FAMILY

Waspada Moms, 6 Tanda Peringatan Stres yang Jarang Disadari

Raka Lestari
Kamis 24 Maret 2022 / 09:00
Jakarta: Stres merupakan hal yang tentunya pernah dialami oleh hampir semua orang. Termasuk juga para ibu dengan banyaknya tugas yang mereka harus lakukan. Mulai dari pengasuhan hingga tuntutan pekerjaan yang terkadang bisa membuat para ibu merasa stres namun mereka tidak menyadarinya.

Jika tidak ditangani dengan tepat, stres yang dialami bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupannya. Baik itu kehidupan dalam berkeluarga, bersosialiasi, atau bahkan kehidupan dirinya sendiri.

Nafisa Alif A, M.Psi, Psikolog Keluarga, menyebutkan menurut US Departement of Health and Human Services, ada warning sign dari stres yang mungkin dialami seorang ibu, di antaranya: 

 

Menangis atau kemarahan yang meledak-ledak 

“Tanda yang pertama adalah kita cenderung menangis berlebihan atau terlalu lama. Bahkan bisa sampai berhari-hari dan tidak ada perasaan nyaman yang dirasakan. Kita terus menerus merasa sedih, lalu kemarahan meledak-ledak, nah itu salah satu tandanya,” ungkap Nafisa dalam Online Media Gathering Mama's Choice, pada Rabu, 23 Maret 2022.

 

Kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari 

Kedua adalah kurangnya minat dalam melakukan aktivitas. Jadi maunya tiduran terus saja. Tidak ingin melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, ditambah dengan perasaan menangis berlebihan itu tadi bisa menjadi pertanda stres yang dialami mungkin sudah berlebihan.

 

Tidak nafsu makan, sulit tidur 

Ketiga adalah cenderung tidak nafsu makan atau sulit tertidur. Mungkin ada yang mengalami insomnia atau bahkan juga hypersomnia. Hypersomnia itu tidur yang berlebihan. Intinya adalah pola tidur yang tidak sesuai. Atau bisa juga berat badan terlalu turun atau terlalu naik, intinya yang berlebihan.


(Tanda peringatan kamu mulai mengalami stres adalah cenderung menangis berlebihan atau terlalu lama, bahkan bisa sampai berhari-hari. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)

 

Muncul gejala fisik 

Ada beberapa orang yang merasa sakit kepala, mual, sakit perut, atau mengalami GERD yang terus menerus. "Ada klien saya yang ketika diperiksa ke dokter tidak ada apa-apa. Ternyata setelah konsultasi ke psikolog barulah diketahui ternyata akar masalahnya di pikiran,” ujar Nafisa.

 

Merasa bersalah, tidak berguna, dan putus asa

Kelima itu ada orang-orang yang merasa bersalah, merasa tidak berguna dan selalu feeling guilty. Ada ibu-ibu yang mungkin selalu merasa tidak berguna, tidak menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya. Itu membuat perasaan kita tidak nyaman dan merasa putus asa.

 

Menghindari keluarga atau teman

Dan yang terakhir biasanya adalah melakukan isolasi diri. Mulai dari menghindari bertemu dengan keluarga atau teman. "Kalau kita merasakan ini semua bisa melakukan konsultasi lanjutan agar perasaan yang dirasakan tidak terjadi terus menerus,” tutup Nafisa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH