COMMUNITY
Upaya Pemberdayaan Usaha Perempuan Ultra Mikro di Jakarta dan Ternate
Medcom
Rabu 25 Juni 2025 / 06:36
Jakarta: Berdasarkan data Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), jumlah pelaku UMKM di Indonesia hingga Mei 2025 tercatat mencapai 57 juta unit usaha, termasuk jenis usaha Ultra Mikro (UMi). Dari total tersebut, 64,5 persen atau sekitar 37 juta unit usaha di antaranya dikelola oleh perempuan.
Meskipun memiliki kontribusi yang signifikan, wirausaha ultra mikro perempuan masih menghadapi berbagai tantangan struktural, terutama dalam hal akses terhadap permodalan, pendampingan usaha, serta pemanfaatan teknologi digital. Saat ini, baru sekitar 12 persen UMKM yang telah sepenuhnya mengadopsi teknologi digital dalam operasional mereka.
Atas dasar hal itu, Eramet, perusahaan global di sektor pertambangan dan metalurgi asal Prancis, bersama Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) resmi meluncurkan program LAKSMI (Langkah Aksi Kapasitas Sosial Mikro untuk Inklusi).
Inisiatif ini merupakan bagian dari program global 'Women for Future' milik Eramet, yang
telah berhasil diimplementasikan di berbagai negara tempat Eramet beroperasi untuk mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan.
"Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap pembangunan ekonomi yang inklusif melalui program Eramet Beyond, kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan memiliki peran sentral dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih kuat dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi ini, kami berharap program ini dapat menjawab tantangan kompleks yang dihadapi perempuan pemilik UMKM, seperti keterbatasan akses ke mentor, modal, jaringan, serta
ekspektasi sosial," ujar CEO Eramet Indonesia, Jérôme Baudelet saat peresmian LAKSMI, pada Selasa (24/6/2025), di Jakarta.

(Peresmian program LAKSMI yang diinisiasi oleh Eramet dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) pada Selasa (24/6/2025), di Smesco Indonesia, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa)
Pada tahap awal, program LAKSMI akan memberikan pelatihan literasi keuangan dan pemasaran digital secara daring kepada 600 wirausaha perempuan ultra mikro di Jakarta dan Ternate.
Di akhir program, sebanyak 75 peserta yang terpilih nantinya akan menerima hibah masing-masing senilai USD500 atau setara Rp8 juta. Dana tersebut ditujukan untuk mendukung pengembangan usaha secara berkelanjutan.
Proses seleksi dilakukan berdasarkan sejumlah indikator, seperti peningkatan pengetahuan, partisipasi aktif, keterampilan digital, dan komitmen dalam mengembangkan usaha.
"Program ini sangat sejalan dengan misi YCAB Foundation untuk memperkuat peran perempuan dalam ekonomi. Kami percaya pemberdayaan ekonomi perempuan bukan sekadar soal penghasilan, melainkan tentang menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Perempuan yang berdaya akan memberikan dampak langsung pada anak-anak mereka, memperkuat keluarga, dan membangun komunitas yang lebih tangguh. Dari situlah perubahan dimulai, dan rantai kemiskinan bisa diputus," ungkap Sekretaris Jenderal YCAB Foundation, Adelle Odelia Tanuri.
Sementara itu, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi YCAB. Menurutnya, saat ini pemerintah memiliki komitmen besar untuk memprioritaskan UMKM termasuk yang dikelola kelompok perempuan sebagai ikhtiar untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
"Kami mengapresiasi program LAKSMI yang diinisiasi oleh YCAB dan semua pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dalam kegiatan ini. Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa kemitraan perusahaan swasta dan organisasi yang strategis bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia dalam memperkuat peran UMKM khususnya Pengusaha Mikro Perempuan. Saya berharap melalui program ini tidak hanya dapat memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga mampu membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dengan mengedepankan prinsip kesetaraan gender," pungkas Maman Abdurrahman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Meskipun memiliki kontribusi yang signifikan, wirausaha ultra mikro perempuan masih menghadapi berbagai tantangan struktural, terutama dalam hal akses terhadap permodalan, pendampingan usaha, serta pemanfaatan teknologi digital. Saat ini, baru sekitar 12 persen UMKM yang telah sepenuhnya mengadopsi teknologi digital dalam operasional mereka.
Atas dasar hal itu, Eramet, perusahaan global di sektor pertambangan dan metalurgi asal Prancis, bersama Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) resmi meluncurkan program LAKSMI (Langkah Aksi Kapasitas Sosial Mikro untuk Inklusi).
Inisiatif ini merupakan bagian dari program global 'Women for Future' milik Eramet, yang
telah berhasil diimplementasikan di berbagai negara tempat Eramet beroperasi untuk mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan.
"Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap pembangunan ekonomi yang inklusif melalui program Eramet Beyond, kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan memiliki peran sentral dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih kuat dan berkelanjutan. Melalui kolaborasi ini, kami berharap program ini dapat menjawab tantangan kompleks yang dihadapi perempuan pemilik UMKM, seperti keterbatasan akses ke mentor, modal, jaringan, serta
ekspektasi sosial," ujar CEO Eramet Indonesia, Jérôme Baudelet saat peresmian LAKSMI, pada Selasa (24/6/2025), di Jakarta.

(Peresmian program LAKSMI yang diinisiasi oleh Eramet dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) pada Selasa (24/6/2025), di Smesco Indonesia, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa)
Pada tahap awal, program LAKSMI akan memberikan pelatihan literasi keuangan dan pemasaran digital secara daring kepada 600 wirausaha perempuan ultra mikro di Jakarta dan Ternate.
Di akhir program, sebanyak 75 peserta yang terpilih nantinya akan menerima hibah masing-masing senilai USD500 atau setara Rp8 juta. Dana tersebut ditujukan untuk mendukung pengembangan usaha secara berkelanjutan.
Proses seleksi dilakukan berdasarkan sejumlah indikator, seperti peningkatan pengetahuan, partisipasi aktif, keterampilan digital, dan komitmen dalam mengembangkan usaha.
"Program ini sangat sejalan dengan misi YCAB Foundation untuk memperkuat peran perempuan dalam ekonomi. Kami percaya pemberdayaan ekonomi perempuan bukan sekadar soal penghasilan, melainkan tentang menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Perempuan yang berdaya akan memberikan dampak langsung pada anak-anak mereka, memperkuat keluarga, dan membangun komunitas yang lebih tangguh. Dari situlah perubahan dimulai, dan rantai kemiskinan bisa diputus," ungkap Sekretaris Jenderal YCAB Foundation, Adelle Odelia Tanuri.
Sementara itu, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi YCAB. Menurutnya, saat ini pemerintah memiliki komitmen besar untuk memprioritaskan UMKM termasuk yang dikelola kelompok perempuan sebagai ikhtiar untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
"Kami mengapresiasi program LAKSMI yang diinisiasi oleh YCAB dan semua pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dalam kegiatan ini. Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa kemitraan perusahaan swasta dan organisasi yang strategis bisa memberikan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia dalam memperkuat peran UMKM khususnya Pengusaha Mikro Perempuan. Saya berharap melalui program ini tidak hanya dapat memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga mampu membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dengan mengedepankan prinsip kesetaraan gender," pungkas Maman Abdurrahman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)