COMMUNITY
ARTSUBS 2024, Pameran Seni Rupa Kontemporer Nasional Hadir di Pos Bloc Surabaya
Patrick Pinaria
Selasa 29 Oktober 2024 / 13:53
Surabaya: Pameran seni rupa, ARTSUBS 2024 resmi dibuka pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Ratusan karya hadir dan siap menarik perhatian banyak pengunjung dalam pameran besar seni rupa kontemporer besar berskala nasional tersebut.
ARTSUBS digagas Rambat sebagai Direktur Utama (Chief Director) ARTSUBS 2024. Dalam mewujudkan impian itu, Rambat dibantu tim kerja yang berpengalaman dan berwawasan, yaitu Asmudjo J. Irianto sebagai art director dan Nirwan Dewanto sebagai kurator, Army sebagai event manager, Hermawan Desmanto sebagai spatial director, dan Andi Rahmat sebagai visual director. Serta tiga Dewan Kehormatan yakni Aris Utama, Karlina Supelli, dan Cahaya Manthovani.
Acara ini digelar di halaman Pos Bloc Surabaya dan resmi dibuka pada pukul 16.30 WIB oleh dua tokoh Surabaya, Sunarjo Sampoerna (kolektor dan pemilik Esa Art Center) dan Eri Cahyadi. ARTSUBS akan berlangsung hingga 24 November 2024. Dalam sebulan penuh, ARTSUBS menghadirkan 200-an karya dari 150 lebih seniman rupa Indonesia yang menempati ruang pamer seluas total 3.900 meter persegi di Pos Bloc.
Bukan tanpa alasan panitia penyelenggara ARTSUBS memilih Pos Bloc sebagai tempat penyelenggaraan event ini. Pos Bloc dipilih karena tak lepas dari nilai historis gedung ini, di mana tempat ini sebelumnya adalah Kantorpos Surabaya yang juga sebuah bangunan historis yang pernah menjadi tempat bersekolah Presiden RI Ir. Soekarno di bangku Hoogere Burgerschool (HBS).
Tentu di sini termasuk berbagai paradoks maupun segi kritis yang terkandung dalam kemajuan (progress) yang dikejar masyarakat Tanah Air. Seniman rupa, sambil menyelami situasi kesejarahan dan kekinian dengan cara masing-masing, selalu mencari jalan-jalan baru untuk memperlihatkan mimpi dan fantasi tersebut. Mereka mengungkap segi-segi lain dari apa yang disebut sebagai kemajuan dan modernitas.
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk nomor empat di dunia yang kaya dengan sumber daya alam dan warisan budaya serta kesenian tradisi, tapi negara-bangsa ini belum berperan penting dalam bidang ilmu dan teknologi.
Dalam hal ini, 'Indonesia menjadi negara maju' adalah mimpi besar yang semoga segera terselenggara. Bangsa-bangsa maju di dunia ini, baik di Barat, Timur, Utara maupun Selatan, bisa terus mendorong diri ke depan karena memiliki daya kritis terhadap dirinya sendiri, self-criticism, yang sudah satu-menyatu dengan berbagai proyek kemajuan mereka.
Namun, self-criticism adalah sikap sangat langka di Indonesia. Ini yang membuat masyarakat kita terhalang untuk mencapai kemajuan yang semestinya. Seni rupa kontemporer dianggap penting di negara-negara maju tersebut karena dapat menjadi representasi dan refleksi kritis pada segenap persoalan manusia dan lingkungannya.
Baiklah kita tekankan lagi bahwa karya-karya seni rupa kontemporer, tak terkecuali di Indonesia, menyodorkan daya kritis, sekaligus daya mimpi, yang merangsang kesadaran dan imajinasi publik.
Demikianlah kontribusi sosial seni rupa kontemporer yang mesti kita semaikan dan tumbuhkan bersama. Dengan rencana yang berwawasan ke depan, ARTSUBS melebarkan jalan ke arah kontribusi sosial yang demikian.
Sebagaimana diketahui, seni rupa kontemporer mengandung dua komponen utama. Yaitu karya-karya seni itu sendiri yang berwujud material, misalnya lukisan, patung, instalasi, fotografi, dan seterusnya. Maupun kandungan-isinya, yaitu refleksi dan representasi akan berbagai masalah yang hidup di tengah masyarakat.
Sebagai anak kandung masyarakatnya, setiap seniman berkarya untuk memperkaya dan memperbaharui tinjauan kita atas berbagai kenyataan sosial. Namun demikian, akui bahwa seni rupa kontemporer Indonesia sebagai variabel sosial tersebut masih harus didorong untuk menjadi bagian organik dari kehidupan masyarakat kita.
Absennya ruang-ruang non-komersial yang bisa menghadirkan karya-karya seni bagi publik, misalnya museum seni rupa, di kota-kota besar kita menunjukkan hal itu. Dengan langkah yang saksama, ARTSUBS berhasrat mengisi kekosongan ini.
Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia yang hingga sekarang belum memiliki pameran besar berskala nasional. Sesungguhnya Surabaya memiliki sumber daya yang sangat besar untuk ikut mendekatkan seni rupa kontemporer ke tengah masyarakat-juga sebaliknya.
Kekayaan seni rupa kita sudah semestinya berjalan seiring dengan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat yang kian cerdas dan bermartabat. Sudah jamak bahwa kota- kota besar di dunia ini mempunyai pameran besar seni rupa yang dibanggakan ke dunia luas, dan Surabaya juga seharusnya demikian.
Masyarakat Surabaya dan Jawa Timur layak membanggakan diri dengan pameran besar seni rupa yang mengusung perkembangan terkini dalam eksperimentasi budaya kontemporer kita. Kegiatan seni budaya, dalam hal ini pameran seni rupa kontemporer, sudah selayaknya bukan hanya memperindah pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi pendorongnya.
Ini adalah kekosongan besar di Indonesia, yang sejauh ini hanya diisi, dengan segenap keterbatasan, oleh Yogyakarta, Jakarta, dan Bali Selatan. Maka, salah satu wujud dari Ways of Dreaming itu adalah menyelenggarakan pameran seni rupa tahunan berskala nasional yang terkurasi dengan baik, di Surabaya. ARTSUBS adalah bagian dari mimpi besar bersama.
ARTSUBS akan menjadi representasi, pemetaan, dari kerja seni rupa kontemporer Indonesia. Di sini, keragaman akan sangat menonjol. Baik dalam hal bentuk, medium, dan gagasan artistik. Dengan demikian, sesuai dengan kenyataan di medan seni rupa itu sendiri, seni lukis akan sangat dominan, sebab memang demikianlah proporsi praktiknya dibandingkan cabang-cabang seni rupa yang lain.
"Namun, kami menyadari bahwa jangkauan seni rupa kontemporer itu cukup luas, beraneka, dan berlapis-lapis. Maka medium, material dan objek yang kami pilih adalah bisa saja tak terbatas. Tapi yang diarahkan oleh si penggubah sebagai karya seni," kata Nirwan.
Dengan demikian, medium yang lazimnya dalam seni rupa modern dianggap sebagai bukan-seni, misalnya sebagai kriya atau desain, termasuk di dalamnya, sejauh sudah melompat dari kefungsiannya. Penekanan pada medium dan bahan ini sangat ditekankan pada kurasi dan seleksi.
Yang pasti, seniman-seniman yang telah terpilih adalah mereka yang sudah punya reputasi tinggi (established), yang sedang tumbuh pesat (emerging) dan yang mulai meraih reputasi (emerging-established), maupun yang pendatang baru.
"Ramuan ini kami anggap penting untuk merangsang pertumbuhan seni rupa kita ke arah-arah yang baru. Para seniman itu berkarya di wilayah-wilayah yang ditengarai sangat giat dewasa ini, yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Malang (dan beberapa kota di Jawa Timur), Yogyakarta, dan daerah-daerah lain," tegas Nirwan.
Diskusi publik tentang Kuratorial ARTSUBS bersama Asmudjo dan Nirwan diselenggarakan pada Minggu, 27 Oktober 2024. Berikutnya, diadakan diskusi publik tentang Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur bersama kurator Wahyudin dan Ayos Purwoaji pada Jumat, 1 November 2024. Selain memamerkan karya, salah seorang seniman ARTSUBS mengisi lokakarya seperti Anargard tentang stensil, pada Minggu, 27 Oktober.
Lokakarya juga diberikan oleh seniman Yogyakarta Eko Nugroho pada Sabtu, 2 November 2024. Eko turut dijadwalkan menjadi narasumber pentas wicara pada Jumat, 1 November 2024. Ada pula lokakarya batik bersama Agus Ismoyo, Nia Fliam, dan Desmon Ismoyo, pada Senin, 4 November 2024. Lokakarya keramik bersama Nuzurlis Koto, seniman keramik dari Surabaya, pada Sabtu, 23 November 2024.
Pentas wicara mengisi jadwal gelaran ARTSUBS pada Jumat, 22 Oktober 2024. Menghadirkan dua seniman fotografi ternaam Indonesia Oscar Matuloh dan Indra Leonardi. Diskusi publik bersama arsitek ternama Andra Matin yang juga seniman ARSTUBS -ditemani arsitek Surabaya Hidajat Endramukti- digelar pada Rabu, 20 November 2024. Beberapa kolektor terlibat juga dalam pentas wicara.
Tak kalah menariknya, ceramah publik bersama kurator ARTSUBS Nirwan. Salah seorang Dewan Kehormatan ARTSUBS, Karlina Supelli, seorang filsuf dan salah satu astronomer perempuan pertama dari Indonesia, akan bicara dalam ceramah publik. Keduanya digelar pada Sabtu, 23 November 2024. Tur galeri sebanyak 8 kali dalam sebulan akan mengajak berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, sosialita, disabilitas, arsitek, entrepreneur, dan kolektor.
Tentu saja, tak kalah pentingnya, ARTSUBS akan melibatkan publik luas, berbagai lapisan masyarakat, mereka yang menjunjung kreativitas dan inovasi, dan peduli pada perkembangan sosial. Termasuk pengguna aktif media sosial yang mengabarkan berbagai kegiatan seni budaya dan gaya hidup. Dengan tiket seharga Rp100 ribu (untuk umum) dan Rp50 ribu (untuk pelajar), ARTSUBS berniat merangkul 100 ribu pemirsa selama masa pameran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ROS)
ARTSUBS digagas Rambat sebagai Direktur Utama (Chief Director) ARTSUBS 2024. Dalam mewujudkan impian itu, Rambat dibantu tim kerja yang berpengalaman dan berwawasan, yaitu Asmudjo J. Irianto sebagai art director dan Nirwan Dewanto sebagai kurator, Army sebagai event manager, Hermawan Desmanto sebagai spatial director, dan Andi Rahmat sebagai visual director. Serta tiga Dewan Kehormatan yakni Aris Utama, Karlina Supelli, dan Cahaya Manthovani.
Acara ini digelar di halaman Pos Bloc Surabaya dan resmi dibuka pada pukul 16.30 WIB oleh dua tokoh Surabaya, Sunarjo Sampoerna (kolektor dan pemilik Esa Art Center) dan Eri Cahyadi. ARTSUBS akan berlangsung hingga 24 November 2024. Dalam sebulan penuh, ARTSUBS menghadirkan 200-an karya dari 150 lebih seniman rupa Indonesia yang menempati ruang pamer seluas total 3.900 meter persegi di Pos Bloc.
Bukan tanpa alasan panitia penyelenggara ARTSUBS memilih Pos Bloc sebagai tempat penyelenggaraan event ini. Pos Bloc dipilih karena tak lepas dari nilai historis gedung ini, di mana tempat ini sebelumnya adalah Kantorpos Surabaya yang juga sebuah bangunan historis yang pernah menjadi tempat bersekolah Presiden RI Ir. Soekarno di bangku Hoogere Burgerschool (HBS).
Ways of Dreaming
Dalam edisi perdananya ini, ARTSUBS mengusung tema Ways of Dreaming. Tema ini merujuk pada aneka jalan mimpi atau banyak cara bermimpi dalam ikhtiar ingin menampilkan modernitas. Lebih khusus lagi, karya-karya seni rupa kontemporer Indonesia adalah imajinasi sosial yang mengandung aspirasi dan fantasi tentang keterubahan berbagai segi kehidupan di Indonesia di masa sekarang maupun di masa depan.Tentu di sini termasuk berbagai paradoks maupun segi kritis yang terkandung dalam kemajuan (progress) yang dikejar masyarakat Tanah Air. Seniman rupa, sambil menyelami situasi kesejarahan dan kekinian dengan cara masing-masing, selalu mencari jalan-jalan baru untuk memperlihatkan mimpi dan fantasi tersebut. Mereka mengungkap segi-segi lain dari apa yang disebut sebagai kemajuan dan modernitas.
Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk nomor empat di dunia yang kaya dengan sumber daya alam dan warisan budaya serta kesenian tradisi, tapi negara-bangsa ini belum berperan penting dalam bidang ilmu dan teknologi.
Baca: Ilustrator Indonesia, Emte Gelar Pameran Tunggal Selama 2 Bulan di Jerman |
Dalam hal ini, 'Indonesia menjadi negara maju' adalah mimpi besar yang semoga segera terselenggara. Bangsa-bangsa maju di dunia ini, baik di Barat, Timur, Utara maupun Selatan, bisa terus mendorong diri ke depan karena memiliki daya kritis terhadap dirinya sendiri, self-criticism, yang sudah satu-menyatu dengan berbagai proyek kemajuan mereka.
Namun, self-criticism adalah sikap sangat langka di Indonesia. Ini yang membuat masyarakat kita terhalang untuk mencapai kemajuan yang semestinya. Seni rupa kontemporer dianggap penting di negara-negara maju tersebut karena dapat menjadi representasi dan refleksi kritis pada segenap persoalan manusia dan lingkungannya.
Baiklah kita tekankan lagi bahwa karya-karya seni rupa kontemporer, tak terkecuali di Indonesia, menyodorkan daya kritis, sekaligus daya mimpi, yang merangsang kesadaran dan imajinasi publik.
Demikianlah kontribusi sosial seni rupa kontemporer yang mesti kita semaikan dan tumbuhkan bersama. Dengan rencana yang berwawasan ke depan, ARTSUBS melebarkan jalan ke arah kontribusi sosial yang demikian.
Sebagaimana diketahui, seni rupa kontemporer mengandung dua komponen utama. Yaitu karya-karya seni itu sendiri yang berwujud material, misalnya lukisan, patung, instalasi, fotografi, dan seterusnya. Maupun kandungan-isinya, yaitu refleksi dan representasi akan berbagai masalah yang hidup di tengah masyarakat.
Sebagai anak kandung masyarakatnya, setiap seniman berkarya untuk memperkaya dan memperbaharui tinjauan kita atas berbagai kenyataan sosial. Namun demikian, akui bahwa seni rupa kontemporer Indonesia sebagai variabel sosial tersebut masih harus didorong untuk menjadi bagian organik dari kehidupan masyarakat kita.
Absennya ruang-ruang non-komersial yang bisa menghadirkan karya-karya seni bagi publik, misalnya museum seni rupa, di kota-kota besar kita menunjukkan hal itu. Dengan langkah yang saksama, ARTSUBS berhasrat mengisi kekosongan ini.
Baca: Seniman Asal Aceh Hidupkan Seni Bela Diri Betawi di Jakarta Biennale 2024 |
Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia yang hingga sekarang belum memiliki pameran besar berskala nasional. Sesungguhnya Surabaya memiliki sumber daya yang sangat besar untuk ikut mendekatkan seni rupa kontemporer ke tengah masyarakat-juga sebaliknya.
Kekayaan seni rupa kita sudah semestinya berjalan seiring dengan gaya hidup dan kebutuhan masyarakat yang kian cerdas dan bermartabat. Sudah jamak bahwa kota- kota besar di dunia ini mempunyai pameran besar seni rupa yang dibanggakan ke dunia luas, dan Surabaya juga seharusnya demikian.
Masyarakat Surabaya dan Jawa Timur layak membanggakan diri dengan pameran besar seni rupa yang mengusung perkembangan terkini dalam eksperimentasi budaya kontemporer kita. Kegiatan seni budaya, dalam hal ini pameran seni rupa kontemporer, sudah selayaknya bukan hanya memperindah pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjadi pendorongnya.
Ini adalah kekosongan besar di Indonesia, yang sejauh ini hanya diisi, dengan segenap keterbatasan, oleh Yogyakarta, Jakarta, dan Bali Selatan. Maka, salah satu wujud dari Ways of Dreaming itu adalah menyelenggarakan pameran seni rupa tahunan berskala nasional yang terkurasi dengan baik, di Surabaya. ARTSUBS adalah bagian dari mimpi besar bersama.
Pemetaan seni rupa kontemporer Indonesia
ARTSUBS yang diancangkan terselenggara ajeg setiap tahun ini diharapkan mampu bersaing dengan pameran-pameran besar sejenis di Jakarta dan Yogyakarta.ARTSUBS akan menjadi representasi, pemetaan, dari kerja seni rupa kontemporer Indonesia. Di sini, keragaman akan sangat menonjol. Baik dalam hal bentuk, medium, dan gagasan artistik. Dengan demikian, sesuai dengan kenyataan di medan seni rupa itu sendiri, seni lukis akan sangat dominan, sebab memang demikianlah proporsi praktiknya dibandingkan cabang-cabang seni rupa yang lain.
"Namun, kami menyadari bahwa jangkauan seni rupa kontemporer itu cukup luas, beraneka, dan berlapis-lapis. Maka medium, material dan objek yang kami pilih adalah bisa saja tak terbatas. Tapi yang diarahkan oleh si penggubah sebagai karya seni," kata Nirwan.
Baca: Tepung-Pa-Tepung Karya Seniman Asal Majalengka Hadir di Jakarta Biennale 2024 |
Dengan demikian, medium yang lazimnya dalam seni rupa modern dianggap sebagai bukan-seni, misalnya sebagai kriya atau desain, termasuk di dalamnya, sejauh sudah melompat dari kefungsiannya. Penekanan pada medium dan bahan ini sangat ditekankan pada kurasi dan seleksi.
Yang pasti, seniman-seniman yang telah terpilih adalah mereka yang sudah punya reputasi tinggi (established), yang sedang tumbuh pesat (emerging) dan yang mulai meraih reputasi (emerging-established), maupun yang pendatang baru.
"Ramuan ini kami anggap penting untuk merangsang pertumbuhan seni rupa kita ke arah-arah yang baru. Para seniman itu berkarya di wilayah-wilayah yang ditengarai sangat giat dewasa ini, yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Malang (dan beberapa kota di Jawa Timur), Yogyakarta, dan daerah-daerah lain," tegas Nirwan.
Acara pendamping
ARTSUBS juga mengancang berbagai acara pendamping yang memperkuat pameran dengan empat sub-program, yakni lokakarya (workshop), pentas wicara, tur pameran, dan diskusi publik. Dengan semua agenda itu ARTSUBS akan menjadi ajang pertemuan para kolektor, pembawa gaya hidup, serta para pemerhati dan pengamat seni, mode, desain, dan berbagai tren mutakhir.Diskusi publik tentang Kuratorial ARTSUBS bersama Asmudjo dan Nirwan diselenggarakan pada Minggu, 27 Oktober 2024. Berikutnya, diadakan diskusi publik tentang Seni Rupa Kontemporer Jawa Timur bersama kurator Wahyudin dan Ayos Purwoaji pada Jumat, 1 November 2024. Selain memamerkan karya, salah seorang seniman ARTSUBS mengisi lokakarya seperti Anargard tentang stensil, pada Minggu, 27 Oktober.
Lokakarya juga diberikan oleh seniman Yogyakarta Eko Nugroho pada Sabtu, 2 November 2024. Eko turut dijadwalkan menjadi narasumber pentas wicara pada Jumat, 1 November 2024. Ada pula lokakarya batik bersama Agus Ismoyo, Nia Fliam, dan Desmon Ismoyo, pada Senin, 4 November 2024. Lokakarya keramik bersama Nuzurlis Koto, seniman keramik dari Surabaya, pada Sabtu, 23 November 2024.
Pentas wicara mengisi jadwal gelaran ARTSUBS pada Jumat, 22 Oktober 2024. Menghadirkan dua seniman fotografi ternaam Indonesia Oscar Matuloh dan Indra Leonardi. Diskusi publik bersama arsitek ternama Andra Matin yang juga seniman ARSTUBS -ditemani arsitek Surabaya Hidajat Endramukti- digelar pada Rabu, 20 November 2024. Beberapa kolektor terlibat juga dalam pentas wicara.
Tak kalah menariknya, ceramah publik bersama kurator ARTSUBS Nirwan. Salah seorang Dewan Kehormatan ARTSUBS, Karlina Supelli, seorang filsuf dan salah satu astronomer perempuan pertama dari Indonesia, akan bicara dalam ceramah publik. Keduanya digelar pada Sabtu, 23 November 2024. Tur galeri sebanyak 8 kali dalam sebulan akan mengajak berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, sosialita, disabilitas, arsitek, entrepreneur, dan kolektor.
Tentu saja, tak kalah pentingnya, ARTSUBS akan melibatkan publik luas, berbagai lapisan masyarakat, mereka yang menjunjung kreativitas dan inovasi, dan peduli pada perkembangan sosial. Termasuk pengguna aktif media sosial yang mengabarkan berbagai kegiatan seni budaya dan gaya hidup. Dengan tiket seharga Rp100 ribu (untuk umum) dan Rp50 ribu (untuk pelajar), ARTSUBS berniat merangkul 100 ribu pemirsa selama masa pameran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)