BEAUTY

Ahli: Waspada, Keratin untuk Rambut Sebabkan Kerusakan Ginjal

Mia Vale
Selasa 09 April 2024 / 08:05
Jakarta: Perawatan rambut keratin telah menjadi solusi salon bagi siapa saja yang menginginkan rambut yang benar-benar lurus. Namun sebuah studi kasus baru-baru ini menyoroti pengalaman meresahkan seorang wanita yang berakhir dengan cedera ginjal akut karena bahan-bahan yang terkandung dalam produk pelurus rambut. 

Ditulis oleh Dr Priyanka Kuri dan Dr Basavaraj S Kumbar melalui Healthshots, selain kulit kepala teriritasi, gatal, alergi, dan ruam, efek samping parah dari perawatan rambut keratin juga mencakup masalah pernapasan dan masalah hati.

Masih dalam tulisan yang sama, menurut studi kasus yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine (NEJM), bahan-bahan tertentu yang digunakan dalam prosedur tersebut dapat merusak fungsi tubuh kita.

Dalam laman Healthshots ini, wanita berusia 26 tahun itu telah menjalani prosedur di salon sebanyak 3 kali antara tahun 2020-2022. 

Setiap kunjungan diikuti demam, mual, diare, dan nyeri punggung. Ternyata, dokter menemukan kadar kreatinin yang tinggi dalam darahnya, menandakan bahwa ginjalnya tidak berfungsi normal. Padahal sebelumnya, wanita tersebut tidak memiliki masalah penyakit ginjal. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan. Apakah, perawatan rambut keratin aman untuk ginjal?
 

Yuk, kenalan dengan keratin


Keratin merupakan protein yang dapat ditemukan di rambut, kulit, dan kuku kita. Bagian-bagian ini seperti batu bata yang menjadikannya kuat.

“Untuk meluruskan rambut, banyak orang yang menggunakan perawatan keratin agar bisa mendapatkan tampilan rambut yang halus dan rapi. Sepertinya ini menambah lapisan perlindungan ekstra dan membuat rambut lebih mudah dikontrol sehingga mengurangi rambut kusut juga,” jelas dokter kulit Dr Priyanka Kuri.


(Perawatan keratin diklaim memberikan segudang manfaat untuk kesehatan rambut. Namun, kamu juga perlu waspada terhadap risiko efek sampingnya juga ya. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)

Struktur setiap helai rambut akan tampak lebih halus dan lurus setelah diperkuat oleh penetrasi keratin ke dalam batangnya.

Studi yang dipublikasikan di Internal Journal of Cosmetic Science ini mengamati bahwa perawatan keratin meningkatkan kualitas helai rambut hingga 40 persen. Itu memperlancar mereka serta meningkatkan kekuatan mereka.
 

Hubungan keratin dengan kerusakan ginjal


Menurut para ahli, penyebab kerusakan ginjal pada wanita tersebut terkait dengan perawatan keratin, bisa jadi karena adanya bahan kimia tertentu seperti formaldehida atau zat pelepasnya, seperti glioksiloil karbosistein.

“Bahan kimia ini, meskipun digunakan dalam produk penghalus rambut yang 'bebas formaldehida', masih dapat melepaskan formaldehida saat terkena panas," terang dokter penyakit dalam Dr Basavaraj S Kumbar.

"Formaldehida dan produk sampingannya seperti glioksilat memiliki potensi efek nefrotoksik, yang berarti dapat membahayakan ginjal,” terang dokter Basavaraj lagi.

Paparan panas ekstrem dalam waktu lama selama perawatan ini juga dapat merusak rambut, menyebabkan kerusakan protein struktural dan melemahnya batang rambut.

Selain itu, para ahli telah menunjukkan dalam penelitian bahwa kehadiran asam glioksilat dalam produk tersebut dapat menyebabkan penyakit ginjal yang dikenal sebagai nefropati oksalat. 

Yakni, suatu kondisi di mana kristal kalsium oksalat menumpuk di ginjal, menyebabkan kerusakan dan membuat ginjal tidak berfungsi dengan baik. Artinya, ginjal tersumbat oleh kristal-kristal ini, yang dapat menyebabkan nyeri di bagian samping tubuh, masalah buang air kecil, dan terkadang darah dalam urine.

Bahkan, penelitian yang dipublikasikan di Toxicology and Industrial Health menyatakan bahwa bahan kimia pada keratin juga dapat menyebabkan berkembangnya gejala asma atau menyebabkan kesulitan bernapas.

Bila sedang hamil, hindari prosedur pelurusan rambut seperti ini. Selain itu, jika kamu sensitif terhadap alergi, keratin mungkin tidak cocok untuk digunakan.

Dalam Halodoc, dr. Fadhli Rizal Makarim mengatakan paparan kimiawi dari perawatan ini berisiko membahayakan kesehatan ibu hamil dan menyusui.

Dr. Fadhli juga memaparkan bahwa sebagian besar perawatan keratin mengandung formaldehida. Senyawa kimia itu bisa berbahaya ketika tidak sengaja terhirup. Jadi, ada baiknya konsultasikan kepada dokter berbagai masalah kulit dan perawatan rambut kamu sebelum memutuskan untuk melakukannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH