Kutai: Untuk melawan kepunahan, Masyarakat Adat Dayak Wehea di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, saban tahun menggelar festival pesta adat secara besar-besaran.
Dinamakan Pesta Adat dan Budaya Lom Plai, serangkaian hiburan masyarakat digelar dengan ritual warisan leluhur selama 27 hari berturut-turut di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau.
Acara tersebut diikuti seluruh warga adat Wehea yang tersebar di 6 desa, antara lain Desa Nehas Liah Bing, Liaq Leway, Bea Nehas, Long Wehea, Diaq Lay dan Desa Dia Beaq.
Ketua Adat besar Wehea, Ledjie Taq mengatakan Lom Plai adalah bentuk rasa syukur kepada sang pencipta karena memberi berkah kehidupan untuk manusia.
"Bentuk rasa syukur itu diisi dengan pesta. Festival adat yang digelar harus benar-benar melambangkan adat-istiadat Suku Dayak Wehea," jelasnya pada Minggu, 21 April 2024.
Lom Plai dimulai pada tanggal 1 April hingga 27 April 2024, warga adat Wehea menggelar gotong royong membangun panggung acara pondok-pondok adat di lapangan bola.
Pada hari-hari berikutnya, masyarakat bergotong-royong membuat rakit perang, membuat gapura adat, umbul-umbul, tong sampah dan mengikuti beragam perlombaan seperti dayung dan tarian adat.
Puncak acara Lom Plai digelar pada tanggal 20 dan 21 April yang disebut Bob Jengea. Bob Jengea merupakan ritual persembahan yang diisi beragam tari-tarian dan makan besar di tiap rumah pada 20 dan 21 April 2024. MI/Yovanda Izabella Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News