Tepat pukul 00.00 WIB ribuan warga, baik penduduk asli Yogyakarta maupun pendatang, beserta abdi dalem mulai menjalankan ritual budaya itu menyusuri jalan tanpa berbicara mengelilingi seluruh benteng keraton yang berjarak 5 kilometer. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Ritual mubeng beteng dilepas oleh Putri pertama Raja Keraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi di Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat (22/9/2017) dini hari. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Sementara itu, suasana sakral 1 Sura (Muharam) menyelimuti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Jateng, pada pelaksanaan kirab pusaka, Kamis (21/9/2017) malam. Rangkaian kirab diawali keluarnya tujuh ekor kebo bule atau biasa disebut kebo Kiai Slamet dari gerbang timur Kori Kamandungan. ANTARA/Mohammad Ayudha
Setelah itu, tepata pukul 23.00 WIB, puluhan abdi dalem, kerabat keraton, dan keluarga keraton keluar dari pintu utama dengan membawa 17 pusaka keraton. ANTARA/Mohammad Ayudha
Tradisi grebeg Sura juga dilakukan warga Tulungagung Jatim. Warga mengarak tumpeng raksasa berisi aneka hasil bumi dalam di pesisir Pantai Gemah, Tulungagung, Kamis (21/9/2017). Tumpeng tersebut kemudian jadi rebutan ratusan warga. ANTARA/Destyan Sujarwoko
Warga menggelar tradisi kirab Napak Tilas Sultan Trenggono di Giyono, Jumo, Temanggung, Jateng, Kamis (21/9/2017). Tradisi setiap 1 Sura penanggalan Jawa tersebut sebagai penghormatan kepada raja kerajaan Demak Sultan Trenggono sekaligus doa permohonan kepada Tuhan YME agar diberi kesejahteraan dan kemakmuran. ANTARA/Anis Efizudin
Seorang ulama mendoakan tumpeng Suro-an milik warga keturunan Tionghoa di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hong San Ko Tee di Surabaya, Jatim, Kamis (21/9/2017). Ratusan tumpeng tersebut sebagai rasa syukur atas rejeki dan kesehatan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam ritual memperingati tahun baru Jawa 1 Sura. ANTARA/M Risyal Hidayat
Warga Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak, Jateng, menggelar Tradisi Kirab Suro Kasepuhan Girikusumo, Kamis (21/9/2017). Selain untuk menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1439 Hijriyah atau 1 Sura pada penanggalan Jawa, tradisi tersebut juga untuk melestarikan warisan tradisi budaya para leluhur. ANTARA/Aji Styawan