FAMILY
Harganas: Komunikasi jadi Elemen Penting dalam Pola Asuh Anak
A. Firdaus
Sabtu 29 Juni 2024 / 10:15
Jakarta: Gaya pengasuhan menjadi tonggak tumbuh kembang anak. Orang tua pun harus menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak dalam mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keinginan mereka.
Sehingga terciptalah komunikasi dua arah dalam keluarga, yang menjadi elemen penting dalam pola asuh anak. Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 pada 29 Juni, Orami bagikan temuan dari survei gaya pengasuhan anak di keluarga Indonesia.
Survei Orami diisi oleh 423 responden yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memahami dinamika parenting di zaman modern ini. Berikut beberapa temuan penting dari survei tersebut:
Seiring perkembangan zaman, pola asuh menjadi sangat dinamis dan tidak dapat digeneralisasikan. Survei Orami menemukan bahwa 93% orang tua menjadikan keterbukaan komunikasi elemen paling penting dalam pola asuh. Bahkan ketika menghadapi konflik dengan anak, 56% orang tua mengambil langkah diskusi atau berdialog sebagai pendekatan utama.
Baca juga: Cara Berkomunikasi dengan Anak Remaja Jika Mereka Tidak Ingin Bicara
Keterbukaan komunikasi dinyatakan dapat membantu anak-anak memahami dan mengekspresikan emosi mereka. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang mampu mengungkapkan perasaannya dalam lingkungan keluarga secara terbuka akan lebih sukses dalam aspek akademis dan dapat menangani situasi sosial kompleks secara lebih efektif.
Mayoritas orang tua dalam survei Orami mengedepankan fleksibilitas dan mendengarkan keinginan anak saat hendak mengambil keputusan. Faktanya, 62,4% orang tua menerapkan peraturan yang fleksibel dalam pola asuhnya, ketimbang peraturan yang kaku atau rigid.
Selain itu, 58% Ibu dan 63% Ayah kerap berdiskusi dan mempertimbangkan keinginan anak sebelum membelikan mainan. Kedua temuan ini memberikan indikasi bahwa pola asuh otoritatif semakin diterapkan dalam keluarga Indonesia.
Pada dasarnya, pola asuh otoritatif merupakan gaya pengasuhan yang hangat dan responsif terhadap kebutuhan anak, sambil tetap menetapkan batasan dan aturan yang jelas. Maka dari itu, manfaat pola pengasuhan ini memberikan anak kepercayaan diri lebih tinggi, memiliki kemandirian dan kontrol diri, serta menjalin relasi sosial dengan baik.
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan tempat di mana anak memperoleh hubungan antar-pribadi untuk pertama kalinya sembari memahami peran dan tingkah laku dalam kehidupan bersosial. Dalam membina tumbuh kembang anaknya, orang tua memegang peranan penting untuk menanamkan pentingnya perilaku sosial yang positif, keterampilan sosial, hingga menumbuhkan kemampuan bekerja dalam kelompok.
Dilandasi kepentingan ini, survei Orami menemukan bahwa 42% orang tua merasa aktivitas sosial sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, sehingga mayoritas meluangkan 1 sampai 2 kali dalam seminggu untuk membawa anaknya ke dalam aktivitas yang membantu tumbuh kembang anak di luar sekolah formal.
"Seiring perkembangan zaman, kami melihat orang tua lebih mudah mengakses informasi mengenai parenting, mulai dari pengalaman sesama orang tua hingga media sosial. Support system yang menawarkan interaksi dua arah juga menjadi sumber penguatan bagi orang tua dalam menjalani peran seumur hidup ini," Ferry Tenka, Founder Orami, Chief of Product SIRCLO.
"Sejalan dengan misi Orami, kami telah mengembangkan ekosistem yang mendukung orang tua melalui ribuan konten dan komunitas parenting yang besar guna menciptakan lingkungan yang suportif. Kami berharap kehadiran Orami dapat mendukung misi pemerintah "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas” agar keluarga Indonesia dapat menghadapi tantangan masa depan yang kian dinamis dan berkontribusi pada kemajuan bangsa," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Sehingga terciptalah komunikasi dua arah dalam keluarga, yang menjadi elemen penting dalam pola asuh anak. Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 pada 29 Juni, Orami bagikan temuan dari survei gaya pengasuhan anak di keluarga Indonesia.
Preferensi pola asuh hingga keterampilan sosial bagi pertumbuhan anak
Survei Orami diisi oleh 423 responden yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memahami dinamika parenting di zaman modern ini. Berikut beberapa temuan penting dari survei tersebut:
1. 93% orang tua merasa keterbukaan komunikasi penting dalam pola asuh anak
Seiring perkembangan zaman, pola asuh menjadi sangat dinamis dan tidak dapat digeneralisasikan. Survei Orami menemukan bahwa 93% orang tua menjadikan keterbukaan komunikasi elemen paling penting dalam pola asuh. Bahkan ketika menghadapi konflik dengan anak, 56% orang tua mengambil langkah diskusi atau berdialog sebagai pendekatan utama.
Baca juga: Cara Berkomunikasi dengan Anak Remaja Jika Mereka Tidak Ingin Bicara
Keterbukaan komunikasi dinyatakan dapat membantu anak-anak memahami dan mengekspresikan emosi mereka. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang mampu mengungkapkan perasaannya dalam lingkungan keluarga secara terbuka akan lebih sukses dalam aspek akademis dan dapat menangani situasi sosial kompleks secara lebih efektif.
2. Pola asuh tipe otoritatif: mengedepankan fleksibilitas dan mendengarkan pendapat anak
Mayoritas orang tua dalam survei Orami mengedepankan fleksibilitas dan mendengarkan keinginan anak saat hendak mengambil keputusan. Faktanya, 62,4% orang tua menerapkan peraturan yang fleksibel dalam pola asuhnya, ketimbang peraturan yang kaku atau rigid.
Selain itu, 58% Ibu dan 63% Ayah kerap berdiskusi dan mempertimbangkan keinginan anak sebelum membelikan mainan. Kedua temuan ini memberikan indikasi bahwa pola asuh otoritatif semakin diterapkan dalam keluarga Indonesia.
Pada dasarnya, pola asuh otoritatif merupakan gaya pengasuhan yang hangat dan responsif terhadap kebutuhan anak, sambil tetap menetapkan batasan dan aturan yang jelas. Maka dari itu, manfaat pola pengasuhan ini memberikan anak kepercayaan diri lebih tinggi, memiliki kemandirian dan kontrol diri, serta menjalin relasi sosial dengan baik.
3. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam tumbuh kembang anak
Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan tempat di mana anak memperoleh hubungan antar-pribadi untuk pertama kalinya sembari memahami peran dan tingkah laku dalam kehidupan bersosial. Dalam membina tumbuh kembang anaknya, orang tua memegang peranan penting untuk menanamkan pentingnya perilaku sosial yang positif, keterampilan sosial, hingga menumbuhkan kemampuan bekerja dalam kelompok.
Dilandasi kepentingan ini, survei Orami menemukan bahwa 42% orang tua merasa aktivitas sosial sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak, sehingga mayoritas meluangkan 1 sampai 2 kali dalam seminggu untuk membawa anaknya ke dalam aktivitas yang membantu tumbuh kembang anak di luar sekolah formal.
"Seiring perkembangan zaman, kami melihat orang tua lebih mudah mengakses informasi mengenai parenting, mulai dari pengalaman sesama orang tua hingga media sosial. Support system yang menawarkan interaksi dua arah juga menjadi sumber penguatan bagi orang tua dalam menjalani peran seumur hidup ini," Ferry Tenka, Founder Orami, Chief of Product SIRCLO.
"Sejalan dengan misi Orami, kami telah mengembangkan ekosistem yang mendukung orang tua melalui ribuan konten dan komunitas parenting yang besar guna menciptakan lingkungan yang suportif. Kami berharap kehadiran Orami dapat mendukung misi pemerintah "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas” agar keluarga Indonesia dapat menghadapi tantangan masa depan yang kian dinamis dan berkontribusi pada kemajuan bangsa," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)