itu sampai anak bisa menerima," imbuhnya.
Menurut dr. Deva, yang paling terpenting untuk mencegah anak mengonsumsi gula berlebih adalah bagaimana orang tua dan keluarga sekitar melatih mereka. Ini akan berguna hingga dewasa kelak dan tentunya mengurangi risiko diabetes dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dr. Yoga Devarea Sp.A(K) selaku Dokter Spesialis Anak Konsultan Gizi dan Metabolik dari FKUI-RSCM mengatakan bahwa sejak bayi, kita memang alamiah memiliki referensi terhadap rasa manis. Ini merupakan salah satu dari insting manusia.
"Secara alamiah, kita sejak bayi memiliki referensi terhadap rasa manis. Itu salah satu insting kita bahwa manis merupakan salah satu kalori yang disukai," ungkap dr. Deva dalam temu media di Jakarta, Selasa, 3 September 2024.
Meskipun rasa manis memang menjadi salah satu insting untuk terus menerus disukai, tetapi faktor lingkungan sekitar juga berpengaruh. Menurutnya, orang-orang sekitar yang akan membuat Si Kecil dapat terus menerus menerima asupan gula tambahan atau tidak.
"Tapi kesukaan terhadap rasa manis itu tergantung terhadap lingkungannya. Kalau dibiasakan manis berhari-hari, kan terbiasa ketika dewasa," lanjutnya.
.jpg)
(Dalam laman Alomedika disebutkan bahwa usia 2-4 tahun maksimal 15-16 gram gula. Usia 4-7 tahun maksimal 18-20 gram gula. Usia 7-10 tahun maksimal 22-23 gram gula. Usia 10-13 tahun maksimal 24-27 gram gula. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Jika sudah terlanjur, dr. Deva menyarankan untuk perlahan-lahan mengurangi. Kebiasaan mengurangi pelan-pelan ini akan membawa pengaruh baik dalam konsumsi batasan gula harian.
Pada orang dewasa, biasanya lebih mudah dalam menahan untuk mengonsumsi gula tambahan. Contohnya seperti mengurangi tambahan gula pada kopi yang tadinya normal, menjadi lebih sedikit.
Namun, bagaimana dengan anak-anak yang gemar mengonsumsi makanan dan minuman manis, seperti susu kotak? Dr. Deva pun juga menyarankan untuk melatih si kecil perlahan-lahan.
"Untuk susu anak kita bisa pindahkan dari misalnya kotak dengan menggunakan gelas. Jadi, dapat mencampurkan susu yang dengan gula dan tanpa gula. Kalau misalnya langsung diganti misalnya dari rasa stoberi jadi tanpa gula, biasanya mereka tidak akan mau," jelasnya.
Dengan melatih si kecil untuk terus menerus menerima asupan tanpa gula tambahan, akan menumbuhkan kebiasaan untuk tidak rewel ketika kekurangan rasa manis terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi.
"Setelah dia dapat menerima, kita bisa menambahkan sedikit demi sedikit susu tanpa gula. Terus seperti itu sampai anak bisa menerima," imbuhnya.
Menurut dr. Deva, yang paling terpenting untuk mencegah anak mengonsumsi gula berlebih adalah bagaimana orang tua dan keluarga sekitar melatih mereka. Ini akan berguna hingga dewasa kelak dan tentunya mengurangi risiko diabetes dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)