FAMILY
Alasan Anak Mengisap Jempol dan 5 Efek Samping yang Mungkin Timbul
Mia Vale
Senin 11 September 2023 / 20:40
Jakarta: Mengisap jempol yang dilakukan bayi atau batita mungkin sudah tak asing lagi kita lihat. Anak-anak terus mengisap jempolnya karena mamiliki rasa menenangkan dan menyenangkan. Dengan kata lain, mengisap jempol akan memberikan rasa aman bagi mereka.
Pada dasarnya mengisap jempol tidak berbahaya, kecuali dilakukan terlalu lama. Umumnya, tidak menjadi masalah bagi seorang anak mengisap jempolnya sampai gigi dewasa mereka mulai tumbuh, yakni berkisar enam tahun.
Sebuah penelitian terhadap 1.000 orang sejak lahir hingga usia 38 tahun menemukan bahwa anak-anak yang mengisap jempol memiliki kemungkinan 33 persen lebih kecil untuk alergi terhadap alergen umum pada usia 13 tahun dibandingkan mereka yang tidak.
Pada usia 32 tahun, mereka 39 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami alergi. Para peneliti percaya bahwa anak-anak yang memasukkan jari ke dalam mulut akan membangun kekebalan tubuh dengan memaparkan diri mereka pada kotoran dan kuman di usia muda.
Namun jika si kecil mengisap jempolnya dengan kuat selama lebih dari beberapa tahun, mungkin saja sesuatu hal bisa terjadi.
.jpg)
(Kebiasaan bayi isap jempol mendorong gigi depan ke arah depan secara terus-menerus. Jika dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan anak cenderung memiliki bentuk gigi tonggos saat gigi dewasa tumbuh menggantikan gigi susu anak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Seperti yang dikutip dari Baby Center, American Dental Association mengatakan sebagian besar anak-anak dapat dengan aman mengisap jempol mereka – tanpa merusak susunan gigi atau rahang mereka – sampai gigi permanen mereka mulai muncul.
Namun, menurut para ahli, anak yang memasukkan ibu jarinya secara pasif ke dalam mulut lebih kecil kemungkinannya mengalami masalah gigi dibandingkan anak-anak yang mengisap secara agresif.
Nah, bila anak mengisap ibu jari, jari tangan, atau dotnya dengan kuat atau melebihi waktu tumbuhnya gigi tetapnya, hal ini dapat menyebabkan kerusakan, seperti:
Beberapa dari masalah ini mungkin akan hilang dengan sendirinya setelah gigi permanen si kecil tumbuh. Masalah lainnya mungkin memerlukan kawat gigi saat anak sudah besar. Pun memerlukan terapi wicara, jika kerusakannya memengaruhi kemampuannya dalam membentuk suara tertentu.
Sebelum menghentikannya, coba amati ketika dia mengisap jempolnya. Bila mereka mengisap dengan kuat, cobalah menghentikan kebisaan itu kala mereka berusia tiga atau empat tahun.
Kebanyakan anak secara bertahap berhenti mengisap jempol pada usia dua hingga empat tahun.
Bagi orang tua ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan, misal:
Bila Moms sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi si kecil masih mengisap jempol, coba bicarakan dengan dokter tentang cara untuk menghentikan kebiasaan itu.
Biasanya dokter akan memberikan obat yang rasanya tidak enak namun aman saat digunakan. Atai melapisi ibu jari agar anak tidak tertarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Pada dasarnya mengisap jempol tidak berbahaya, kecuali dilakukan terlalu lama. Umumnya, tidak menjadi masalah bagi seorang anak mengisap jempolnya sampai gigi dewasa mereka mulai tumbuh, yakni berkisar enam tahun.
Sebuah penelitian terhadap 1.000 orang sejak lahir hingga usia 38 tahun menemukan bahwa anak-anak yang mengisap jempol memiliki kemungkinan 33 persen lebih kecil untuk alergi terhadap alergen umum pada usia 13 tahun dibandingkan mereka yang tidak.
Pada usia 32 tahun, mereka 39 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami alergi. Para peneliti percaya bahwa anak-anak yang memasukkan jari ke dalam mulut akan membangun kekebalan tubuh dengan memaparkan diri mereka pada kotoran dan kuman di usia muda.
Namun jika si kecil mengisap jempolnya dengan kuat selama lebih dari beberapa tahun, mungkin saja sesuatu hal bisa terjadi.
Bahaya mengisap jempol berkepanjangan
.jpg)
(Kebiasaan bayi isap jempol mendorong gigi depan ke arah depan secara terus-menerus. Jika dibiarkan dalam waktu lama dapat menyebabkan anak cenderung memiliki bentuk gigi tonggos saat gigi dewasa tumbuh menggantikan gigi susu anak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Seperti yang dikutip dari Baby Center, American Dental Association mengatakan sebagian besar anak-anak dapat dengan aman mengisap jempol mereka – tanpa merusak susunan gigi atau rahang mereka – sampai gigi permanen mereka mulai muncul.
Namun, menurut para ahli, anak yang memasukkan ibu jarinya secara pasif ke dalam mulut lebih kecil kemungkinannya mengalami masalah gigi dibandingkan anak-anak yang mengisap secara agresif.
Nah, bila anak mengisap ibu jari, jari tangan, atau dotnya dengan kuat atau melebihi waktu tumbuhnya gigi tetapnya, hal ini dapat menyebabkan kerusakan, seperti:
- - Memengaruhi bentuk langit-langit mulut
- - Ubah sudut gigi saat gigi sedang tumbuh, di mana akan mendorong gigi ke depan, sehingga menyebabkan overbite
- - Mengubah bentuk rahang
- - Menyebabkan gigi dan gigitan menjadi tidak sejajar
- - Menyebabkan masalah bicara, seperti cadel
Beberapa dari masalah ini mungkin akan hilang dengan sendirinya setelah gigi permanen si kecil tumbuh. Masalah lainnya mungkin memerlukan kawat gigi saat anak sudah besar. Pun memerlukan terapi wicara, jika kerusakannya memengaruhi kemampuannya dalam membentuk suara tertentu.
Bisa dihentikan
Sebelum menghentikannya, coba amati ketika dia mengisap jempolnya. Bila mereka mengisap dengan kuat, cobalah menghentikan kebisaan itu kala mereka berusia tiga atau empat tahun.
Kebanyakan anak secara bertahap berhenti mengisap jempol pada usia dua hingga empat tahun.
Bagi orang tua ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan, misal:
- - Dengan membiarkannya. Pasalnya, mengomel atau menghukim si kecil tidak akan membantu, karena biasanya mereka tidak menyadari saat mereka sedang mengisap jempol. Ingat, mereka melalukannya karena untuk mendapat rasa aman dan nyaman.
- - Moms juga bisa mengalihkan perhatiannya jangan sampai si kecil mengisap jempol sambil melakukan aktivitas lainnya. Menonton tv, misalnya. Alihkan perhatian si kecil dengan aktivitas pengganti, seperti bola karet untuk dipantulkan atau bermain boneka.
- - Jangan menghukum atau memarahi anak karena doa mengisapnjempol. Tapi berikan pujian kepadanya kala dia berhasil tidak mengisap jempol. Moms juga bisa memberikan stiker, untuk menandai sudah berapa lama si kecil tidak mengisap jempol.
Bila Moms sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi si kecil masih mengisap jempol, coba bicarakan dengan dokter tentang cara untuk menghentikan kebiasaan itu.
Biasanya dokter akan memberikan obat yang rasanya tidak enak namun aman saat digunakan. Atai melapisi ibu jari agar anak tidak tertarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)