FAMILY

Mengenal Metode Pembelajaran Berbasis STEM dan Keunggulannya

A. Firdaus
Selasa 26 Oktober 2021 / 20:11
Jakarta: Ada kesenjangan yang besar antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang perlu dipelajari anak-anak guna mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja di masa depan. Rasa ingin tahu, imajinasi dan empati sama pentingnya dengan keterampilan membaca dan berhitung.

"Kami percaya guru merupakan bagian penting untuk mengubah pengalaman anak-anak di dalam kelas. Doyobi berfokus pada pemberdayaan guru dan memberikan dukungan dalam meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM dan keterampilan abad 21,” ucap John Tan, CEO dan Founder Doyobi.

STEM adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering dan Mathematics. Menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM merupakan cara yang menyenangkan dan interaktif, melalui kelas terpadu yang mengintegrasikan video, kuis, dan kegiatan.

Metode pembelajaran berbasis STEM ini efektif, dan akan menjadi keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21. Seperti berpikir kritis dan kreatif di kelas.

Di Indonesia, beberapa sekolah saat ini sudah menjadi mitra dari Doyobi. Mereka Leap Surabaya, dan Codercadamy, serta sekolah swasta seperti HighScope Indonesia, Mutiara Harapan Islamic School dan Stella Gracia School. Selain di Indonesia, sejumlah sekolah di Afrika juga telah mengadopsi kurikulum Doyobi.

“Calon pemimpin di masa depan perlu dilengkapi dengan bekal dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara inovatif dan berpikir secara visioner," terang Ilsa Nurina, Chief Human Resources and Academic Development Officer HighScope Indonesia.

"Doyobi memberdayakan sekolah untuk mengembangkan keterampilan berpikir komputasional yang dibutuhkan siswa untuk memecahkan masalah di masa depan, dan mereka melakukan ini dengan mengedepankan kepentingan terbaik untuk anak-anak, yang di mana hal ini sejalan dengan nilai-nilai kami,” sambungnya.

Doyobi merupakan penyedia sumber daya pengajaran berbasis STEM dan pengembangan guru melalui virtual learning environment (VLE) atau lingkungan pembelajaran virtual. Mereka baru saja mengumumkan keberhasilan menyelesaikan putaran pendanaan pra-seri A senilai USD 2,8 juta yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH