FAMILY

Wajib Tahu! Pengaruh Diabetes pada Kehamilan dan Risikonya bagi Bayi

Mia Vale
Senin 06 November 2023 / 07:00
Jakarta: Dalam kebanyakan kasus, wanita dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 bisa hamil tanpa masalah. Namun, tetap ada risiko tertentu bagi ibu dan bayinya. Untungnya, risiko ini dapat dikurangi secara signifikan dengan perencanaan yang baik dan perawatan yang optimal oleh dokter dan staf medis spesialis sebelum dan selama kehamilan.

Yang perlu diketahui, wanita penderita diabetes harus melakukan semua pemeriksaan penting selama kehamilan dan memberikan perhatian khusus pada kadar gula darahnya. Pasalnya, fluktuasi tingkat hormon dapat menghambat pengelolaan yang baik. Wanita dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 harus merencanakan untuk melahirkan di pusat perinatal.
 

Kehamilan dengan diabetes

Seperti yang dijelaskan melalui laman Diabinfo, wanita dengan diabetes tipe 1 atau tipe 2 harus memperhatikan nilai darah berikut selama kehamilan:

- Sebelum makan: 65-95 mg/dl (3,6-5,3 mmol/l) 1 jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dl (kurang dari 7,8 mmol/l)

- 2 jam setelah makan: kurang dari 120 mg/dl (kurang dari 6,7 mmol/l)

- Sebelum tidur (kira-kira pukul 22.00-23.00) 90-120 mg/dl (5.0-6.7 mmol/l)

- Pada malam hari (kira-kira pukul 02.00-04.00): Di atas 65 mg/dl (di atas 3,6 mmol/l)


(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)


Alat pengukur gula darah yang aman dan andal harus digunakan untuk tes gula darah mandiri. Kadar gula darah dan kebutuhan insulin berubah selama kehamilan hingga persalinan karena hormon kehamilan. 

Selama trimester pertama, jumlah insulin yang dibutuhkan menurun. Pada masa ini, ibu hamil harus mengurangi suntikan insulin untuk mencegah rendahnya kadar gula darah. 

Setelah itu, kebutuhan insulin meningkat pesat selama trimester ke-2 dan kemudian turun drastis lagi setelah melahirkan. Pada trimester pertama, terdapat peningkatan risiko gula darah rendah (hipoglikemia), terutama pada malam hari. 

Untuk membantu memperkirakan risiko gula darah rendah di malam hari, kadar gula darah dapat diperiksa sekitar pukul 11 malam. Jika angkanya kurang dari 110 mg/dl (kurang dari 6,1 mmol/l), risikonya pun meningkat. Wanita hamil harus memberi tahu orang-orang terdekatnya dan pasangannya tentang apa yang harus dilakukan jika kadar gula darah sangat rendah.
 

Risiko bagi ibu dan bayi

Jika kadar gula darah terlalu tinggi selama kehamilan, anak bisa menjadi terlalu besar dan berat (berat lahir melebihi 4500 gram). Hal ini dapat menyebabkan komplikasi saat melahirkan atau operasi caesar. 

Tak hanya itu, Prof. Dr. oec. troph. Sandra Hummel, mengatakan kalau komplikasi bisa saja terjadi. Beberapa komplikasi yang berhubungan dengan diabetes, misalnya memengaruhi mata, ginjal, atau saraf, dapat menjadi lebih parah selama kehamilan dan harus ditangani sedini mungkin.

Pada tahap akhir kehamilan, bumil juga bisa mengalami tekanan darah tinggi. Dalam hal ini, tes tekanan darah mandiri dapat dilakukan setiap hari. Wanita hamil dengan diabetes lebih mungkin mengalami infeksi pada organ genital dan saluran kemih, yang dapat menyebabkan kelahiran prematur. Untuk alasan ini, pengujian rutin sangat dianjurkan.

Preeklamsia, juga dikenal sebagai gestosis atau keracunan kehamilan, merupakan kondisi yang sangat serius. Hal ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan peningkatan ekskresi protein melalui urin (proteinuria). Preeklamsia, bentuk gestosis paling parah, adalah situasi darurat yang sangat serius yang memerlukan perawatan segera di rumah sakit.


(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Bahayanya bagi janin

Organ dalam janin berkembang pada trimester pertama kehamilan. Jika kadar gula darah tidak diatur secara optimal sebelum dan selama kehamilan, hal ini dapat mengakibatkan kelainan pada jantung, sistem saraf, dan paru-paru pada khususnya. 

Keguguran dan kelahiran prematur juga mungkin terjadi. Risiko kelahiran prematur (lahir sebelum akhir minggu ke-37 kehamilan) rata-rata lima kali lebih tinggi pada ibu hamil penderita diabetes.

Risiko-risiko ini dapat dikurangi secara signifikan berkat konsultasi secara rutin, manajemen metabolisme yang baik, dan tes gula darah mandiri. Komplikasi khas lainnya termasuk gula darah rendah, penyakit kuning (hiperbilirubinemia), atau gangguan pernapasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH