COMMUNITY
Ciptakan Solusi Inovatif, 4 Peneliti Perempuan Raih Penghargaan FWIS 2024
Yuni Yuli Yanti
Rabu 13 November 2024 / 07:00
Jakarta: Dalam momentum hari Sains Dunia, L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024 kembali mengumumkan empat peneliti perempuan yang berhasil menciptakan solusi inovatif yang berfokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana, pada Senin (11/11/2024), di Hotel Sultan, Jakarta.
Keempat peneliti yang memenangkan pendanaan riset senilai Rp100 juta itu adalah Della Rahmawati, Ph.D. (Dosen dari Universitas Swiss German), Rachma Wikandari, Ph.D. (Dosen Universitas Gadjah Mada), Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., (Dosen dari Institut Teknologi Bandung), dan Deliana Dahnum, Ph.D., (Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Diketahui, program L’Oréal-UNESCO For Women in Science konsisten memberikan penghargaan bagi perempuan peneliti berkat kolaborasi PT L'Oréal Indonesia dan Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, serta dukungan delapan dewan juri dan akademisi yang berasal dari 31 universitas dan berbagai institusi riset di Indonesia.
Program ini telah memberikan dukungan pendanaan setiap tahun mencapai 400 juta rupiah yang sudah diberikan kepada 75 perempuan peneliti di Indonesia.

(Pemenang L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024 bersama narasumber dari L'Oréal Indonesia dan UNESCO. Foto: Dok. Yuni)
Selama lebih dari 20 tahun, program ini juga menciptakan efek bola salju di mana alumni program FWIS telah menghasilkan lebih dari 2.500 publikasi ilmiah, melibatkan lebih dari 1.400 peneliti dalam penelitian mereka, di mana 65 persen di antaranya adalah perempuan, serta menginspirasi ribuan peneliti muda.
"Kami percaya bahwa dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan. Program ini adalah wujud nyata dari misi kami untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, dengan cara mendukung riset dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kami berharap, sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, program ini dapat menjadi inspirasi bagi sektor swasta untuk terus berkontribusi bagi pembangunan nasional lewat pengembangan ilmu pengetahuan," ungkap Junaid Murtaza, Presiden Direktur L'Oréal Indonesia.

(Prasanti Widyasih Sarli saat menjelaskan tentang inovasi penelitiannya mengenai ketangguhan bencana. Foto: Dok. Yuni)
"Sebagai juri dalam L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024, kami menyaksikan bagaimana perempuan peneliti Indonesia menghadirkan penelitian-penelitian yang tidak hanya memiliki kedalaman ilmiah, tetapi juga berfokus pada solusi praktis untuk tantangan nyata bangsa. Keberanian mereka untuk berinovasi dan komitmen dalam menghasilkan penelitian yang berdampak positif menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia dan dunia," pungkas Prof. dr. Herawati Sudoyo, MD., Ph.D., Ketua Dewan Juri FWIS 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Keempat peneliti yang memenangkan pendanaan riset senilai Rp100 juta itu adalah Della Rahmawati, Ph.D. (Dosen dari Universitas Swiss German), Rachma Wikandari, Ph.D. (Dosen Universitas Gadjah Mada), Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., (Dosen dari Institut Teknologi Bandung), dan Deliana Dahnum, Ph.D., (Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Diketahui, program L’Oréal-UNESCO For Women in Science konsisten memberikan penghargaan bagi perempuan peneliti berkat kolaborasi PT L'Oréal Indonesia dan Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, serta dukungan delapan dewan juri dan akademisi yang berasal dari 31 universitas dan berbagai institusi riset di Indonesia.
Program ini telah memberikan dukungan pendanaan setiap tahun mencapai 400 juta rupiah yang sudah diberikan kepada 75 perempuan peneliti di Indonesia.

(Pemenang L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024 bersama narasumber dari L'Oréal Indonesia dan UNESCO. Foto: Dok. Yuni)
Selama lebih dari 20 tahun, program ini juga menciptakan efek bola salju di mana alumni program FWIS telah menghasilkan lebih dari 2.500 publikasi ilmiah, melibatkan lebih dari 1.400 peneliti dalam penelitian mereka, di mana 65 persen di antaranya adalah perempuan, serta menginspirasi ribuan peneliti muda.
"Kami percaya bahwa dunia membutuhkan sains, dan sains membutuhkan perempuan. Program ini adalah wujud nyata dari misi kami untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, dengan cara mendukung riset dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kami berharap, sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, program ini dapat menjadi inspirasi bagi sektor swasta untuk terus berkontribusi bagi pembangunan nasional lewat pengembangan ilmu pengetahuan," ungkap Junaid Murtaza, Presiden Direktur L'Oréal Indonesia.
4 Rangkuman Riset Pemenang
Di tahun 2024, empat perempuan peneliti terpilih sebagai finalis L'Oréal-UNESCO For Women in Science. Mereka menghadirkan penelitian mengenai solusi konkret dan inovatif yang berpotensi mendukung ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana di Indonesia, antara lain:- Della Rahmawati, Ph.D., Dosen dari Universitas Swiss German
Penelitian mengenai ketahanan pangan untuk mengatasi stunting, khususnya pada gizi ibu hamil dan anak. Inovasi yang dilakukan adalah taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung kesehatan masyarakat dan meningkatkan gizi ibu serta anak di Indonesia.- Rachma Wikandari, Ph.D., Dosen dari Universitas Gadjah Mada
Mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur benang (Rhizopus oligosporus), sebagai solusi nabati yang lebih terjangkau dan bergizi. Penelitiannya berpotensi mengurangi stunting dan mendukung ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah pabrik tempe.
(Prasanti Widyasih Sarli saat menjelaskan tentang inovasi penelitiannya mengenai ketangguhan bencana. Foto: Dok. Yuni)
- Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D., Dosen dari Institut Teknologi Bandung
Menawarkan inovasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan perkotaan terhadap gempa, sehingga membantu pemerintah merancang bangunan tahan bencana dan mengurangi risiko korban jiwa.- Deliana Dahnum, Ph.D., Peneliti Ahli Madya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional
Meneliti bio-jet fuel berbahan kelapa menggunakan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini memanfaatkan sumber daya lokal, mendukung produksi bahan bakar ramah lingkungan, dan memperkuat konektivitas ekonomi di Indonesia."Sebagai juri dalam L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024, kami menyaksikan bagaimana perempuan peneliti Indonesia menghadirkan penelitian-penelitian yang tidak hanya memiliki kedalaman ilmiah, tetapi juga berfokus pada solusi praktis untuk tantangan nyata bangsa. Keberanian mereka untuk berinovasi dan komitmen dalam menghasilkan penelitian yang berdampak positif menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia dan dunia," pungkas Prof. dr. Herawati Sudoyo, MD., Ph.D., Ketua Dewan Juri FWIS 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)