FAMILY

Jangan Dilakukan! Ini 5 Kondisi yang Bikin Kepercayaan Diri Anakmu Hancur

A. Firdaus
Selasa 14 Januari 2025 / 12:15
Jakarta: Kepercayaan diri adalah fondasi bagi pertumbuhan emosional dan sosial anak. Hal ini mengajarkan mereka untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan percaya pada kemampuan mereka.

Namun, perilaku tertentu, yang sebagian besar tidak disengaja, dapat mengikis kualitas penting ini. Berikut adalah lima hal yang tanpa disadari dapat merusak kepercayaan diri anak dan cara menghindarinya, seperti yang dibagikan Times of India.
 

Luka tak terlihat dari kritik yang terus-menerus


Anak-anak tumbuh dengan dorongan, tetapi kritik yang terus menerus dapat meninggalkan bekas luka emosional yang tak terlihat. Mengoreksi kesalahan memang penting, tapi jika nadanya kasar atau terlalu sering, hal itu bisa membuat anak mempertanyakan kemampuannya.

Fokuslah pada umpan balik yang membangun. Alih-alih mengatakan, “Kamu selalu membuat berantakan,” cobalah, “Ayo kita cari cara untuk merapikannya lain kali.”
 

Membandingkan mereka dengan orang lain


Pernyataan seperti, “Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?” dapat sangat menyakiti hati anak. Perbandingan membuat anak merasa tidak mampu dan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang yang dibandingkan.

Kiat rayakan lah kekuatan dan kelebihan unik anakmu. Ganti perbandingan dengan pujian yang bersifat personal, seperti, “Saya suka betapa kreatifnya idemu!
 

Perlindungan yang berlebihan


Meskipun wajar jika kamu ingin melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan, perlindungan yang berlebihan dapat menghalangi kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan.

Anak-anak yang tidak diizinkan melakukan kesalahan dapat tumbuh dengan meragukan kemampuan mereka. Biarkan mereka menyelesaikan masalah kecil secara mandiri.

Mulailah dengan tugas-tugas yang mudah dilakukan seperti mengemas tas sekolah atau menyelesaikan konflik kecil dengan teman.


Mengabaikan prestasi anak


Tidak mengakui usaha atau keberhasilan anak, baik besar maupun kecil, dapat membuat mereka merasa kurang dihargai. Lama kelamaan, mereka mungkin akan berhenti mencoba karena mereka merasa usaha mereka tidak penting. Rayakan pencapaian, bahkan yang kecil sekalipun.

Ucapan sederhana, “Aku bangga padamu karena sudah mencoba!” akan sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri mereka.
 

Memberi label negatif


Menyebut anak 'malas', 'pemalu', atau 'canggung' mungkin terlihat tidak berbahaya pada saat itu, tetapi label seperti itu dapat melekat dan membentuk persepsi diri mereka.

Seiring waktu, mereka mungkin akan menginternalisasi kata-kata tersebut dan mulai percaya bahwa kata-kata itu mendefinisikan siapa mereka. Fokuslah pada perilaku, bukan sifat. Daripada mengatakan, “Kamu malas sekali,” cobalah, “Ayo kita berusaha untuk lebih proaktif dalam mengerjakan tugas-tugasmu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH