COMMUNITY

Melahirkan Talenta Digital Indonesia demi Dapat Bersaing di Era Global

Medcom
Sabtu 24 Februari 2024 / 08:11
Jakarta: Perjalanan panjang menuju Indonesia Emas 2045 tidaklah mudah. Indonesia bahkan dunia beberapa tahun belakangan ini harus mengalami masa kelam dan sulit pasca terjadinya fenomena pemutusan hubungan kerja dan hiring freeze yang menimpa berbagai sektor industri, khususnya tech industries.

Padahal, berdasarkan riset yang dilakukan oleh McKinsey dan Bank Dunia, Indonesia membutuhkan 600.000 talenta digital per tahun selama 2015 hingga 2030. Bahkan kebutuhan talenta digital untuk sektor industri yang tidak mudah goyah seperti perbankan dan telekomunikasi justru meningkat.

Dalam Binar Impact Report 2023 diungkapkan, produk digital akan meningkatkan pendapatan perusahaan sebesar 40% pada 2026. Namun, kesenjangan keterampilan digital akan membatasinya antara lain akibat kurangnya investasi pelatihan di tempat kerja, kekurangan lulusan teknik informatika berkualitas dan minimnya peluang peningkatan keterampilan. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Hal inilah yang mendorong Binar, yang merupakan one stop solution for digitalization, untuk terus berinovasi dan berkembang dalam melahirkan talenta-talenta digital Indonesia serta menjadi wadah untuk mempertemukan kebutuhan supply dan demand terhadap talenta digital.

Baca juga: Kolaborasi Komunitas Perkuat Ekosistem dan Talenta Digital di Indonesia

Hingga 2023 kemarin, ada lebih dari 180.000 talenta digital yang telah mengikuti program dari berbagai produk Binar. Artinya, semenjak berdiri pada 2017-2023, per tahun telah melahirkan 30.000 talenta digital berkualitas yang siap untuk membantu perekonomian Indonesia. Dari angka tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Binar telah berhasil menyumbang 5% kebutuhan talenta digital untuk Indonesia dari total kebutuhan sebanyak 600.000 talenta digital.

Pencapaian Binar selama 2023 menjadikan pacuan semangat ke depannya bagi Alamanda Shantika, CEO Binar dalam mendukung Indonesia Emas. Catatan baik hingga tahun 2023 dikala kelamnya fenomena layoff dan hiring freeze menjadi motivasi baik karena semangat talenta digital Indonesia untuk terus belajar dan mencapai cita-cita yang diimpikan ternyata tidak redup sedikitpun.



"Pesatnya laju digitalisasi dari seluruh belahan dunia ternyata membentuk demand yang kuat terhadap talenta digital di berbagai sektor," ungkap Alamanda dalam keterangan pers.

Untuk itu, Alamanda optimis dengan pertumbuhan talenta digital Indonesia yang kian pesat dan dapat bersaing di era global. Apalagi, saat ini lulusan Binar sudah tersebar luas di dalam maupun luar negeri.

"Hal ini dibuktikan dengan alokasi alumni Binar pada industri yang beragam seperti perbankan, retail, institusi pemerintahan, BUMN, otomotif, telekomunikasi dan lain sebagainya. Bahkan, tidak sedikit alumni Binar pada 2023 berhasil mengejar karier di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang. Ini menjadi bukti bahwa talenta digital Indonesia dapat terus berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan pasar global," tutup Alamanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH