Purwakarrta: Tiga orang siswa SMK di Purwakarta Jawa Barat, berinovasi menciptakan alat pendeteksi bencana longsor. Alat sederhana ini diletakan di daerah rawan longsor dan akan memberikan data peringatan dini bahaya longsor dari sensor kelembaban tanah, curah hujan, dan pergerakan tanah.
Tiga siswa SMK Negeri Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, adalah Cahyana, Arya Saputra dan Yosep Sopian. Siswa kelas sebelas SMK Negeri Campaka, jurusan teknik komputer jaringan alat yang diciptakannya tersebut diberi nama alarm tanah longsor (ATL) Necam. Ini berfungsi untuk memberikan peringatan dini, akan bahaya bencana longsor.
Cara kerja alat hasil rakitan para siswa ini di pasang atau ditempatkan di daerah rawan longsor, seperti perbukitan dekat permukiman, atau sekitar tebing. Nantinya, sensor pada alat akan mengirimkan data berupa kelembaban tanah, curah hujan, hingga pergerakan tanah. Bahkan, data bisa dipantau secara real time melalui aplikasi di jaringan internet, baik melalui handphone, maupun laptop.
"Cara kerja dari alat ini ada dua perangkat yang terdiri dari sensor unit yang akan disimpan ditempat terindikasi sering terjadi longsor dan unit yang kedua dan disimpan ditempat yang jauh dari tempat longsor." Kata Cahyana salah seorang siswa pembuat alarm, Senin, 27 November 2023.
Ide pembuatannya sendiri, berawal saat diminta untuk membuat alat yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagai tugas praktik. Pembuatan alarm tanda longsor, menggunakan peralatan dari sekolah dengan memanfaatkan dana bantuan operasional sekolah atau BOS.
Saat ini, satu unit perangkat alarm tanda longsor, hasil inovasi para siswa, telah dipasang di daerah rawan longsor, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.
Pihak sekolah terus berkoordinasi dengan pihak BPBD Purwakarta, untuk pengembangan alat agar lebih bisa bermanfaat, dan mengurangi potensi bahaya akibat bencana longsor. MI/Reza Sunarya Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News