Jakarta: Soft clubbing telah menjadi tren gaya hidup malam yang lebih santai dan sehat di kalangan Gen Z. Tren ini jadi proses mengalihkan perhatian dari kebiasaan minum alkohol berlebihan menuju pengalaman sosial yang lebih sadar diri dan saling terhubung.
Tren ini ditandai oleh acara-acara yang dimulai lebih awal, suasana yang lebih tenang dan nyaman, berbagai pilihan minuman non-alkohol yang menarik, musik sebagai elemen utama yang menghibur, serta dress code yang santai namun tetap stylish dan modis.
Dengan soft clubbing, para muda-mudi kini bisa menikmati malam hari tanpa merasa lelah atau khawatir tentang kesehatan, sambil tetap membangun hubungan sosial yang bermakna dan positif.
Alih-alih berfokus pada pesta liar, tren ini mendorong partisipan untuk lebih menghargai momen bersama. Seperti berbagi cerita, menari ringan, atau bahkan belajar hal baru dari teman-teman.
Soft clubbing adalah cara baru untuk bersosialisasi yang lebih bertanggung jawab, di mana kesehatan fisik dan mental menjadi prioritas utama, sehingga membuat malam hari terasa lebih menyenangkan dan bermanfaat bagi semua orang yang terlibat.
Acara soft clubbing biasanya tidak berlangsung sampai larut malam. Sebaliknya, ia dimulai sejak sore hari atau awal malam dan berakhir sebelum tengah malam.
Sangat cocok untuk orang-orang yang ingin bersantai tanpa mengganggu rutinitas harian, seperti tidur awal atau bangun pagi. Alasan utamanya adalah untuk menghindari kelelahan dan memungkinkan peserta pulang dengan tenang, sehingga suasana tetap positif dan tidak terlalu melelahkan.
Di soft clubbing, musik bukanlah bintang utama acara. Ia dipilih dengan hati-hati agar bisa mendukung percakapan dan relaksasi, bukan untuk membuat orang ingin berdansa liar.
Biasanya, musiknya berupa lagu-lagu instrumental, jazz ringan, atau pop akustik dengan volume sedang. Tujuannya adalah menciptakan atmosfer yang nyaman, sehingga teman-teman bisa ngobrol tanpa harus berteriak.
Salah satu hal menarik dari soft clubbing adalah menu minumannya yang fleksibel. Kamu bisa memilih dari berbagai pilihan, mulai dari wine atau cocktail ringan untuk yang suka sedikit alkohol, hingga mocktail (minuman non-alkohol yang mirip cocktail), teh spesial, atau kopi.
Minuman ini memungkinkan semua orang, termasuk yang tidak minum alkohol, tetap bisa menikmati acara sehingga acara ini lebih inklusif dan tidak memaksa untuk ikut minum minuman keras.
Kamu tidak perlu berpakaian glamor berlebihan seperti di pesta mewah. Cukup tampil chic dan nyaman, misalnya dengan kaos polos yang bagus, celana jeans favorit, atau blus sederhana yang membuatmu terlihat rapi.
Tujuannya adalah agar semua orang merasa bebas dan tidak canggung, tanpa tekanan untuk tampil sempurna. Ini membuat soft clubbing lebih mudah diakses, terutama untuk yang ingin datang langsung dari kantor atau rumah tanpa harus ganti baju berjam-jam.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Tren ini ditandai oleh acara-acara yang dimulai lebih awal, suasana yang lebih tenang dan nyaman, berbagai pilihan minuman non-alkohol yang menarik, musik sebagai elemen utama yang menghibur, serta dress code yang santai namun tetap stylish dan modis.
Dengan soft clubbing, para muda-mudi kini bisa menikmati malam hari tanpa merasa lelah atau khawatir tentang kesehatan, sambil tetap membangun hubungan sosial yang bermakna dan positif.
Alih-alih berfokus pada pesta liar, tren ini mendorong partisipan untuk lebih menghargai momen bersama. Seperti berbagi cerita, menari ringan, atau bahkan belajar hal baru dari teman-teman.
Soft clubbing adalah cara baru untuk bersosialisasi yang lebih bertanggung jawab, di mana kesehatan fisik dan mental menjadi prioritas utama, sehingga membuat malam hari terasa lebih menyenangkan dan bermanfaat bagi semua orang yang terlibat.
Ciri-ciri soft clubbing
1. Durasi acara yang lebih pendek dan waktu mulai yang awal
Acara soft clubbing biasanya tidak berlangsung sampai larut malam. Sebaliknya, ia dimulai sejak sore hari atau awal malam dan berakhir sebelum tengah malam.
Sangat cocok untuk orang-orang yang ingin bersantai tanpa mengganggu rutinitas harian, seperti tidur awal atau bangun pagi. Alasan utamanya adalah untuk menghindari kelelahan dan memungkinkan peserta pulang dengan tenang, sehingga suasana tetap positif dan tidak terlalu melelahkan.
2. Musik yang hanya sebagai pelengkap suasana
Di soft clubbing, musik bukanlah bintang utama acara. Ia dipilih dengan hati-hati agar bisa mendukung percakapan dan relaksasi, bukan untuk membuat orang ingin berdansa liar.
Biasanya, musiknya berupa lagu-lagu instrumental, jazz ringan, atau pop akustik dengan volume sedang. Tujuannya adalah menciptakan atmosfer yang nyaman, sehingga teman-teman bisa ngobrol tanpa harus berteriak.
3. Pilihan minuman yang beragam dan tidak harus alkohol
Salah satu hal menarik dari soft clubbing adalah menu minumannya yang fleksibel. Kamu bisa memilih dari berbagai pilihan, mulai dari wine atau cocktail ringan untuk yang suka sedikit alkohol, hingga mocktail (minuman non-alkohol yang mirip cocktail), teh spesial, atau kopi.
Minuman ini memungkinkan semua orang, termasuk yang tidak minum alkohol, tetap bisa menikmati acara sehingga acara ini lebih inklusif dan tidak memaksa untuk ikut minum minuman keras.
4. Dresscode yang santai tapi tetap stylish
Kamu tidak perlu berpakaian glamor berlebihan seperti di pesta mewah. Cukup tampil chic dan nyaman, misalnya dengan kaos polos yang bagus, celana jeans favorit, atau blus sederhana yang membuatmu terlihat rapi.
Tujuannya adalah agar semua orang merasa bebas dan tidak canggung, tanpa tekanan untuk tampil sempurna. Ini membuat soft clubbing lebih mudah diakses, terutama untuk yang ingin datang langsung dari kantor atau rumah tanpa harus ganti baju berjam-jam.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)