FAMILY
Orang Tua, Yuk Optimalkan Kecerdasan Akademis dan Emosional si Kecil
Yuni Yuli Yanti
Selasa 11 Oktober 2022 / 10:00
Jakarta: Stimulasi, nutrisi, dan lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, terutama Kecerdasan Akademis dan Emosionalnya. Kondisi yang tak menentu seperti pandemi yang terjadi akhir-akhir ini membuat pola stimulasi dan lingkungan mengalami perubahan yang cukup signifikan.
Misalnya, seperti meningkatnya paparan gadget dan berkurangnya interaksi langsung dengan lingkungan. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.
Oleh sebab itu, Ajeng Raviando, Psi selaku psikolog anak mengajak orang tua untuk memberikan perhatian khusus agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di tengah kondisi pandemi.
"Selama pandemi, banyak situasi yang tidak menentu, sulit diprediksi dan terjadi banyak perubahan secara signifikan. Hal ini tidak hanya berat bagi orang dewasa, namun juga membingungkan bagi anak-anak dan berpengaruh pada tumbuh kembang si Kecil. Disini peran orang tua menjadi semakin penting untuk memastikan si Kecil mendapatkan perasaan aman dan mendukung stimulasi untuk optimalkan kecerdasan emosionalnya," tutur Ajeng dalam acara Enfagrow A+ Masterclass, Senin (10/10).
Lazuardi Putra selaku Category Manager Nutrition Reckitt Indonesia menambahkan dengan semakin dekatnya era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) dan percepatan digitalisasi serta otomatisasi, si Kecil yang lahir di masa pandemi menghadapi tantangan yang lebih kompleks, di mana persyaratan untuk sukses bukan hanya menjadi juara akademis di kelas saja, namun juga memiliki kecerdasan emosional.
"Kami menyadari bahwa para ibu membutuhkan sebuah panduan baru untuk menjawab ini. Karena itu, melalui A+ Masterclass kami ingin mendampingi para Ibu dalam upaya mereka mengembangkan Kecerdasan Akademis dan Emosional si Kecil, serta mengingatkan pentingnya asupan nutrisi yang optimal bagi si Kecil," paparnya.
Adapun pengetahuan tentang keseimbangan pengembangan kecerdasan akademis yang perlu dilatih kepada anak melalui empat pilar yang terdiri dari; pemecahan masalah, memori, kosa kata dan kognitif. Sementara, untuk kecerdasan emosionalnya adalah dengan pengembangan kemampuan memotivasi diri, pengendalian diri, empati dan leadership.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Misalnya, seperti meningkatnya paparan gadget dan berkurangnya interaksi langsung dengan lingkungan. Kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan otak anak.
Oleh sebab itu, Ajeng Raviando, Psi selaku psikolog anak mengajak orang tua untuk memberikan perhatian khusus agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di tengah kondisi pandemi.
"Selama pandemi, banyak situasi yang tidak menentu, sulit diprediksi dan terjadi banyak perubahan secara signifikan. Hal ini tidak hanya berat bagi orang dewasa, namun juga membingungkan bagi anak-anak dan berpengaruh pada tumbuh kembang si Kecil. Disini peran orang tua menjadi semakin penting untuk memastikan si Kecil mendapatkan perasaan aman dan mendukung stimulasi untuk optimalkan kecerdasan emosionalnya," tutur Ajeng dalam acara Enfagrow A+ Masterclass, Senin (10/10).
Lazuardi Putra selaku Category Manager Nutrition Reckitt Indonesia menambahkan dengan semakin dekatnya era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) dan percepatan digitalisasi serta otomatisasi, si Kecil yang lahir di masa pandemi menghadapi tantangan yang lebih kompleks, di mana persyaratan untuk sukses bukan hanya menjadi juara akademis di kelas saja, namun juga memiliki kecerdasan emosional.
"Kami menyadari bahwa para ibu membutuhkan sebuah panduan baru untuk menjawab ini. Karena itu, melalui A+ Masterclass kami ingin mendampingi para Ibu dalam upaya mereka mengembangkan Kecerdasan Akademis dan Emosional si Kecil, serta mengingatkan pentingnya asupan nutrisi yang optimal bagi si Kecil," paparnya.
Adapun pengetahuan tentang keseimbangan pengembangan kecerdasan akademis yang perlu dilatih kepada anak melalui empat pilar yang terdiri dari; pemecahan masalah, memori, kosa kata dan kognitif. Sementara, untuk kecerdasan emosionalnya adalah dengan pengembangan kemampuan memotivasi diri, pengendalian diri, empati dan leadership.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)