Seorang perempuan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur tinggal di rumah tidak layak huni bersama tiga anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Pekerjaan sang ibu yang hanya serabutan, membuatnya hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mirisnya hingga kini keluarga ini tak tersentuh bantuan pemerintah.
Seorang perempuan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur tinggal di rumah tidak layak huni bersama tiga anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Pekerjaan sang ibu yang hanya serabutan, membuatnya hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mirisnya hingga kini keluarga ini tak tersentuh bantuan pemerintah.
Rumah milik perempuan yang terletak di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Blitar ini, rawan roboh. Bagian atap bangunan telah lapuk dan bolong di beberapa sisi.
Rumah milik perempuan yang terletak di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Blitar ini, rawan roboh. Bagian atap bangunan telah lapuk dan bolong di beberapa sisi.
Rumah reyot ini sudah ditempati Sasmiati selama 10 tahun bersama tiga anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Pekerjaan sasmiati yang tidak menentu, membuatnya tidak mampu untuk membenahi rumahnya.
Rumah reyot ini sudah ditempati Sasmiati selama 10 tahun bersama tiga anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Pekerjaan sasmiati yang tidak menentu, membuatnya tidak mampu untuk membenahi rumahnya.
Lebih dari itu, untuk memenuhi kebutuhan makan, Sasmiati masih sering mengandalkan dari bantuan tetangga. Mirisnya, ibu berusia 54 tahun tersebut juga tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial.
Lebih dari itu, untuk memenuhi kebutuhan makan, Sasmiati masih sering mengandalkan dari bantuan tetangga. Mirisnya, ibu berusia 54 tahun tersebut juga tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial.
Menurut pihak desa, rumah Sasmiati sebetulnya telah diusulkan untuk mendapatkan program bedah rumah. Namun hingga kini belum ada respon dari pemerintah daerah.
Menurut pihak desa, rumah Sasmiati sebetulnya telah diusulkan untuk mendapatkan program bedah rumah. Namun hingga kini belum ada respon dari pemerintah daerah. "Sudah kami ajukan beberapa kali namun belum berhasil. Alasannya karena rumahnya sudah tembok, tetapi nyatanya Bu Sasmiati memiliki tiga anak keterbelakangan mental semua," ujar Kepala Desa Pagerwojo, Mujiadi.
Mujiadi menambahkan bahwa untuk kebutuhan sehari-hari, Sasmiati sering mendapat bantuan dari tetangga dan kerja serabutan.
Mujiadi menambahkan bahwa untuk kebutuhan sehari-hari, Sasmiati sering mendapat bantuan dari tetangga dan kerja serabutan. "Kami berharap segera mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah," tambahnya.
Sasmiati berharap, Pemkab Blitar segera memberikan bansos kepada dirinya, sehingga dia tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan untuk tiga anaknya.
Sasmiati berharap, Pemkab Blitar segera memberikan bansos kepada dirinya, sehingga dia tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan untuk tiga anaknya.

Miris! Janda Rawat 3 Anak Keterbelakangan Mental, tak Tersentuh Bantuan

03 Oktober 2023 10:54
Blitar: Seorang perempuan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur tinggal di rumah tidak layak huni bersama tiga anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Pekerjaan sang ibu yang hanya serabutan, membuatnya hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mirisnya hingga kini keluarga ini tak tersentuh bantuan pemerintah.

Rumah milik perempuan yang terletak di Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Blitar, Jawa Timur ini, rawan roboh. Bagian atap bangunan telah lapuk dan bolong di beberapa sisi.

Rumah reyot ini sudah ditempati Sasmiati selama 10 tahun bersama tiga anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. Pekerjaan sasmiati yang tidak menentu, membuatnya tidak mampu untuk membenahi rumahnya.

Lebih dari itu, untuk memenuhi kebutuhan makan, Sasmiati masih sering mengandalkan dari bantuan tetangga. Mirisnya, ibu berusia 54 tahun tersebut juga tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial.

Menurut pihak desa, rumah Sasmiati sebetulnya telah diusulkan untuk mendapatkan program bedah rumah. Namun hingga kini belum ada respon dari pemerintah daerah.

"Sudah kami ajukan beberapa kali namun belum berhasil. Alasannya karena rumahnya sudah tembok, tetapi nyatanya Bu Sasmiati memiliki tiga anak keterbelakangan mental semua," ujar Kepala Desa Pagerwojo, Mujiadi.

Mujiadi menambahkan bahwa untuk kebutuhan sehari-hari, Sasmiati sering mendapat bantuan dari tetangga dan kerja serabutan.

"Kami berharap segera mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah," tambahnya.

Sasmiati berharap, Pemkab Blitar segera memberikan bansos kepada dirinya, sehingga dia tidak kebingungan untuk memenuhi kebutuhan pangan untuk tiga anaknya. Metro TV/Fajar Agastya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

News Bantuan Kemanusiaan kemiskinan Jawa Timur