Perahu yang membawa anggota minoritas Myanmar yang teraniaya, banyak yang bertelanjang kaki dan beberapa memohon bantuan, berada di lepas pantai Provinsi Aceh.
Beberapa orang berlari ke pantai setelah warga menolak mengizinkan mereka mendarat, merebahkan diri ke pasir dan memohon agar penumpang kapal yang kelelahan diizinkan turun.
Pria, wanita, anak-anak, dan bayi terlihat melihat ke pantai ketika penduduk setempat yang marah meminta mereka untuk tidak mendaratkan kapal tersebut, yang menurut beberapa penumpang kapal berlayar dari Bangladesh.
Menurut Mukhtaruddin, Kepala Desa Pulo Pineung Meunasah, warga Aceh setempat kemudian mengantarkan makanan ke perahu dengan harapan penumpang akan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Namun para penumpang tetap ngotot setelah hampir tiga minggu berada di laut.
Setelah menuruni tali untuk berenang ke pantai dan memprotes masyarakat Aceh. Seorang pria Rohingya terlihat tergeletak di pasir tanpa alas kaki, bertelanjang dada, tampak hampir tak bernyawa. Sementara pria lainnya mencoba memberinya minum.
Pengungsi Rohingya, Manzur Alam, mengatakan kepada AFP bahwa kapal tersebut telah meninggalkan Cox's Bazar di Bangladesh -- rumah bagi hampir satu juta pengungsi Rohingya -- 20 hari lalu dengan 249 orang di dalamnya.
“Banyak bayi, anak kecil tolong lindungi, mereka sangat lapar karena tidak mendapat apa-apa,” kata Alam, 23 tahun.
600 Rohingya tiba di Aceh
Kapal terbaru ini menambah jumlah total kedatangan etnis Rohingya di Aceh selama 72 jam terakhir menjadi hampir 600 orang, menurut angka yang diberikan oleh media lokal.
“Setidaknya satu atau dua lagi kapal masih berada di laut dalam perjalanan ke Indonesia," kata Chris Lewa, Direktur Organisasi HAM Rohingya, Arakan Project, kepada AFP, sambil mencatat bahwa ini adalah awal musim berlayar. AFP PHOTO/Amanda Jufrian Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News