Mubaligh Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab dikenal Gus Miftah mengingatkan pentingnya dialog kebangsaan untuk menepis bahaya paham radikalisme, terutama yang menyasar pelajar. Sikap waspada harus tetap ada, apalagi ada penelitian dua tahun lalu yang menyebutkan 30 persen pelajar di Jawa Timur terpapar paham radikalisme.
Mubaligh Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab dikenal Gus Miftah mengingatkan pentingnya dialog kebangsaan untuk menepis bahaya paham radikalisme, terutama yang menyasar pelajar. Sikap waspada harus tetap ada, apalagi ada penelitian dua tahun lalu yang menyebutkan 30 persen pelajar di Jawa Timur terpapar paham radikalisme.
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman itu mengatakan hal tersebut, saat Talk Show Kebangsaan di sebuah sekolah SMK, di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, pada Senin, 13 Mei 2024. Dalam talkshow Kebangsaan itu, Gus Miftah meminta pelajar untuk bangga dengan budaya atau kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini.
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman itu mengatakan hal tersebut, saat Talk Show Kebangsaan di sebuah sekolah SMK, di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, pada Senin, 13 Mei 2024. Dalam talkshow Kebangsaan itu, Gus Miftah meminta pelajar untuk bangga dengan budaya atau kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini.
Dia mengingatkan paham radikalisme bisa menyusup, melalui fashion, food maupun fun. Pelajar diimbau tidak kearab-araban, atau kebarat-baratan, namun harus bangga dengan budaya lokal.
Dia mengingatkan paham radikalisme bisa menyusup, melalui fashion, food maupun fun. Pelajar diimbau tidak kearab-araban, atau kebarat-baratan, namun harus bangga dengan budaya lokal.

Waspada Radikalisme, Gus Miftah Gencar Talkshow Kebangsaan di Sekolah

14 Mei 2024 14:53
Sidoarjo: Mubaligh Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab dikenal Gus Miftah mengingatkan pentingnya dialog kebangsaan untuk menepis bahaya paham radikalisme, terutama yang menyasar pelajar. Sikap waspada harus tetap ada, apalagi ada penelitian dua tahun lalu yang menyebutkan 30 persen pelajar di Jawa Timur terpapar paham radikalisme.

Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman itu mengatakan hal tersebut, saat Talk Show Kebangsaan di sebuah sekolah SMK, di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, pada Senin, 13 Mei 2024. Dalam talkshow Kebangsaan itu, Gus Miftah meminta pelajar untuk bangga dengan budaya atau kearifan lokal yang dimiliki bangsa ini.

Dia mengingatkan paham radikalisme bisa menyusup, melalui fashion, food maupun fun. Pelajar diimbau tidak kearab-araban, atau kebarat-baratan, namun harus bangga dengan budaya lokal.

Maka dari itu Gus Miftah menekankan, pentingnya gerakan moderasi berbangsa dan beragama yang happy dan menyenangkan. Sehingga meskipun di Indonesia banyak terdiri dari suku, ras, agama, namun perbedaan itu tidak memecah belah justru menyatukan.

"Inilah yang perlu dipahamkan kepada peserta didik kita. Sehingga kalau mereka berbeda itu tidak dianggap musuh, tetapi memperkaya khasanah kebangsaan kita," kata Gus Miftah.

Gus Miftah menyatakan keprihatinan, ada penelitian dua tahun lalu, yang menegaskan 30 persen siswa di Jawa Timur terpapar paham radikalisme. Padahal di wilayah Jatim sangat dekat dengan etika santri.

"akanya kita terus banyak masuk ke kampus maupun ke sekolah," tegas Gus Miftah.

Sementara Kepala SMK Krian 1 Sidoarjo, Dhini Mekarsari berharap, kehadiran Gus Miftah memberikan wawasan kebangsaan ini, anak-anak lebih memahami tentang pentingnya nasionalisme. Sehingga mereka akan terhindar dari paham radikalisme.

"Makanya muatan kearifan lokal itu lebih dikuatkan, seperti yang dikatakan Gus Miftah dalam tausiyahnya tadi," kata Dhini. MI/Heri Susetyo 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News radikalisme Gus Miftah