FAMILY
Bolehkah Berganti-ganti Dokter Kandungan, Bagi Ibu Hamil?
Raka Lestari
Jumat 23 April 2021 / 15:00
Jakarta: Bagi wanita yang sedang hamil, mungkin ada yang pernah merasa tidak cocok dengan dokter kandungannya tetapi ragu untuk berganti dokter kandungan.
Hal ini tentu bisa menjadi hambatan, mengingat hubungan antara ibu hamil dengan dokter kandungannya sangatlah penting. Terutama dalam mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi yang ada di dalam kandungan.
Dr. Yassin Yanuar Mohammad, Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi menyatakan bahwa pasangan mulai mencari dokter kandungan sesuai kebutuhan.
Jika kebutuhannya memang hanya memeriksakan kehamilan, hampir pasti para wanita itu akan datang ke dokter ketika sudah dinyatakan hamil. Berbeda jika mereka memiliki kondisi lain terkait gangguan reproduksi, maka bisa jadi akan mencari dokter lebih cepat.
Teman Bumil dan Populix mengadakan survei online untuk mengetahui kriteria ibu hamil dalam memilih dokter spesialis kandungan, bidan, dan juga dokter anak. Survei dilakukan pada lebih dari 1000 ibu Indonesia, baik yang sedang hamil maupun memiliki balita.

(Dalam survei Teman Bumil dipaparkan fakta bahwa 57 persen responden mengaku mempunyai pengalaman kurang menyenangkan akibat dokternya kurang komunikatif dan 22 persen lainnya mengeluhkan waktu konsultasi yang singkat. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Berdasarkan survei tersebut, beberapa responden mengaku harus berganti dokter sampai berkali-kali sebelum menemukan dokter idaman mereka. Terkait hasil ini, dr. Yassin memberikan pandangannya, bahwa preferensi masing-masing pasien saat memilih dokter tidak sama. Berganti-ganti dokter adalah hak pasien.
Dalam survei Teman Bumil tersebut, 57 persen responden mengaku mempunyai pengalaman kurang menyenangkan akibat dokternya kurang komunikatif. Sedangkan 22 persen lainnya mengeluhkan waktu konsultasi yang singkat.
Ketika dokter dianggap kurang memenuhi keinginan pasien, maka pasien berhak mencari second opinion. Dalam survei, 6 dari 10 responden mencari second opinion jika penjelasan dokter kurang memuaskan.
Meskipun demikian, dr. Yassin menyarankan agar wanita bisa langsung mencari dokter kandungan atau bidan begitu mereka tahu sedang hamil. Terutama pada trimester pertama.
Pada trimester pertama, pertumbuhan janin dan pembentukan organ tengah berkembang pesat, sehingga menurut dr. Yassin, ibu hamil sebaiknya tidak menunda terlalu lama mencari dokter kandungan atau tenaga medis terkait.
“Jika ibu hamil datang jauh-jauh hari sebelum hamil untuk tes kesehatan lengkap, itu adalah nilai tambah. Namun kembali lagi kepada kebutuhan masing-masing ibu hamil,” tutup dr. Yassin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Hal ini tentu bisa menjadi hambatan, mengingat hubungan antara ibu hamil dengan dokter kandungannya sangatlah penting. Terutama dalam mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi yang ada di dalam kandungan.
Dr. Yassin Yanuar Mohammad, Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi menyatakan bahwa pasangan mulai mencari dokter kandungan sesuai kebutuhan.
Jika kebutuhannya memang hanya memeriksakan kehamilan, hampir pasti para wanita itu akan datang ke dokter ketika sudah dinyatakan hamil. Berbeda jika mereka memiliki kondisi lain terkait gangguan reproduksi, maka bisa jadi akan mencari dokter lebih cepat.
Teman Bumil dan Populix mengadakan survei online untuk mengetahui kriteria ibu hamil dalam memilih dokter spesialis kandungan, bidan, dan juga dokter anak. Survei dilakukan pada lebih dari 1000 ibu Indonesia, baik yang sedang hamil maupun memiliki balita.

(Dalam survei Teman Bumil dipaparkan fakta bahwa 57 persen responden mengaku mempunyai pengalaman kurang menyenangkan akibat dokternya kurang komunikatif dan 22 persen lainnya mengeluhkan waktu konsultasi yang singkat. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Berdasarkan survei tersebut, beberapa responden mengaku harus berganti dokter sampai berkali-kali sebelum menemukan dokter idaman mereka. Terkait hasil ini, dr. Yassin memberikan pandangannya, bahwa preferensi masing-masing pasien saat memilih dokter tidak sama. Berganti-ganti dokter adalah hak pasien.
Dalam survei Teman Bumil tersebut, 57 persen responden mengaku mempunyai pengalaman kurang menyenangkan akibat dokternya kurang komunikatif. Sedangkan 22 persen lainnya mengeluhkan waktu konsultasi yang singkat.
Ketika dokter dianggap kurang memenuhi keinginan pasien, maka pasien berhak mencari second opinion. Dalam survei, 6 dari 10 responden mencari second opinion jika penjelasan dokter kurang memuaskan.
Meskipun demikian, dr. Yassin menyarankan agar wanita bisa langsung mencari dokter kandungan atau bidan begitu mereka tahu sedang hamil. Terutama pada trimester pertama.
Pada trimester pertama, pertumbuhan janin dan pembentukan organ tengah berkembang pesat, sehingga menurut dr. Yassin, ibu hamil sebaiknya tidak menunda terlalu lama mencari dokter kandungan atau tenaga medis terkait.
“Jika ibu hamil datang jauh-jauh hari sebelum hamil untuk tes kesehatan lengkap, itu adalah nilai tambah. Namun kembali lagi kepada kebutuhan masing-masing ibu hamil,” tutup dr. Yassin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)