FEATURE

Kisah Horor Mantan Ajudan Gus Dur 'Bertemu' Noni Belanda di Istana Kepresidenan

Mia Vale
Senin 20 Desember 2021 / 10:00
Jakarta: Kisah-kisah horor mempunyai sensasi tersendiri, terutama cerita-cerita dari tempat yang sangat kita kenal. Istana kepresidenan, salah satunya. Ya, belakangan ini sedang ramai diceritakan mengenai cerita horor yang ada di bangunan Istana Kepresidenan di Jakarta. 

Awalnya cerita ini mencuat ke permukaan dari Twitter Priyo Sambadha di @PSambadha beberapa hari lalu. Sampai akhirnya seorang YouTuber Fajar Aditya dari channel RJL 5 mengundang langsung mantan ajudan Gus Dur yang mengalami kejadian mistis tersebut.

Fajar Aditya, sang host RJL 5 mengundang Priyo Sambadha, mantan ajudan Gus Dur yang telah bertugas di Istana Kepresidenan Jakarta mulai tahun 1986-2014. Dalam konten "Ommat" (Obtolan Malam Jumat) tersebut, Priyo mulai menceritakan apa saja yang ia kerjakan ketika bertugas sebagai ajudan. 

Viralnya cerita horor ini berawal dari cuitan Priyo pada akun twitternya. Hal itu pun menurutnya tak sengaja ia ungkapkan karena rasa bingungnya ingin menceritakan apa lagi pada cuitannya tersebut. 

Akhirnya Priyo pun mengisahkan cerita horor berdasar permintaan netizen. Padahal ia mengaku, sebenarnya dirinya enggan untuk mengingat kejadian itu kembali.

Mengawali kisahnya, Priyo mengakui bahwa Istana Kepresidenan yang ada di Jakarta ini memang terakhir ditempati sebagai tempat tinggal, oleh Presiden Soekarno. 


Kisah Horor Mantan Ajudan Gus Dur
(Priyo Sambadha mengatakan baru pada era Presiden Gus Dur, istana kembali ditempati setelah sempat dahulu kala ditempat oleh Presiden Soekarno. Foto: Dok. YoutTube RJL 5 - Fajar Aditya)


Baru ketika Gus Dur menjadi Presiden, istana ini kembali ditempati. Karena pada saat itu, tempat tinggal Gus Dur berada di Ciganjur. Sehingga untuk efisien waktu, Gus Dur menempati Istana Kepresidenan. Priyo sendiri pun pada saat itu tinggal di daerah Bekasi. Otomatis, ia akan bolak-balik Jakarta-Bekasi, jika ada jadwal kerja. 

Priyo juga sempat menceritakan keseharian Gus Dur saat tinggal di istana. Mulai dari bangun tidur pagi, Gus Dur sering berjalan-jalan di sekitar halaman Istana setelah Subuh, sampai kebiasaan Gus Dur yang selalu beristirahat di atas pukul 24.00 WIB. 

Priyo pun mengakui sudah banyak mitos-mitos atau cerita dari para pegawai istana yang menyatakan sering melihat sosok-sosok tak kasat mata yang 'beraktivitas' di sana.

"Banyak yang bercerita bahwa di Istana Negara ada laki-laki bule berkulit putih yang sering mondar-mandir dengan membawa rokok. Ada pula sosok wanita berbaju putih dengan rambut panjang yang menghuni pohon buni besar, yang sering mengganggu orang dengan suara tertawanya," papar Priyo.

Selain itu, Priyo juga menceritakan, adanya sosok gadis belia berwajah Eropa dengan gaun berenda yang sering menangis. Sosok ini juga sering ditemui oleh para pekerja di istana. Konon, gadis tersebut bunuh diri karena cintanya kepada pemuda Indonesia asli tidak disetujui oleh keluarganya.

Cerita ini berawal ketika Priyo bertugas samlai larut malam, yang pada akhirnya mengharuskan ia untuk menginap di lingkungan istana.

Memang menurut Priyo, di area tersebut sudah dipersiapkan tempat penginapan enam lantai  (Wisma Negara) untuk para pegawai istana. Saat itu Priyo mendapat kamar di lantai tiga. Nah, ketika ia selesai bertugas, ia pun bergegas ke kamarnya untuk beristirahat.

"Ketika saya selesai melaksanakan tugas dari Gus Dur, jam dua pagi saya hendak kembali ke Wisma Negara untuk istirahat. Dan untuk sampai ke wisma itu, saya harus melewati pohon Buni tadi di mana konon ada sosok wanitanya. Saat melewatinya ada perasaan enggak enak, tapi yang saya enggak mau lihat ke atas pohon," katanya kepada Fajar.  

Singkat cerita, sampailah dirinya ke ruang lobi Wisma Negara. Ketika ditanya bagaimana suasana wisma saat itu, ia mengaku, "Namanya bangunan lama dan kosong, baunya pun jadi khas, pengap dan apek." 

Begitu sampai di depan lift tua yang ada di sana, dirinya sudah merasa tidak enak. Untungnya pintu lift terbuka. Ia pun segera masuk dan memencet nomor tiga di mana kamarnya berada. 

Selama berada di dalam lift, dirinya benar-benar tidak nyaman. Priyo ingin segera sampai di lantai tiga. Namun, begitu sampai di lantai tiga, lift tersebut tidak berhenti. 


Kisah Horor Mantan Ajudan Gus Dur
(Kamar dalam Wisma Negara yang menjadi tempat peristirahatan Priyo Sambadha semasa bekerja di kawasan istana. Foto: Dok. YouTube RJL 5 - Fajar Aditya)


"Mati saya!" batinnya. Menurutnya saat itu, Priyo membatin agar lift tidak berhenti di lantai enam, di mana banyak cerita bahwa lift sering melaju sampai ke lantai enam yang notabene merupakan aula luas yang gelap. 

"Benar dugaan saya, liftnya naik sampai ke lantai enam. Pas berhenti, saya sempat memohon agar pintu lift tidak terbuka. Tapi sayang permintaan saya tidak terkabul. Pintu lift pun terbuka. Makin lemaslah saya. Langsung saya pencet-pencet lagi angka tiga agar pintu segera tertutup," urainya. 

Ternyata tidak tertutup juga. Di gelapnya aula lantai enam tersebut, dirinya masih bisa melihat walau temaram, ada beberapa meja, piano, dan gamelan Jawa yang konon juga suka berbunyi sendiri. 

Priyo pun menyisir pemandangan gelap itu dari kanan ke kiri. "Ketika saya toleh bagian kanan, ndak ada papa. Kosong. Tapi setelah saya tengok sebelah kiri, dengan sisa cahaya dari lift, saya melihat di bagian meja bulat ada cewek yang menundukkan kepalanya membelakangi saya, rambutnya pirang kuning, bajunya bagus berenda, dan dia nangis sesenggukan," lanjutnya.

Segera ia menekan tombol angka tiga dengan terburu-buru, berharap pintu lift tertutup dan sosok gadis tadi tidak menengok ke arahnya. Kembali, keinginannya meleset. 

Pintu lift tidak tertutup. Dan gadis yang sedang menunduk sambil menangis tadi justru perlahan bangkit dan menoleh ke arahnya. Hanya saja menurut Priyo, gadis itu menoleh tanpa membalikkan badannya. "Cuma kepalanya saja yang mutar," tandasnya. 

Wajah cantik sosok tadi tersenyum sambil mengusap air matanya. Priyo pun terkesima beberapa lama, sampai akhirmya pintu lift tertutup kembali dan turun ke lantai tiga. 

"Sampai lantai tiga, saya kemudian langsung masuk ke kamar. Dan wajah itu masih terbayang-bayang. Bahkan sampai saat ini masih teringat jelas wajah cantiknya itu," tambah Priyo.

Dari pengalamannya itu, Priyo mengambil pelajaran bahwa pada teorinya, Tuhan maha segalanya. Ada banyak dimensi yang Tuhan ciptakan, mungkin hal-hal mistis tersebut hanya merupakan satu yang pernah manusia jumpai dari sekian banyak dimensi lain yang belum manusia ketahui.




Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH