FAMILY

Mengembalikan Kebahagiaan si Kecil dalam Keluarga

A. Firdaus
Jumat 23 Juli 2021 / 14:08
Untuk kedua kalinya, Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh tiap 23 Juli harus dialami si kecil dalam kondisi pandemi covid-19. Mengenaskan memang, lantaran masa kecil mereka tidak sejatinya dilakukan serba terbatas.

Sedikit mengingat masa anak-anak, bagaimana kita sewaktu kecil melakukan aktivitas normal. Sejak pagi bersekolah secara tatap muka, bertemu guru dan teman sekolah. Siang hari kita berisirahat sejenak di rumah untuk bisa melanjutkan aktivitas nanti. Sore harinya, kita bermain bersama teman sekampung, entah itu bermain kelereng atau pun sepakbola.

Begitu indahnya masa kanak-kanak kita, namun sayangnya tak dialami oleh anak-anak kita saat ini. Yang harus bangun pagi untuk sekolah dengan membuka smartphone, bertemu guru via online, dan menyapa teman tanpa merangkul. Simpel memang kegiatan yang mereka lakukan, tapi yang dirasakan mereka tak sepuas apa yang kita lalui saat itu.

Huft, tak banyak aktivitas yang bisa dijelajahi oleh si kecil. Tapi setidaknya sebagai orang tua, sudah sepatutnya kita mengembalikan kebahagiaan mereka, yang hilang dalam setahun belakangan ini.
 

Ajak mereka menerapkan Protokol Kesehatan


Satu hal yang perlu pertama kali kita lakukan kepada anak adalah mengajak mereka menerapkan protokol kesehatan. Cara ini menjadi penting, karena pandemi ini, terutama varian delta, sudah mengincar anak-anak.

Data yang disebar dari Satgas Penanganan Covid-19 secara komulatif hingga 16 Juli 2021, ada 777 anak di Indonesia meninggal dunia akibat virus korona. Sebanyak 351 ribu anak di Indonesia terpapar covid-19.



Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid berpesan, agar orang tua selalu menjaga anak-anak mereka melalui penerapan protokol kesehatan.

"Artinya anak-anak jangan dihadapkan pada risiko penularan Covid-19 seperti dibawa melakukan perjalanan, diajak makan di luar rumah. Kita tahu risiko penularan itu sangat besar saat beraktivitas di luar rumah,” imbau dr. Nadia seperti dilansir situs Covid19.go.id.

Baca juga: 5 Tips Membangun Suasana Rumah yang Positif untuk Kesehatan Mental Anak

Selain mengajak anak menerapkan protokol kesehatan 5M, pemerintah juga telah berupaya memberikan perlindungan melalui vaksinasi Covid-19 bagi anak dan remaja usia 12-17 tahun. Namun permasalahan kompleks akibat Covid-19 perlu ditanggulangi bersama.

"Target capaian herd immunity kita bertambah dari sebelumnya 181,5 juta sasaran menjadi 208 juta sasaran karena sudah boleh memvaksinasi anak dan remaja usia 12-17 tahun," terang dr. Nadia.

Pelaksanaan vaksinasi dengan sasaran usia 12-17 dilaksanakan di fasilitas layanan kesehatan serta di sekolah-sekolah. Pemerintah bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk memberikan layanan vaksinasi.

"Distribusi vaksin yang saat ini dilakukan juga sudah termasuk untuk alokasi vaksinasi remaja kita,” tambah dr. Nadia.
 

Keluarga sebagai pendidikan pertama untuk anak


Sejak dulu, pendidikan pertama anak didapat dari orang tua. Sejak balita mereka kita perkenalkan pada dunia, sebelum sampai pada waktunya kita lepas mereka untuk belajar di sekolah.

Tapi khusus pada saat ini, Covid-19 memaksa anak-anak kita untuk lebih lama 'bersekolah di rumah'. Maksudnya baik, menghindari si kecil dari paparan covid-19, karena berada di sekolah anak-anak justru rentan terpapar.

Sebagai orang tua, sudah barang tentu, kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh menambah beban kita, terutama yang masih memiliki anak dengan pendampingan. Seperti PAUD, TK, atau Sekolah Dasar.



Tapi bagaimanapun, kita harus tetap mendukung anak-anak melakukan PJJ dengan cara mendampingi mereka secara sabar. Sebab, peran kita sangat berharga dalam tumbuh kembang si kecil, baik psikologis maupun pendidikannya.

Sambil mendukung anak-anak melakukan PJJ, ada kabar baik tentang wacana pemerintah untuk terus mengupayakan agar anak-anak Indonesia mendapatkan hak pendidikan yang berkualitas. Setelah situasi mereda, diupayakan secepat mungkin agar sekolah segera melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Baca juga: 5 Ide Keluarga di Momen Hari Anak Nasional

"Tapi memang hal ini masih perlu mempertimbangkan dan menyesuaikan dengan kondisi pandemi," terang Jumeri STP. Msi., Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis 22 Juli 2021.

Bagi sekolah-sekolah juga diminta agar memanggil anak-anak yang paling rentan untuk ke sekolah dengan sangat terbatas, guna mendapatkan bimbingan khusus.

"Kami juga menyederhanakan kurikulum agar beban belajar anak-anak kita tidak terlalu berat, sehingga hanya materi-materi yang paling esensial yang perlu diajarkan," ujar Jumeri.

"Ketika nanti sudah bisa PTM Terbatas, guru-guru juga diharapkan membimbing orang tua mengenai langkah-langkah menangani putra-putri mereka di rumah. Karena kita menyadari, tidak semua orang tua punya kemampuan mendampingi putra-putrinya di rumah," sambungnya.
 

Ciptakan suasana senyaman mungkin di rumah


Menciptakan suasana yang nyaman untuk anak juga menjadi tantangan buat orang tua pada masa pandemi ini. Untuk itu sesekali kita memikirkan agar bisa membuat anak bahagia, dengan cara mereka. Salah satunya dengan bermain.

Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog dan Ketua Ikatan Psikologi Klinis Jakarta pernah berkata, tak jarang orang tua memandang bahwa bermain justru memberikan dampak buruk pada performa anak di sekolah.

Sehingga terkadang orang tua membatasi anak untuk bermain. Namun sebenarnya bermain ternyata memiliki manfaat bagi tumbuh kembang anak.




 
“Tidak hanya penting bagi tumbuh kembang anak, bermain berikan banyak manfaat seperti memperkaya wawasan tentang solusi masalah, meningkatkan rasa keberhasilan, mengasah koordinasi motorik, dan mengasah kemampuan sosial,” ujar psikolog yang akrab disapa Nina ini.

Lebih lanjut, Nina juga menjelaskan mengenai tiga konsep seputar dunia bermain anak. Pertama adalah Mainan, yaitu alat yang digunakan, bisa merupakan hasil karya anak. Kedua adalah Permainan, yaitu aktivitas yang diciptakan, bisa membutuhkan mainan ataupun tanpa mainan. Ketiga adalah Bermain, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan memberikan banyak manfaat bagi anak.

Jadi tak ada salahnya, baik ayah atau pun bunda untuk bisa menyisihkan waktunya bermain bersama anak, meski dilakukan secara bergantian. Sebab, itu menjadi salah satu cara mengembalikan kebahagiaan mereka yang mungkin sempat hilang selama pandemi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH