FAMILY

Buah Hati Resah karena Mimpi Buruk, Simak Cara Mengatasinya

Medcom
Selasa 08 November 2022 / 14:11
Jakarta: Pernahkah kamu merasa khawatir dan lelah terhadap anak yang selalu ingin ditemani saat tidurnya? Seringkali anak berteriak minta tolong untuk menemani mereka saat terbangun tapi enggan menceritakan apa yang terjadi. Bisa jadi buah hatimu mengalami mimpi buruk dalam tidurnya.

Satu studi oleh peneliti Belanda menemukan bahwa, 96% dari anak berusia 7 hingga 9 tahun mengalami mimpi buruk, dibandingkan dengan 68% dari anak berusia 4 hingga 6 tahun, sementara 76% dari anak berusia 10 hingga 12 tahun.

"Hampir 70% dari anak-anak mengatakan bahwa mimpi mereka adalah tentang sesuatu yang mereka lihat di TV."

 

Apa sih yang sebenarnya yang menyebabkan anak mimpi buruk?


Mimpi buruk bisa terjadi selama tidur dan banyak anak tidak bangun setelahnya. Namun, sebagian anak bisa terbangun karena mimpi dapat memicu respons tubuh untuk melawan atau lari yang bisa meningkatkan detak jantung.

Setiap sumber stres dapat meningkatkan risiko mimpi buruk. Kelelahan atau kurang tidur juga dapat meningkatkan kemungkinan mengalami mimpi buruk.

Ketika si kecil bangun dengan perasaan takut, rumah mereka bisa tampak menyeramkan dan itu bisa membuat mereka lebih sulit untuk kembali tidur sendirian. Dilansir dari laman Parents.com, psikolog Dawn Huebner, Ph.D., menyatakan, seorang anak mungkin mengalami kesulitan membedakan antara mimpi dan kenyataan, dan menolak mencoba untuk tertidur karena mereka pikir mereka akan kembali ke mimpi buruk.
 

Jadilah orang tua yang pengertian


Jika buah hatimu mengalami mimpi buruk dalam tidurnya, maka yang bisa kamu lakukan adalah memahami rasa khawatirnya dan mencoba menjelaskan bahwa mimpi itu bukanlah hal yang nyata. Tenangkan sang anak, sambil berkata "Aku mengerti apa yang kamu rasakan, tapi dalam kamar ini tak ada orang jahat dan monster mengerikan."

Sebagai orang tua, kamu juga bisa mengatur waktu dan tempat tidur dengan nyaman agar anak bisa tertidur lelap. Kamu juga harus melatih rasa 'santai' pada buah hati, agar ketika ia bermimpi sudah bisa mengatasinya dengan jauh lebih baik.

Jangan mengajarkan untuk menghindar dari rasa takut, karena akan menimbulkan trauma yang lebih parah., Bantu ia untuk menghadapi mimpi buruknya dan jika semua itu tidak bisa kamu lakukan, carilah bantuan psikolog yang kamu percaya.

Nandhita Nur Fadjriah
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH