FAMILY
Terlanjur Bentak Anak, Ini 5 Cara yang Harus Dilakukan Orang Tua
Raka Lestari
Sabtu 26 Maret 2022 / 13:15
Jakarta: Sebagai orang tua, mungkin kamu pernah tidak sengaja membentak atau berteriak ketika marah kepada anak. Hal tersebut memang sebaiknya tidak dilakukan. Akan tetapi, jika sudah terlanjur dilakukan apakah ada yang bisa kamu sebagai orang tua lakukan?
Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog anak dan keluarga, memberikan tips yang bisa dilakukan orang tua jika tidak sengaja membentak anak:
"Saat orang tua membentak anak, menjauh itu adalah cara yang efektif. Jadi pas kita sadar habis membentak anak, kita menjauh dulu. Kenapa menjauh, kita mencari tempat yang aman dulu,” ujar Samanta.
Menurut Samanta, usahakan untuk tidak melanjutkan memaki-maki atau membentak anak. Supaya anak tetap dalam situasi yang aman.
"Dan pastikan ada yang jagain anak juga,” terangnya.
"Kemudian kita tenangkan diri dan introspeksi di sini. Apa yang menjadi pemicu, apakah benar karena perilaku anak. Atau sebenarnya ada trigger lain dari diri kita. Waktu kita kecil, atau dari pasangan, atau dari orang yang bekerja di rumah, atau dari kantor,” kata Samanta.
Lebih lanjut, Samanta menyarankan agar kamu bisa memahami dulu apa yang membuatmu sampai kelewat batas dan tiba-tiba membentak anak.
“Apakah membentak cara yang efektif untuk memberi tahu anak. Kita ingatkan lagi diri kita,” tutur Samanta.
Setelah tenang, mulailah kamu latih anger management-mu dan meregulasi emosimu. Latihan meregulasi emosi ini tidak bisa hanya 1 hari. Tidak bisa cuma 1 minggu, 1 bulan. Latihannya setiap saat yang nantinya usaha itu akan terlihat.
"Mungkin ada orang tua yang berhasil dalam 3 bulan, mungkin ada yang berhasil dalam 1 tahun. Semuanya adalah proses tapi kita bisa melihat bahwa semakin lama kita menjadi semakin tidak perlu sampai teriak-teriak ketika memberi tahu sesuatu ke anak," jelas Samanta.
“Setelah bisa melakukan anger management, kita bisa jadi menerapkan conscious parenting atau mengasuh anak dengan penuh kesadaran. Latihan-latihan untuk melatih anger management itu memang PR yang panjang banget,” ujar Samanta.
“Banyak aktivitas bersama anak tujuannya untuk deposit emosional atau sebagai tabungan emosi anak. Kalau kita teriak pada anak, saraf anak putus satu misalnya. Tapi kalau kita banyak aktivitas bersama anak, sarafnya kan kembali menyambung lagi,” pungkas Samanta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog anak dan keluarga, memberikan tips yang bisa dilakukan orang tua jika tidak sengaja membentak anak:
1. Menjauh dari anak
"Saat orang tua membentak anak, menjauh itu adalah cara yang efektif. Jadi pas kita sadar habis membentak anak, kita menjauh dulu. Kenapa menjauh, kita mencari tempat yang aman dulu,” ujar Samanta.
Menurut Samanta, usahakan untuk tidak melanjutkan memaki-maki atau membentak anak. Supaya anak tetap dalam situasi yang aman.
"Dan pastikan ada yang jagain anak juga,” terangnya.
2. Tenangkan diri
"Kemudian kita tenangkan diri dan introspeksi di sini. Apa yang menjadi pemicu, apakah benar karena perilaku anak. Atau sebenarnya ada trigger lain dari diri kita. Waktu kita kecil, atau dari pasangan, atau dari orang yang bekerja di rumah, atau dari kantor,” kata Samanta.
Lebih lanjut, Samanta menyarankan agar kamu bisa memahami dulu apa yang membuatmu sampai kelewat batas dan tiba-tiba membentak anak.
“Apakah membentak cara yang efektif untuk memberi tahu anak. Kita ingatkan lagi diri kita,” tutur Samanta.
3. Mulai latih anger management
Setelah tenang, mulailah kamu latih anger management-mu dan meregulasi emosimu. Latihan meregulasi emosi ini tidak bisa hanya 1 hari. Tidak bisa cuma 1 minggu, 1 bulan. Latihannya setiap saat yang nantinya usaha itu akan terlihat.
"Mungkin ada orang tua yang berhasil dalam 3 bulan, mungkin ada yang berhasil dalam 1 tahun. Semuanya adalah proses tapi kita bisa melihat bahwa semakin lama kita menjadi semakin tidak perlu sampai teriak-teriak ketika memberi tahu sesuatu ke anak," jelas Samanta.
4. Terapkan consciuos parenting
“Setelah bisa melakukan anger management, kita bisa jadi menerapkan conscious parenting atau mengasuh anak dengan penuh kesadaran. Latihan-latihan untuk melatih anger management itu memang PR yang panjang banget,” ujar Samanta.
5. Banyak aktivitas bersama anak
“Banyak aktivitas bersama anak tujuannya untuk deposit emosional atau sebagai tabungan emosi anak. Kalau kita teriak pada anak, saraf anak putus satu misalnya. Tapi kalau kita banyak aktivitas bersama anak, sarafnya kan kembali menyambung lagi,” pungkas Samanta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)