FAMILY

Moms! Kenali Sensitivitas terhadap Bau yang Meningkat selama Kehamilan

A. Firdaus
Sabtu 27 Desember 2025 / 13:10
Jakarta: Kehamilan membawa berbagai perubahan pada tubuh. Sebut saja payudara dan perut membesar, kulit bercahaya, hingga banyak emosi.

Mungkin Moms juga menyadari bahwa indra penciuman menjadi lebih sensitif, terutama pada awal kehamilan. Studi menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga ibu hamil lebih sensitif terhadap bau, dan tidak selalu dalam arti yang baik.

Dilansir dari BabyCenter, para ahli mengatakan bahwa bau yang tidak sedap tersebut mungkin menjadi pemicu mual pagi. Salah satu teori utama adalah bahwa perubahan hormon memainkan peran besar. Hormon seperti human chorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi setelah sel telur menempel di dinding rahim, bisa membuat indra penciuman lebih tajam.

Hal ini sesuai dengan laporan banyak ibu hamil yang mengalami perubahan penciuman di awal kehamilan. Selain itu, peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat memodulasi neuron reseptor penciuman dan mengubah pemrosesan saraf di daerah otak penciuman yang menyebabkan hiperosmia.
Hiperosmia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan indra penciuman. Artinya, hidung menjadi lebih sensitif dalam mendeteksi bau. Hiperosmia sejati sangat jarang terjadi.

Hal ini mungkin terkait dengan kondisi yang memengaruhi bagian otak yang mendeteksi bau, seperti epilepsi atau migrain. Namun, selama kehamilan kepekaan yang lebih tinggi terhadap bau mungkin memiliki fungsi perlindungan.

Hidung yang lebih peka dapat memperingatkan tentang sesuatu yang berpotensi berbahaya bagi bayi sebelum memakannya. Hal ini seperti mekanisme alami tubuh untuk melindungi janin dari racun atau makanan yang tidak aman.
 

Kapan kepekaan penciuman yang meningkat selama kehamilan mulai terjadi?


Sebagian besar pengetahuan tentang peningkatan indra penciuman berasal dari laporan ibu hamil sendiri. Dan sebagian besar ibu hamil yang melaporkan aroma yang lebih intens mengatakan hal itu terjadi pada tahap awal kehamilan mereka.

“Meskipun individu hamil secara subjektif melaporkan peningkatan sensitivitas penciuman, mereka menunjukkan gangguan dalam mengidentifikasi bau, dengan wanita hamil pada trimester pertama menunjukkan defisit yang paling menonjol,” kata Shannon Smith, dokter kandungan dan kebidanan berbasis di Boston.

Dalam bahasa awam mungkin mencium bau yang kuat, tetapi tidak dapat mengenali apa bau tersebut. Pada tahap kehamilan yang lebih lanjut, indra penciuman mungkin sebenarnya berkurang.

Hal ini disebabkan oleh pembengkakan jaringan di sekitar tubuh dan hidung akibat peningkatan aliran darah. Saat hidung membengkak, menjadi lebih tersumbat. Mirip dengan saat pilek, hidung yang tersumbat membuatnya lebih sulit untuk mendeteksi bau.

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH