FAMILY

6 Tanda Peringatan Dini Keterlambatan Pertumbuhan Anak

Mia Vale
Senin 25 Desember 2023 / 15:47
Jakarta: Seorang anak haruslah bertumbuh dan berkembamg, entah itu secara fisik ataupun kognitifnya. Dan sebagai orang tua, kita perlu menyadari satu aspek yang terabaikan, yaitu deteksi dini keterlambatan pertumbuhan pada anak. Pasalnya, ini dapat menjadi awal dari berbagai disabilitas.

Keterlambatan pertumbuhan pada anak adalah suatu kondisi di mana pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tertinggal dari tonggak yang diharapkan sesuai usianya. Ini adalah masalah kritis yang memerlukan perhatian dan intervensi segera. 

Mengenali tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan sejak dini dapat sangat membantu kesehatan anak-anak, memastikan mereka menerima dukungan dan perawatan yang mereka perlukan untuk berkembang.
 

1. Keterlambatan kemampuan motorik kasar


Berguling dan merangkak adalah keterampilan motorik kasar dasar yang biasanya harus dicapai pada usia ini. Nsmun sayangnya, bagi anak yang mengalami keterlambatan, dia belum bisa berguling saat usianya tujuh bulan. Lalu saat berusia 10 bulan, si kecil belum bisa duduk sendiri. 

Padahal, duduk mandiri merupakan tonggak penting yang menunjukkan kekuatan inti dan kontrol motorik. Dan saat berusia 18 bulan, anak belum bisa berjalan. Proses ini merupakan pencapaian perkembangan yang besar dan berpotensi menimbulkan kekhawatiran jika tertunda.


(Mengenali tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan sejak dini dapat sangat membantu kesehatan anak-anak. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

2. Kurangnya kemampuan motorik halus


Umumnya setelah berusia enam bulan, anak bisa mengepal. Namun bila hal ini sulit dilakukan anak, menurut Health Shots, kemungkinan ada tantangan dalam pengembangan keterampilan motorik halus. Pun disebut terlambat bila tidak menggunakan genggaman penjepit yang matang pada usia 18 bulan. Genggaman penjepit ini sangat penting untuk gerakan tangan yang halus.
 

3. Tantangan bahasa dan komunikasi


Keterampilan komunikasi dini merupakan indikator penting perkembangan bahasa. Sehingga, pada usia 12 bulan, anak sudah tidak boleh mengoceh, menunjuk, atau hanya memberi isyarat. Tidak ada frasa dua kata dalam usia 24 bulan. Perkembangan bahasa dipantau secara ketat, dan penundaan dapat menandakan potensi masalah.
 

4. Kesulitan sosial dan emosional


Hal ini ditandai dengan responsif sosial di mana akan menjadi aspek kunci perkembangan emosional. Dan tidak tersenyum pada usia 24 bulan. Tidak terlibat dalam permainan berpura-pura atau peran di mana menunjukkan pertumbuhan kognitif dan sosial. Satu lagi, tidak melakukan kontak mata berinteraksi dengan orang lain. 
 

5. Masalah perilaku dan perhatian


Dalam hal ini, si kecil dikatakan terlambat bila menunjukkan agresi di mana berprilaku marah terus menerus, bahkan ekstrem. Atau justru si kecil kesulitan untuk mempertahankan perhatian atau fokus pada tugas yang sesuai dengan usianya.
 

6. Kesulitan belajar


Saat memgalami keterlambatan, biasanya si kecil tidak dapat memelajari sesuatu, seperti berjuang dengan konsep dasar seperti angka, huruf, atau warna. Dia juga butuh effort lebih untuk mengikuti instruksi. Artinya, menjadi tantangan dalam memahami dan mengikuti instruksi.
 

Orang tua harus apa?


Tentunya kita tidak bisa tinggal diam bila melihat tanda-tanda di atas tadi. Yang bisa Moms and Dads lakukan adalah:
 
  • - Lacak tonggak perkembangan, amati dan dokumentasikan kemajuan perkembangan anak secara teratur
  • - Diskusikan kekhawatiran dengan dokter anak
  • - Hindari menarik kesimpulan sendiri mengenai potesnsi keterlambatan anak

Ingat, meskipun pemeriksaan rutin dengan dokter anak sangat penting untuk memantau lintasan pertumbuhan anak, orang tua dan pengasuh juga harus waspada dalam mengamati tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan potensi keterlambatan pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH