BEAUTY
Waspada! Musim Panas Menggila, Alergi Matahari pun Melanda
Mia Vale
Selasa 13 Juni 2023 / 07:00
Jakarta: Alergi matahari merupakan istilah yang luas. Ini menjelaskan beberapa kondisi yang menyebabkan munculnya ruam gatal pada kulit setelah berada di bawah sinar matahari atau sumber radiasi ultraviolet (UV) lainnya.
Ruam biasanya terjadi pada paparan sinar matahari di musim panas dan diakibatkan oleh paparan sinar ultraviolet A (UVA). Namun, sinar UVB dapat memicunya pada beberapa orang. Dan umumnya, perempuan 2-3 kali lebih mungkin mengalami ruam matahari dibandingkan pria.
Sebagian orang memiliki jenis alergi matahari turun-temurun. Lainnya mengembangkan gejala hanya bila dipicu oleh faktor lain, seperti minum obat atau menyentuh tanaman tertentu.
Alergi matahari atau sun rashes terjadi ketika sistem imunitas memberikan reaksi yang salah dengan menganggap bahwa paparan matahari yang diserap sel kulit sebagai benda asing.
Akibatnya, sel imun menyerang sel kulit yang terpapar matahari dan menimbulkan reaksi alergi berupa kemerahan di kulit serta lecet.

(Perempuan 2-3 kali lebih mungkin mengalami ruam matahari dibandingkan pria. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Tingkat keparahan ruam matahari pun dapat bervariasi. Gejala awal meliputi, peradangan, gatal, kemerahan, dan benjolan. Beberapa ruam matahari juga menyebabkan bintik-bintik merah kecil berukuran 2–5 mm. Sementara, gejala umum ruam matahari, seperti:
- ruam yang muncul di tempat kulit terpapar sinar matahari.
- timbul bercak atau benjolan yang gatal atau terbakar dan ditemukan di area yang terpapar sinar matahari.
- kurang atau tidak ada reaksi pada wajah dan area kulit lainnya yang terpapar sinar matahari hampir sepanjang tahun.
Ruam dapat muncul secara berbeda pada warna kulit yang berbeda. Misalnya, pada kulit yang lebih gelap, bintik-bintik tersebut mungkin tampak putih atau abu-abu. Gejala alergi matahari paling sering muncul pada area tubuh yang terpapar sinar matahari, antara lain; dada, lengan, dan kaki.

(Untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV, oleskan tabir surya setiap dua jam ke area kulit yang tidak tertutup. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
- menggunakan tabir surya spektrum luas dengan SPF 50.
- oleskan tabir surya setiap dua jam ke area kulit yang tidak tertutup.
- memakai pakaian pelindung matahari untuk memblokir sinar UV.
- hindari paparan sinar matahari antara pukul 10 pagi dan empat sore, terutama saat sinar matahari paling intens.
Seseorang juga dapat mengonsumsi steroid oral dosis rendah sebelum terpapar sinar matahari, saran para ahli. Pilihan lain untuk mencegah ruam adalah fototerapi.
Fototerapi adalah jenis desensitisasi yang melibatkan paparan sinar matahari berulang kali. Paparan berulang membantu mengurangi reaksi berlebihan oleh sistem kekebalan terhadap sinar matahari, yang dapat mencegah ruam matahari di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Ruam biasanya terjadi pada paparan sinar matahari di musim panas dan diakibatkan oleh paparan sinar ultraviolet A (UVA). Namun, sinar UVB dapat memicunya pada beberapa orang. Dan umumnya, perempuan 2-3 kali lebih mungkin mengalami ruam matahari dibandingkan pria.
Sebagian orang memiliki jenis alergi matahari turun-temurun. Lainnya mengembangkan gejala hanya bila dipicu oleh faktor lain, seperti minum obat atau menyentuh tanaman tertentu.
Alergi matahari atau sun rashes terjadi ketika sistem imunitas memberikan reaksi yang salah dengan menganggap bahwa paparan matahari yang diserap sel kulit sebagai benda asing.
Akibatnya, sel imun menyerang sel kulit yang terpapar matahari dan menimbulkan reaksi alergi berupa kemerahan di kulit serta lecet.

(Perempuan 2-3 kali lebih mungkin mengalami ruam matahari dibandingkan pria. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Gejala yang muncul
orang yang mengalami alergi matahari akan mengalami beberapa gejala. Seperti mengutip dari Medical News Today, biasanya, gejala mulai muncul berkisar dua jam setelah terpapar sinar matahari.Tingkat keparahan ruam matahari pun dapat bervariasi. Gejala awal meliputi, peradangan, gatal, kemerahan, dan benjolan. Beberapa ruam matahari juga menyebabkan bintik-bintik merah kecil berukuran 2–5 mm. Sementara, gejala umum ruam matahari, seperti:
- ruam yang muncul di tempat kulit terpapar sinar matahari.
- timbul bercak atau benjolan yang gatal atau terbakar dan ditemukan di area yang terpapar sinar matahari.
- kurang atau tidak ada reaksi pada wajah dan area kulit lainnya yang terpapar sinar matahari hampir sepanjang tahun.
Ruam dapat muncul secara berbeda pada warna kulit yang berbeda. Misalnya, pada kulit yang lebih gelap, bintik-bintik tersebut mungkin tampak putih atau abu-abu. Gejala alergi matahari paling sering muncul pada area tubuh yang terpapar sinar matahari, antara lain; dada, lengan, dan kaki.

(Untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV, oleskan tabir surya setiap dua jam ke area kulit yang tidak tertutup. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Bisa dicegah, kok!
Menurut Skin Cancer Foundation, perlindungan sinar matahari yang tepat dapat membantu mengurangi penyebaran ruam akibat sinar matahari. Berikut langkah-langkah untuk melindungi kulit:- menggunakan tabir surya spektrum luas dengan SPF 50.
- oleskan tabir surya setiap dua jam ke area kulit yang tidak tertutup.
- memakai pakaian pelindung matahari untuk memblokir sinar UV.
- hindari paparan sinar matahari antara pukul 10 pagi dan empat sore, terutama saat sinar matahari paling intens.
Seseorang juga dapat mengonsumsi steroid oral dosis rendah sebelum terpapar sinar matahari, saran para ahli. Pilihan lain untuk mencegah ruam adalah fototerapi.
Fototerapi adalah jenis desensitisasi yang melibatkan paparan sinar matahari berulang kali. Paparan berulang membantu mengurangi reaksi berlebihan oleh sistem kekebalan terhadap sinar matahari, yang dapat mencegah ruam matahari di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)