Puluhan warga berdoa bersama di kompleks makam Ki Ageng Makukuhan saat Tradisi Rejeban Plabengan di lereng Gunung Sumbing, Pagergunung, Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat, 6 Maret 2020. Setelah berdoa dilanjutkan dengan makan bersama sebagai wujud syukur atas anugerah Tuhan YME.
Puluhan warga berdoa bersama di kompleks makam Ki Ageng Makukuhan saat Tradisi Rejeban Plabengan di lereng Gunung Sumbing, Pagergunung, Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat, 6 Maret 2020. Setelah berdoa dilanjutkan dengan makan bersama sebagai wujud syukur atas anugerah Tuhan YME.
Dalam tradisi tahunan yang diselenggarakan setiap Jumat Wage pada bulan Rajab ini, warga membawa tenong berisi nasi tumpeng, pisang, ingkung ayam, dan lauk pauk lainnya ke Bukit Plabengan yang terdapat makam sahabat Ki Ageng Makukuhan.
Dalam tradisi tahunan yang diselenggarakan setiap Jumat Wage pada bulan Rajab ini, warga membawa tenong berisi nasi tumpeng, pisang, ingkung ayam, dan lauk pauk lainnya ke Bukit Plabengan yang terdapat makam sahabat Ki Ageng Makukuhan.
Tradisi turun temurun masyarakat petani tembakau sejak ratusan tahun silam tersebut untuk mengenang tokoh penyebar agama Islam Ki Ageng Makukuhan sekaligus sebagai wujud syukur serta permohonan doa kepada Tuhan YME agar hasil pertanian melimpah.
Tradisi turun temurun masyarakat petani tembakau sejak ratusan tahun silam tersebut untuk mengenang tokoh penyebar agama Islam Ki Ageng Makukuhan sekaligus sebagai wujud syukur serta permohonan doa kepada Tuhan YME agar hasil pertanian melimpah.

Saat Warga Temanggung Gelar Tradisi Rejeban Plabengan

07 Maret 2020 08:55
Temanggung: Warga Dusun Cepit, Pagergunung, Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, menggelar Tradisi Rejeban Plabengan di lereng Gunung Sumbing, Jumat, 6 Maret 2020.

Dalam tradisi tahunan yang diselenggarakan setiap Jumat Wage pada bulan Rajab ini, warga membawa tenong berisi nasi tumpeng, pisang, ingkung ayam, dan lauk pauk lainnya ke Bukit Plabengan yang terdapat makam sahabat Ki Ageng Makukuhan. Warga kemudian berdoa dan dilanjutkan makan bersama sebagai wujud syukur atas anugerah Tuhan YME.

Tradisi turun temurun masyarakat petani tembakau sejak ratusan tahun silam tersebut untuk mengenang tokoh penyebar agama Islam Ki Ageng Makukuhan, sekaligus sebagai wujud syukur serta permohonan doa kepada Tuhan YME agar hasil pertanian melimpah. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Rona tradisi