COMMUNITY
11 November Jadi Hari Jomlo Sedunia, Simak Awal Mula dan Sejarahnya
Putri Purnama Sari
Jumat 11 November 2022 / 17:27
Jakarta: Hari Jomlo Sedunia atau World Single Day diperingati setiap tanggal 11 November. Momen peringatan ini menjadi ajang kebanggaan atas status lajang bagi mereka yang merayakannya.
Meski dijadikan sebagai Hari Jomlo Sedunia, namun bukan berarti orang yang masih lajang harus sedih dan meratapi nasibnya. Justru, hari ini para lajang merayakan kebebasan mereka untuk bisa berekspresi dan melakukan apapun.
Dilansir dari National Today, Perayaan Single’s Day awal mulanya berasal dari Tiongkok sejak tahun 1990-an. Di mana pada tanggal 11 November 1993, sekelompok mahasiswa yang kesepian di Universitas Nanjing berusaha melakukan suatu hal yang positif yakni merayakan status lajangnya.
Tanggal 11 bulan 11 diambil karena angka satu disebut seperti tongkat atau orang yang berdiri sendiri. Ini berarti tanggal tersebut diambil untuk mereka agar bisa memanfaatkan waktu mereka sebaik mungkin.
Hari ini digelar sebagai antithesis perayaan Hari Valentine, dimana para jomlo bergembira atas status lajangnya. Perayaan hari lajang anti-valentine ini kemudian tersebar di universitas-universitas di seluruh Tiongkok.
Para lajang merayakan hari jomlo ini secara unik, misalnya ada siswa memesan kursi di bioskop, mereka melarang keras pasangan yang duduk bersebelahan selama pemutaran Beijing Love Story, sebuah film romantis yang saat itu sedang tayang di Tiongkok.
Menjadi jomlo jelas bukan aib. Hidup melajang bukan berarti bersedih hati. Justru, menjadi jomlo adalah pilihan tepat untuk 2022 ini. Di tengah situasi pandemi yang serba tak pasti ini, seorang jomlo bisa fokus untuk memikirkan dirinya sendiri.
Penelitian menemukan, saat seorang lajang menjalani hidupnya dengan mandiri, semakin kecil kemungkinan emosi negatif yang muncul. Sementara bagi orang yang berpasangan, menjadi mandiri kerap dikaitkan dengan emosi negatif.
Dengan melajang, Kamu bisa fokus pada hal-hal yang penting untuk hidup kamu. Jika itu adalah karir, maka lakukanlah. Orang lajang juga umumnya ditemukan lebih menghargai pekerjaan yang sedang dilakoninya tanpa perlu khawatir akan keharmonisan hubungan dengan pasangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(WAN)
Meski dijadikan sebagai Hari Jomlo Sedunia, namun bukan berarti orang yang masih lajang harus sedih dan meratapi nasibnya. Justru, hari ini para lajang merayakan kebebasan mereka untuk bisa berekspresi dan melakukan apapun.
Dilansir dari National Today, Perayaan Single’s Day awal mulanya berasal dari Tiongkok sejak tahun 1990-an. Di mana pada tanggal 11 November 1993, sekelompok mahasiswa yang kesepian di Universitas Nanjing berusaha melakukan suatu hal yang positif yakni merayakan status lajangnya.
Tanggal 11 bulan 11 diambil karena angka satu disebut seperti tongkat atau orang yang berdiri sendiri. Ini berarti tanggal tersebut diambil untuk mereka agar bisa memanfaatkan waktu mereka sebaik mungkin.
Baca: Bagi Para Jomblo, Ini 3 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mendapatkan Pasangan |
Hari ini digelar sebagai antithesis perayaan Hari Valentine, dimana para jomlo bergembira atas status lajangnya. Perayaan hari lajang anti-valentine ini kemudian tersebar di universitas-universitas di seluruh Tiongkok.
Para lajang merayakan hari jomlo ini secara unik, misalnya ada siswa memesan kursi di bioskop, mereka melarang keras pasangan yang duduk bersebelahan selama pemutaran Beijing Love Story, sebuah film romantis yang saat itu sedang tayang di Tiongkok.
Menjadi jomlo jelas bukan aib. Hidup melajang bukan berarti bersedih hati. Justru, menjadi jomlo adalah pilihan tepat untuk 2022 ini. Di tengah situasi pandemi yang serba tak pasti ini, seorang jomlo bisa fokus untuk memikirkan dirinya sendiri.
Penelitian menemukan, saat seorang lajang menjalani hidupnya dengan mandiri, semakin kecil kemungkinan emosi negatif yang muncul. Sementara bagi orang yang berpasangan, menjadi mandiri kerap dikaitkan dengan emosi negatif.
Dengan melajang, Kamu bisa fokus pada hal-hal yang penting untuk hidup kamu. Jika itu adalah karir, maka lakukanlah. Orang lajang juga umumnya ditemukan lebih menghargai pekerjaan yang sedang dilakoninya tanpa perlu khawatir akan keharmonisan hubungan dengan pasangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)