FAMILY
Hari Kesehatan Sedunia 2025: 7 Kiat Tingkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Mia Vale
Minggu 06 April 2025 / 13:00
Jakarta: Hari Kesehatan Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 7 April, berfungsi sebagai pengingat untuk memrioritaskan masalah kesehatan global yang mendesak.
Tema untuk tahun 2025 berkisar pada peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, area penting yang memerlukan intervensi tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 800 wanita meninggal setiap hari akibat penyebab yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan, sementara jutaan bayi baru lahir tetap berisiko pada bulan pertama kehidupan mereka.
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir merupakan fondasi masyarakat yang sehat. Melalui NDTV, WHO menekankan bahwa peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, gizi, pendidikan, dan kebersihan yang berkualitas dapat secara signifikan mengurangi angka kematian ibu dan komplikasi pada bayi.
Nah, memeringati Hari Kesehatan Sedunia ini, yuk, kita bahas kiat-kiat untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu dan bayi serta mendukung awal yang lebih sehat untuk generasi mendatang.
Perawatan antenatal sejak awal dan konsisten memungkinkan deteksi dini komplikasi seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, atau infeksi. WHO merekomendasikan setidaknya delapan kali kunjungan prenatal untuk memastikan kesejahteraan ibu dan anak.
Pola makan ibu berdampak langsung pada perkembangan janin. Makanan kaya nutrisi, seperti sayuran berdaun hijau, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, susu, dan protein rendah lemak, membantu mencegah cacat lahir dan memastikan penambahan berat badan yang sehat. Suplemen zat besi, asam folat, dan kalsium sangat penting selama kehamilan.
Baca juga: Peran Penting Layanan Kesehatan Digital yang Inovatif demi Wujudkan Indonesia Sehat 2045
.jpg)
(Dalam laman National Institures of Helath perawatan prenatal dan persalinan serta perawatan pascapersalinan dini dianggap sebagai bagian dari keseluruhan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Melahirkan di fasilitas kesehatan yang lengkap dengan tenaga profesional terlatih dapat mengurangi risiko terkait komplikasi persalinan. Menurut WHO, persalinan dengan tenaga terampil merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Infeksi selama dan setelah melahirkan merupakan ancaman besar bagi ibu dan bayi baru lahir. Tangan yang bersih, peralatan yang steril, dan praktik persalinan yang higienis dapat mencegah kondisi yang mengancam jiwa seperti sepsis. Penggunaan perlengkapan persalinan yang bersih sangat dianjurkan oleh organisasi kesehatan.
Kesehatan mental ibu sering kali tidak diperhatikan. Depresi dan kecemasan selama atau setelah kehamilan dapat memengaruhi ikatan ibu-bayi dan perkembangan anak. WHO menganjurkan pemeriksaan dan konseling rutin untuk mendukung kesejahteraan emosional.
Dukungan keluarga memainkan peran besar dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Mendidik pasangan dan pengasuh tentang praktik yang aman, tanda-tanda peringatan, dan nutrisi menumbuhkan lingkungan yang lebih terinformasi dan mendukung.
Pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah lahir dan secara eksklusif selama enam bulan pertama memperkuat kekebalan tubuh bayi dan menyediakan nutrisi penting. Pemberian ASI eksklusif juga menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium pada ibu. Untuk itu diperlukan bantuan dari ahli laktasi atau dokter anak, dan dukungan dari keluarga dekat dan lingkungan ibu menyusui.
Perawatan tidak berakhir setelah melahirkan. Enam minggu pertama pascapersalinan sangat penting. Pemantauan perdarahan, infeksi, dan penambahan berat badan bayi membantu mengidentifikasi masalah sejak dini. WHO merekomendasikan setidaknya tiga kali kunjungan pascanatal selama periode ini untuk hasil kesehatan yang optimal.
Sekali lagi, pada Hari Kesehatan Sedunia 2025, mari perbarui komitmen kita untuk melindungi kehidupan ibu dan bayi baru lahir. Langkah-langkah sederhana namun berdampak, seperti pemeriksaan rutin, nutrisi, dukungan kesehatan mental, dan pendidikan, dapat mengubah hasil. Ibu bahagia, bayi pun sehat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tema untuk tahun 2025 berkisar pada peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, area penting yang memerlukan intervensi tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 800 wanita meninggal setiap hari akibat penyebab yang dapat dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan, sementara jutaan bayi baru lahir tetap berisiko pada bulan pertama kehidupan mereka.
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir merupakan fondasi masyarakat yang sehat. Melalui NDTV, WHO menekankan bahwa peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, gizi, pendidikan, dan kebersihan yang berkualitas dapat secara signifikan mengurangi angka kematian ibu dan komplikasi pada bayi.
Nah, memeringati Hari Kesehatan Sedunia ini, yuk, kita bahas kiat-kiat untuk meningkatkan hasil kesehatan ibu dan bayi serta mendukung awal yang lebih sehat untuk generasi mendatang.
1. Pastikan pemeriksaan prenatal rutin
Perawatan antenatal sejak awal dan konsisten memungkinkan deteksi dini komplikasi seperti diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, atau infeksi. WHO merekomendasikan setidaknya delapan kali kunjungan prenatal untuk memastikan kesejahteraan ibu dan anak.
2. Pola makan seimbang dan bergizi
Pola makan ibu berdampak langsung pada perkembangan janin. Makanan kaya nutrisi, seperti sayuran berdaun hijau, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, susu, dan protein rendah lemak, membantu mencegah cacat lahir dan memastikan penambahan berat badan yang sehat. Suplemen zat besi, asam folat, dan kalsium sangat penting selama kehamilan.
Baca juga: Peran Penting Layanan Kesehatan Digital yang Inovatif demi Wujudkan Indonesia Sehat 2045
3. Dorong persalinan di institusi
.jpg)
(Dalam laman National Institures of Helath perawatan prenatal dan persalinan serta perawatan pascapersalinan dini dianggap sebagai bagian dari keseluruhan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Melahirkan di fasilitas kesehatan yang lengkap dengan tenaga profesional terlatih dapat mengurangi risiko terkait komplikasi persalinan. Menurut WHO, persalinan dengan tenaga terampil merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
4. Terapkan kebersihan dan sanitasi yang baik
Infeksi selama dan setelah melahirkan merupakan ancaman besar bagi ibu dan bayi baru lahir. Tangan yang bersih, peralatan yang steril, dan praktik persalinan yang higienis dapat mencegah kondisi yang mengancam jiwa seperti sepsis. Penggunaan perlengkapan persalinan yang bersih sangat dianjurkan oleh organisasi kesehatan.
5. Kesehatan mental selama dan setelah hamil
Kesehatan mental ibu sering kali tidak diperhatikan. Depresi dan kecemasan selama atau setelah kehamilan dapat memengaruhi ikatan ibu-bayi dan perkembangan anak. WHO menganjurkan pemeriksaan dan konseling rutin untuk mendukung kesejahteraan emosional.
Dukungan keluarga memainkan peran besar dalam kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Mendidik pasangan dan pengasuh tentang praktik yang aman, tanda-tanda peringatan, dan nutrisi menumbuhkan lingkungan yang lebih terinformasi dan mendukung.
6. Pemberian ASI eksklusif sejak dini
Pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah lahir dan secara eksklusif selama enam bulan pertama memperkuat kekebalan tubuh bayi dan menyediakan nutrisi penting. Pemberian ASI eksklusif juga menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium pada ibu. Untuk itu diperlukan bantuan dari ahli laktasi atau dokter anak, dan dukungan dari keluarga dekat dan lingkungan ibu menyusui.
7. Berikan perawatan pascanatal
Perawatan tidak berakhir setelah melahirkan. Enam minggu pertama pascapersalinan sangat penting. Pemantauan perdarahan, infeksi, dan penambahan berat badan bayi membantu mengidentifikasi masalah sejak dini. WHO merekomendasikan setidaknya tiga kali kunjungan pascanatal selama periode ini untuk hasil kesehatan yang optimal.
Sekali lagi, pada Hari Kesehatan Sedunia 2025, mari perbarui komitmen kita untuk melindungi kehidupan ibu dan bayi baru lahir. Langkah-langkah sederhana namun berdampak, seperti pemeriksaan rutin, nutrisi, dukungan kesehatan mental, dan pendidikan, dapat mengubah hasil. Ibu bahagia, bayi pun sehat!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)