Kepo dengan Password Pasangan? Ini Jawaban Psikolog Inez Kristanti
Jakarta: Saat kamu menjalin hubungan dengan pasangan, banyak hal yang ingin diselaraskan. Rasa memiliki lebih tinggi dan kedekatan yang terus mempererat. Wajar jika kamu berpikir, punya aku juga punya kamu dan sebaliknya. Tapi begaimana soal password si pasangan?
Pertanyaannya adalah, apakah kamu berhak untuk mengetahuinya? Psikolog Klinis dan Sexuality Educator Inez Kristanti, M.Psi., Psikolog, dalam Ngobras Medcom.id bilang hal ini tidak disarankan.
"Pertama, itu kita berarti melanggar atau masuk ke ranah privasi pasangan," ujar wanita yang cantik ini. "Ingat loh, walaupun kita menjalani sebuah hubungan, itu kita tetap menjadi diri kita sendiri juga," tambahnya.
Inez mengatakan bahwa kita memiliki ruang untuk diri kita sendiri, walaupun ada ruang yang kita bagikan untuk pasangan. Ruang yang kita bagi itu memang hal-hal yang bisa memengaruhi kelanjutan hubungan, dampak hubungan, hingga dampak di rumah tangga apabila kondisinya sudah menikah.
(Psikolog Klinis dan Sexuality Educator Inez Kristanti, M.Psi., Psikolog. Foto: Dok. Instagram Inez Kristanti/@inezkristanti)
Bagaimana kalau pasangan pernah berbohong?
Inez mengatakan kalau pasangan pernah kedapatan bohong, solusinya, bukan megang password akun medsos-nya (media sosial-nya). Tapi solusinya adalah untuk mengembalikan kepercayaan di dalam hubungan kalian.
Caranya kata Inez kalau tidak bisa sendiri, bisa ke mental health professional untuk dibantu. Sebab, sebanyak apa pun kamu punya password medsos pasangan, itu bukan suatu jaminan.
"Passwordnya mau email, 5 (akun sosial media), 10 (akun media sosial), itu tidak akan mengembalikan trust dalam hubungannya, malah bisa menggerus trust. Karena semakin lama kita semakin enggak percaya," jelasnya.
Ketika semakin mengetahui banyak hal tentang pasangan kamu, maka semakin banyak pertanyaan yang muncul di benak kamu. Bahayanya, kamu berisiko semakin curiga dan tidak percaya dengan pasangan.
Jadi, tidak disarankan sekalipun untuk memiliki password media sosial pasangan. Hal ini sangat penting untuk dibicarakan bersama pasangan agar ada kesepakatan dan kesepahaman.
"Mungkin di era sosmed ini, kadang aku melihatnya seperti ada banyak orang yang menormalisasi pegang akun pasangan. Jadi seperti seolah-olah itu hal yang baik-baik saja kalau dilakukan. Justru enggak. Itu bukan sesuatu yang acceptable sekali," ucapnya.
Apabila saat remaja kamu pernah meminta password sosial media pacar kamu, mungkin itu karena kamu tidak memahami tentang bagaimana yang seharusnya kamu lakukan.
Akan tetapi, setelah belajar memahami bahwa tindakan tersebut tidak menumbuhkan kepercayaan dalam hubungan, maka hentikan kebiasaan itu.
"Bisa melanggar privasinya pasangan dan itu enggak sehat dalam hubungan, tidak ada lagi privasi. Jadi kita perlu mempertahankan keintiman, tapi tetap juga menjaga individuasi kita sebagai orang masing-masing," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)