FAMILY

Kasus Ibu Aniaya 3 Anaknya di Brebes, Psikolog: Akibat Stres Berkelanjutan

Raka Lestari
Rabu 23 Maret 2022 / 17:16
Jakarta: Beberapa hari belakangan ini linimasa ramai membicarakan kejadian seorang ibu di Dukuh Sukarewa, Desa Tonjog, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sang ibu tega menganiaya tiga anak kandungnya sendiri. Kejadian itu terjadi pada Minggu, 20 Maret 2022.

Satu anak meninggal dunia, sedangkan dua lainnya terluka. Motif dari perilaku sang ibu berinisial KU disebut-sebut karena adanya masalah ekonomi. Diketahui bahwa sang suami sering menganggur, sehingga dirinya yang harus banting tulang untuk menghidupi keluarga.

“Menurut pandangan saya, kita sebagai orang di luar hindari melakukan judgement karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada ibu itu,” ujar Nafisa Alif A, M.Psi selaku Psikolog Keluarga, dalam Online Media Gathering Mama's Choice, pada Rabu, 23 Maret 2022.

Menurut Nafisa, kita tidak tahu apa masalah yang ibu itu alami, kemudian bagaimana dinamika pemaknaan ibu itu terhadap masalah yang menimpanya.

"Saya sempat baca ibu ini bilang kalau tidak ada orang yang tahu apa yang sudah ia alami sejak kecil. Berarti ada sesuatu yang bertumpuk,” ungkap Nafisa.

Salah satu yang mungkin bisa menjadi pemicunya adalah stres yang mungkin saja dialami. Stres yang berkelanjutan itu bisa memunculkan stres-stres yang lebih berat dan mengarah ke gangguan psikologis tertentu dan seiringnya menjadi depresi.

"Ketika stres tidak ditangani, akan memicu stres berkelanjutan,” ujar Nafisa.

Lebih lanjut, Nafisa mengatakan, emosi terbentuk dari faktor biologis dan sosial. Ada orang-orang yang kecemasannya menurun dari keluarga, dikombinasikan dari lingkungan.

"Dan memang itu bisa faktor dari turunan. Bisa juga dari faktor sosial. Mungkin ada keluarga yang disfungsi, misalnya KDRT atau perceraian,” kata Nafisa.

Selain itu menurut Nafisa ada juga faktor psikologis yang memengaruhi emosi seseorang. Ada memang orang-orang yang secara kemampuan sulit melakukan manajemen emosi.

“Orang-orang dengan kecerdasan tertentu mungkin sulit untuk memilih alternatif-alternatif tertentu,” ungkapnya.

“Pandangan saya mengenai kasus di Brebes itu memang yang dia lakukan kurang tepat. Akan tetapi, balik lagi kita tidak tahu apa yang dia alami. Apalagi tuntutan masalah di masa pandemi ini lebih besar. Masalah keuangan bisa memicu hal-hal tersebut dan masalah emosional bisa muncul dari mana saja,” tutup Nafisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH