End Google Analytics -->
FAMILY

Kepala Perpusnas Rekomendasikan Buku untuk Tingkatkan Minat Baca Keluarga

K. Yudha Wirakusuma
Selasa 21 Maret 2023 / 23:36
Jakarta: Orang tua memegang peranan penting dalam meningkatkan minat baca pada anak. Ada bermacam-macam cara untuk mengenalkan buku kepada anak. Beberapa caranya yaitu,  memperkenalkan buku sejak balita, membacakan dongeng untuk anak dan memberikan hadiah buku untuk anak.

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando pun merekomendasikan buku berjudul ‘99 Cara Menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca’ karya Mary Leonhardt sebagai referensi kiat meningkatkan minat baca keluarga. Dia berharap kualitas SDM Indonesia yang meningkat, tumbuhnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta terwujudnya pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.

“Perpusnas, perpustakaan di daerah, dan komunitas pegiat literasi adalah sebagai influencer dan tutor untuk memberikan akses bacaan yang mudah diperoleh masyarakat dan mendorong mereka untuk menerapkan hasil bacaan tersebut untuk memulai usaha mikro mereka sendiri,” ungkap Syarif Bando dalam Kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat di Kota Banda Aceh, Selasa, 21 Maret 2023.

Dia menuturkan, permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan budaya baca dan kualitas sumber daya manusia adalah kurangnya bahan bacaan yang tersedia bagi masyarakat.

Dirinya mengajak seluruh sivitas akademika dan pemerintah daerah untuk menghasilkan buku-buku ilmu terapan tentang potensi sumber daya alam, sejarah, pariwisata, dan kuliner, yang bermanfaat bagi masyarakat terutama di daerah pedesaan dan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

“Kami hadir di sini bukan mengambil tugas bidang Koperasi dan UKM maupun ekonomi kreatif. Tugas kami adalah menghadirkan buku-buku untuk menciptakan manusia berpengetahuan,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal memberikan dukungan sepenuhnya terhadap rencana strategis yang disusun Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) dalam upaya mewujudkan kecintaan masyarakat terhadap literasi.

Meskipun dengan anggaran yang terbatas, menurut Illiza Perpusnas mampu menunjukkan komitmen melalui kinerja yang selama ini telah dibangun dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul. “Anggaran yang ada di Perpusnas meskipun sedikit mampu dikelola secara transparan dengan akuntabilitas yang luar biasa,” ungkapnya.

Melalui kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat yang digelar di Aula Walikota Banda Aceh tersebut, Illiza berharap akan menambah wawasan, motivasi, dan semangat masyarakat untuk sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan yang didapat melalui literasi.

Untuk mendukung peningkatan akses masyarakat Kota Banda Aceh terhadap layanan perpustakaan, juga diserahkan bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling dari Perpusnas kepada Pemerintah Kota Banda Aceh.

Hal tersebut juga dilakukan dengan menghadirkan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial serta berbagai kolaborasi dengan berbagai stakeholder salah satunya Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh, Amiruddin, saat membacakan sambutan PJ Walikota Banda Aceh mengatakan selama beberapa tahun terakhir Pemerintah Kota Banda Aceh telah berupaya mendorong transformasi perpustakaan. Tidak hanya sekedar mengikuti perkembangan zaman tapi juga memastikan setiap orang memiliki akses ke sumber daya pengetahuan yang dibutuhkan untuk berhasil dan sukses.

“Perubahan paling signifikan yang kami lihat di perpustakaan adalah penekanan pada inklusi sosial. Perpustakaan telah menjadi pusat interaksi sosial di mana masyarakat dapat terhubung, belajar, dan tumbuh bersama. Perpustakaan telah mendorong pertumbuhan ekonomi, membantu UMKM di tingkat desa berkompetisi dalam bisnis global,” jelasnya.

Selain itu Amiruddin juga menjelaskan transformasi perpustakaan di Kota Banda Aceh sudah mengarah pada terbentuknya komunitas. Orang-orang dari semua latar belakang dapat berkumpul untuk berbagi ide, berbagi pengalaman dan perspektif. “Ini sangat penting di dunia sekarang ini di mana isolasi sosial menjadi masalah yang terus berkembang”, imbuhnya.

Sejalan dengan apa yang dikatakan Kepala Perpusnas tentang 5 tingkatan literasi, Amiruddin mengatakan bahwa selain kemampuan membaca, akses terhadap bahan bacaan, kemampuan memahami yang tersirat dari yang tersurat, masyarakat juga harus mampu berinovasi dan kreatif serta mampu menciptakan barang dan jasa.

“Di masa mendatang kita menghadapi tantangan mengenali nilai warisan budaya. Hal ini dapat berdampak pada sulitnya berinvestasi dalam keterampilan dan pengetahuan tentang menghasilkan produk-produk lokal yang berkualitas,” terangnya.

Deputi Bidang Pengembangan Bahan Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar yang hadir sebagai narasumber mengatakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Sosial menghadirkan perpustakaan di tengah masyarakat untuk mentransfer pengetahuan kepada masyarakat.

“Perpustakaan menjadi ruang terbuka di mana setiap orang bisa belajar kontekstual. Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat berbagi pengalaman tapi juga ruang untuk meningkatkan keterampilan hidup,” terangnya.

Adin Bondar menambahkan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial menjadi instrumen sosial di mana setiap orang bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat marjinal melalui konten-konten terapan.

Frendy Adrianto yang merupakan pegiat literasi Taman Baca Gampong Ateuk Banda Aceh menjelaskan saat ini kesulitan mendapatkan buku-buku ilmu pengetahuan umum menjadi salah satu hambatan bagi taman baca yang dikelolanya.

“Perlu adanya pendampingan untuk kami tentang bagaimana kami bisa mendapatkan berbagai bentuk bantuan pengembangan taman baca yang kami kelola. Mungkin banyak aturan yang belum kami pahami untuk mendapatkan bantuan dari perpustakaan,” pungkasnya.
(YDH)

MOST SEARCH