FAMILY
Pentingnya Relasi Orang Tua dengan Anak dalam Pencegahan Perilaku Radikalisme
Raka Lestari
Sabtu 03 April 2021 / 16:07
Jakarta: Berbicara mengenai perilaku radikalisme pada anak, selain faktor lingkungan sekitar, ternyata peran orang tua juga sangatlah penting. Terutama adalah relasi antara orang tua dan anak yang baik, untuk mencegah perilaku radikalisme.
“Jadi sebetulnya relasi orang tua dengan anak itu benar-benar salah satu pondasi paling penting tentang radikalisme. Tetapi, bukan berarti kalau relasi oang tua dengan anak baik, anaknya sudah pasti tidak akan radikal. Tetap saja penanaman anti radikalismenya harus berjalan,” ujar Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani.
Menurut Nina, sapaan akrabnya, relasi yang baik antara orang tua dan anak memang pondasinya. Tetapi orang tua tetap harus mengembangkannya dengan mengajarkan pemahaman anti radikalisme pada anak.
“Kalau relasinya baik tetapi orang tuanya memaparkan radikalisme, sama saja anaknya tetap bisa radikal juga,” ujarnya saat dihubungi Medcom.id.
“Atau cuma pendidikan anti radikal saja tapi dasar pondasinya tadi tidak terbentuk, mungkin malah anaknya akan berbalik. Justru akan menjadi radikal karena dia menolak orang tuanya. Jadi, dua-duanya harus jalan, relasi antara orang tua dan anak yang mesra, yang baik, dengan pendidikan anti radikalisme nya juga,” jelas Nina.
Lalu, bagaimana jika anak-anak terpapar dari luar? Pada dasarnya kita tidak bisa menihilkan paparan. Apalagi sekarang ini ada media sosial.
"Medsos ini kan sulit dikontrol dan kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya dibaca oleh anak-anak kita. Artinya memang perlu ada pembatasan-pembatasan yang jelas,” tambah Nina.
“Contohnya, kalau anak pakai handphone di usia anak, maka benar-benar harus tahu apa yang dia lihat dan dia baca. Ada tidak kondisi-kondisi yang tidak sesuai. Batasan-batasan itu harus diperjelas di usia anak. Dengan adanya batasan-batasan tersebut, tentu risiko akan berkurang dan kalau sudah terlanjur terpapar maka orang tua bisa tahu dengan segera,” ujar Nina.
Sehingga, menurutnya pada usia remaja yang dibutuhkan adalah bagaimana orang tua bisa berdialog dengan nyaman, untuk membicarakan hal-hal mengenai anti radikalisme. Sekaligus penanaman nilai-nilai anti radikalisme pada anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
“Jadi sebetulnya relasi orang tua dengan anak itu benar-benar salah satu pondasi paling penting tentang radikalisme. Tetapi, bukan berarti kalau relasi oang tua dengan anak baik, anaknya sudah pasti tidak akan radikal. Tetap saja penanaman anti radikalismenya harus berjalan,” ujar Psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani.
Menurut Nina, sapaan akrabnya, relasi yang baik antara orang tua dan anak memang pondasinya. Tetapi orang tua tetap harus mengembangkannya dengan mengajarkan pemahaman anti radikalisme pada anak.
“Kalau relasinya baik tetapi orang tuanya memaparkan radikalisme, sama saja anaknya tetap bisa radikal juga,” ujarnya saat dihubungi Medcom.id.
“Atau cuma pendidikan anti radikal saja tapi dasar pondasinya tadi tidak terbentuk, mungkin malah anaknya akan berbalik. Justru akan menjadi radikal karena dia menolak orang tuanya. Jadi, dua-duanya harus jalan, relasi antara orang tua dan anak yang mesra, yang baik, dengan pendidikan anti radikalisme nya juga,” jelas Nina.
Lalu, bagaimana jika anak-anak terpapar dari luar? Pada dasarnya kita tidak bisa menihilkan paparan. Apalagi sekarang ini ada media sosial.
"Medsos ini kan sulit dikontrol dan kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya dibaca oleh anak-anak kita. Artinya memang perlu ada pembatasan-pembatasan yang jelas,” tambah Nina.
“Contohnya, kalau anak pakai handphone di usia anak, maka benar-benar harus tahu apa yang dia lihat dan dia baca. Ada tidak kondisi-kondisi yang tidak sesuai. Batasan-batasan itu harus diperjelas di usia anak. Dengan adanya batasan-batasan tersebut, tentu risiko akan berkurang dan kalau sudah terlanjur terpapar maka orang tua bisa tahu dengan segera,” ujar Nina.
Sehingga, menurutnya pada usia remaja yang dibutuhkan adalah bagaimana orang tua bisa berdialog dengan nyaman, untuk membicarakan hal-hal mengenai anti radikalisme. Sekaligus penanaman nilai-nilai anti radikalisme pada anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)