FAMILY
Acha Septriasa Pakai Tagar Co-Parenting di Postingan Anak, Apa Artinya?
Aulia Putriningtias
Kamis 07 Agustus 2025 / 15:31
Jakarta: Baru-baru ini, artis ternama Acha Septriasa mengunggah postingan kedekatannya dengan sang putri, Bridgia Kalina Kharisma alias Brie. Pada postingan tersebut, Acha menaruh tagar #coparenting yang membuat warganet bertanya-tanya artinya.
Dilansir dalam Verywell Mind, co parenting adalah sebuah bentuk kerja sama antara dua orang tua dalam membesarkan anak, meskipun tidak sedang dalam hubungan romansa atau sepasang suami istri.
Baca juga: Weton Tulang Wangi Lengkap dengan Kepribadian di Dalamnya
Pada konteks ini, meski berpisah, orang tua tetap membesarkan anak dengan senang hati.
"Anak-anak sering kali kesulitan menghadapi perubahan dalam keluarga mereka, dan penambahan, pengurangan, atau transisi figur orang tua bisa sangat sulit bagi mereka," ujar Psikolog Klinis dan Profesor di Yeshiva University, Sabrina Romanoff, PsyD.
Diperkirakan 40 persen anak di Amerika Serikat tidak tinggal bersama keluarga yang terdiri dari dua orang tua kandung yang menikah. Namun, untuk data di Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara pasti.

(Para peneliti mengungkapkan bahwa si kecil yang mengalami co-parenting kooperatif ini berkaitan dengan harga diri yang lebih tinggi, peningkatan prestasi akademik, dan kesehatan mental yang terjaga. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Ternyata, co parenting tidak hanya ada satu jenis. Para peneliti pun menemukan setidaknya tiga jenis utama hubungan co parenting, antara lain:
Co parenting ini di mana sering terjadi konflik dan komunikasi yang buruk satu sama lain. Model pengasuhan ini sebenarnya dapat meningkatkan risiko anak memiliki masalah perilaku dan gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan tekanan psikologis.
"Pengasuhan bersama yang berkonflik dapat menyulitkan anak-anak, karena mereka mungkin merasa terjebak di tengah-tengah perselisihan orangtua mereka," dikutip dalam penelitian Co-parenting after marital dissolution and children's mental health: a systematic review oleh Lamela D dan Figueiredo B.
Model ini terjadi ketika kedua orang tua bekerja sama untuk membuat keputusan terkait kesejahteraan anak mereka. Komunikasi cenderung teratur dan baik. Pengasuhan bersama yang kooperatif dapat bermanfaat bagi anak-anak karena menyediakan lingkungan yang stabil, konsisten, dan suportif.
Co parenting yang kooperatif akan membawa dampak baik juga untuk sang anak. Para peneliti mengungkapkan bahwa si kecil yang mengalami co parenting kooperatif ini berkaitan dengan harga diri yang lebih tinggi, peningkatan prestasi akademik, dan kesehatan mental yang terjaga.
Baca juga: Ini Dia Karakter Si Selasa Legi!
Pada co parenting pararel, kedua orang tua beroperasi secara independen dengan melakukan sedikit komunikasi dan keterlibatan yang minim satu sama lain.
Rutinitas rumah tangga dan aturan pengasuhan mereka seringkali berbeda satu sama lain, yang dapat menyebabkan kurangnya konsistensi dalam kehidupan anak. Kesamaan dalam aturan atau rutinitas seringkali tidak direncanakan atau disengaja.
Itulah beberapa jenis dari co parenting. Masih belum diketahui jenis co parenting seperti apa yang dilakukan oleh Acha Septriasa, tetapi untuk mencapai kesuksesan co parenting, komunikasi dan keterlibatan satu sama lain yang komunikatif sangat penting demi kesejahteraan si kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Dilansir dalam Verywell Mind, co parenting adalah sebuah bentuk kerja sama antara dua orang tua dalam membesarkan anak, meskipun tidak sedang dalam hubungan romansa atau sepasang suami istri.
Baca juga: Weton Tulang Wangi Lengkap dengan Kepribadian di Dalamnya
Pada konteks ini, meski berpisah, orang tua tetap membesarkan anak dengan senang hati.
"Anak-anak sering kali kesulitan menghadapi perubahan dalam keluarga mereka, dan penambahan, pengurangan, atau transisi figur orang tua bisa sangat sulit bagi mereka," ujar Psikolog Klinis dan Profesor di Yeshiva University, Sabrina Romanoff, PsyD.
Diperkirakan 40 persen anak di Amerika Serikat tidak tinggal bersama keluarga yang terdiri dari dua orang tua kandung yang menikah. Namun, untuk data di Indonesia sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Jenis-jenis co-parenting

(Para peneliti mengungkapkan bahwa si kecil yang mengalami co-parenting kooperatif ini berkaitan dengan harga diri yang lebih tinggi, peningkatan prestasi akademik, dan kesehatan mental yang terjaga. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Ternyata, co parenting tidak hanya ada satu jenis. Para peneliti pun menemukan setidaknya tiga jenis utama hubungan co parenting, antara lain:
1. Co-parenting berkonflik
Co parenting ini di mana sering terjadi konflik dan komunikasi yang buruk satu sama lain. Model pengasuhan ini sebenarnya dapat meningkatkan risiko anak memiliki masalah perilaku dan gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan tekanan psikologis.
"Pengasuhan bersama yang berkonflik dapat menyulitkan anak-anak, karena mereka mungkin merasa terjebak di tengah-tengah perselisihan orangtua mereka," dikutip dalam penelitian Co-parenting after marital dissolution and children's mental health: a systematic review oleh Lamela D dan Figueiredo B.
2. Co-parenting kooperatif
Model ini terjadi ketika kedua orang tua bekerja sama untuk membuat keputusan terkait kesejahteraan anak mereka. Komunikasi cenderung teratur dan baik. Pengasuhan bersama yang kooperatif dapat bermanfaat bagi anak-anak karena menyediakan lingkungan yang stabil, konsisten, dan suportif.
Co parenting yang kooperatif akan membawa dampak baik juga untuk sang anak. Para peneliti mengungkapkan bahwa si kecil yang mengalami co parenting kooperatif ini berkaitan dengan harga diri yang lebih tinggi, peningkatan prestasi akademik, dan kesehatan mental yang terjaga.
Baca juga: Ini Dia Karakter Si Selasa Legi!
3. Co-parenting pararel
Pada co parenting pararel, kedua orang tua beroperasi secara independen dengan melakukan sedikit komunikasi dan keterlibatan yang minim satu sama lain.
Rutinitas rumah tangga dan aturan pengasuhan mereka seringkali berbeda satu sama lain, yang dapat menyebabkan kurangnya konsistensi dalam kehidupan anak. Kesamaan dalam aturan atau rutinitas seringkali tidak direncanakan atau disengaja.
Itulah beberapa jenis dari co parenting. Masih belum diketahui jenis co parenting seperti apa yang dilakukan oleh Acha Septriasa, tetapi untuk mencapai kesuksesan co parenting, komunikasi dan keterlibatan satu sama lain yang komunikatif sangat penting demi kesejahteraan si kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)