FAMILY
Mengenal Situatioship atau Hubungan Situasional, Apakah Baik?
Aulia Putriningtias
Rabu 06 Agustus 2025 / 12:15
Jakarta: Sobat Medcom, kamu pasti sering mendengar kata situationship di media sosial. Situationship sendiri merupakan hubungan romansa tanpa terikat dengan seseorang. Apakah sebenarnya baik?
Ada berbagai istilah untuk menggambarkan hubungan romantis tanpa komitmen, seperti FWB (friends with benefit). Istilah lain yang sedang marak di internet, yakni situationship.
Menurut psikoterapis dan pelatih kehidupan Dr. Chandni Tugnait dalam Healthshots, situationship merupakan ikatan romantis di mana kedua belah pihak berbagi keintiman emosional dan seringkali fisik. Namun, mereka sengaja menghindari mendefinisikan hubungan mereka.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Sexuality & Culture pada tahun 2024, umumnya, orang-orang dalam situasi hubungan terlibat secara emosional dan seksual, meskipun ada masalah komitmen.
Baca juga: Ternyata Ini Frekuensi Ideal Berhubungan Intim per Minggu untuk Rumah Tangga Harmonis!
Berdasarkan penelitian, banyak anak muda merasa nyaman dengan hubungan romantis semacam ini. menurut penelitian yang diterbitkan dalam Partners Universal International Innovation Journal pada 2024, hampir 50 persen orang berusia antara 18 dan 29 tahun pernah terlibat dalam hubungan situasional.
Mungkin secara tidak sadar kamu masuk ke dalam hubungan situationship ini! Kamu perlu mengetahui tanda-tandanya, antara lain:
Tidak seperti hubungan yang sudah mapan di mana komunikasinya teratur, hubungan situasional sering kali menampilkan pesan teks yang sporadis dan waktu respons yang tidak terduga. Kamu mungkin mengalami periode kontak yang intens dan konstan, diikuti oleh hari-hari tanpa komunikasi.
Percakapan jarang melampaui rencana langsung. Saat membahas masa depan, entah itu konser bulan depan atau rencana liburan, terdapat keraguan atau ketidakjelasan yang nyata.
Ada pemahaman yang tak terucapkan tentang bertemu orang lain, tetapi tidak pernah dibahas secara eksplisit. Hal ini sering kali menimbulkan konflik internal tentang ekspektasi loyalitas dan komitmen.
Hubungan ini mendalam, tetapi hanya nyaman ketika kamu sedang berdua saja. Keintiman selektif ini menunjukkan keengganan untuk memikul tanggung jawab penuh dalam hubungan.
Baik atau tidak sebuah hubungan, dihubungkan dengan kondisi kedua orang yang menjalani. Hal ini sebagian besar bergantung pada kesadaran dan keselarasan emosional kedua belah pihak yang terlibat.
Menurut Dr. Tugnait, ketika kedua individu secara sadar memilih dinamika ini dan menjaga komunikasi yang jujur tentang harapan mereka, hal ini dapat menjadi kesepakatan yang dapat dikelola.
Namun, seringkali menjadi tidak sehat secara emosional ketika terdapat ketidakselarasan perasaan atau ekspektasi masa depan. Karena hubungan ini didasari tanpa adanya sebuah komitmen.
Kurangnya kejelasan dan komitmen dalam situasi hubungan dapat menyebabkan tekanan emosional, kognitif, dan seksual, yang memengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan, sebagaimana menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Propulsion Technology pada tahun 2023.
Itulah hal-hal yang kamu perlu tahu mengenai situationship di dalam hubungan. Jadi, apakah Sobat Medcom ada yang sedang mengalami situationship?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Ada berbagai istilah untuk menggambarkan hubungan romantis tanpa komitmen, seperti FWB (friends with benefit). Istilah lain yang sedang marak di internet, yakni situationship.
Menurut psikoterapis dan pelatih kehidupan Dr. Chandni Tugnait dalam Healthshots, situationship merupakan ikatan romantis di mana kedua belah pihak berbagi keintiman emosional dan seringkali fisik. Namun, mereka sengaja menghindari mendefinisikan hubungan mereka.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Sexuality & Culture pada tahun 2024, umumnya, orang-orang dalam situasi hubungan terlibat secara emosional dan seksual, meskipun ada masalah komitmen.
Baca juga: Ternyata Ini Frekuensi Ideal Berhubungan Intim per Minggu untuk Rumah Tangga Harmonis!
Berdasarkan penelitian, banyak anak muda merasa nyaman dengan hubungan romantis semacam ini. menurut penelitian yang diterbitkan dalam Partners Universal International Innovation Journal pada 2024, hampir 50 persen orang berusia antara 18 dan 29 tahun pernah terlibat dalam hubungan situasional.
Apakah ciri terjadinya hubungan situasional atau situationship?
Mungkin secara tidak sadar kamu masuk ke dalam hubungan situationship ini! Kamu perlu mengetahui tanda-tandanya, antara lain:
1. Pola komunikasi tidak konsisten
Tidak seperti hubungan yang sudah mapan di mana komunikasinya teratur, hubungan situasional sering kali menampilkan pesan teks yang sporadis dan waktu respons yang tidak terduga. Kamu mungkin mengalami periode kontak yang intens dan konstan, diikuti oleh hari-hari tanpa komunikasi.
2. Tidak ada tujuan masa depan
Percakapan jarang melampaui rencana langsung. Saat membahas masa depan, entah itu konser bulan depan atau rencana liburan, terdapat keraguan atau ketidakjelasan yang nyata.
3. Ekslusivitas yang tak terdefinisi
Ada pemahaman yang tak terucapkan tentang bertemu orang lain, tetapi tidak pernah dibahas secara eksplisit. Hal ini sering kali menimbulkan konflik internal tentang ekspektasi loyalitas dan komitmen.
4. Ketersediaan emosional
Hubungan ini mendalam, tetapi hanya nyaman ketika kamu sedang berdua saja. Keintiman selektif ini menunjukkan keengganan untuk memikul tanggung jawab penuh dalam hubungan.
Apakah situationship ini baik?
Baik atau tidak sebuah hubungan, dihubungkan dengan kondisi kedua orang yang menjalani. Hal ini sebagian besar bergantung pada kesadaran dan keselarasan emosional kedua belah pihak yang terlibat.
Menurut Dr. Tugnait, ketika kedua individu secara sadar memilih dinamika ini dan menjaga komunikasi yang jujur tentang harapan mereka, hal ini dapat menjadi kesepakatan yang dapat dikelola.
Namun, seringkali menjadi tidak sehat secara emosional ketika terdapat ketidakselarasan perasaan atau ekspektasi masa depan. Karena hubungan ini didasari tanpa adanya sebuah komitmen.
Kurangnya kejelasan dan komitmen dalam situasi hubungan dapat menyebabkan tekanan emosional, kognitif, dan seksual, yang memengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan, sebagaimana menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Propulsion Technology pada tahun 2023.
Itulah hal-hal yang kamu perlu tahu mengenai situationship di dalam hubungan. Jadi, apakah Sobat Medcom ada yang sedang mengalami situationship?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)