Sumatra Selatan: Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatra Selatan (BKSDA Sumsel) kembali memasang satu unit GPS Collar kepada kelompok gajah sumatera di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra selatan. Hal itu sebagai upaya memperkuat mitigasi interaksi negatif gajah sumatera dan manusia di Kantong Habitat Sugihan-Simpang Heran, Selasa, 16 Mei 2023.
Pemasangan dilaksanakan pada gajah jenis kelamin betina usia sekira 25 tahun berat 2.782 kg, yang berada pada kelompok berjumlah 13 ekor. Sebelumnya, tepat satu tahun lalu, 13 Mei 2022, pemasangan GPS Collar telah dilakukan pada 2 kelompok, yaitu kelompok Meilani (berjumlah 34 ekor), dan kelompok Meissi (berjumlah 14 ekor).
Kegiatan itu melibatkan beberapa pihak, yaitu PT OKI Pulp & Paper Mills, salah satu unit usaha APP Sinar Mas, dan PT Bumi Andalas Permai (BAP), mitra pemasok APP Sinar Mas, Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS), serta Dokter Hewan dan Tim Teknis BBKSDA Riau.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai KSDA Sumsel Sugiarto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memahami pola pergerakan gajah melalui pemanfaatan teknologi satelit Inmarsat dalam selang waktu guna mewujudkan prinsip koeksistensi antara aktivitas manusia dan hidupan gajah liar di kantong habitat gajah Sugihan - Simpang Heran sebagai kantong populasi gajah sumatera terbesar di Provinsi Sumatra Selatan.
Sementara itu, Jasmine NP Doloksaribu, Head of Landscape Conservation APP Sinar Mas mengatakan pihaknya berkomitmen mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam program human-elephant co-existence.
"Pemasangan GPS Collar ini diharapkan dapat membantu dalam memahami prinsip berbagi ruang hidup antara manusia dan gajah," kata dia.
Kepala BKSDA Sumsel Ujang Wisnu Barata menjelaskan bahwa kantong habitat Sugihan-Simpang Heran memiliki luas sekitar 632 ribu hektar, dimana didalamnya telah tersepakati delineasi Koridor Gajah Liar oleh para pihak pada tanggal 23 Juni 2022, dengan luas sekitar 232 ribu hektar, dengan keseluruhan areal koridor berada di kawasan hutan produksi pada wilayah konsesi mitra pemasok APP Sinar Mas.
Koridor tersebut didelineasi atas dasar pertimbangan jejak kehadiran dan hasil monitoring berkala, yang selanjutnya menjadi lokus manajemen habitat dan populasi melalui berbagai kegiatan terintegrasi. yakni pengkayaan pakan gajah, pembuatan artificial saltlick, pengaturan komoditi tanaman, pembuatan barrier fisik/vegetasi serta monitoring populasi, agar lebih menjamin penyediaan ruang hidup dan habitat yang cukup
dalam menopang kehidupan gajah liar sehingga interaksi negatif gajah liar di wilayah masyarakat dapat dikendalikan. MI/Dwi Apriani Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News