Bunga-bunga Amarilis berwarna oranye tampak bermekaran di halaman rumah warga di Pathuk, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. Wisatawan pun berdatangan berfoto di dengan berlatar bunga-bunga tersebut.
Bunga-bunga Amarilis berwarna oranye tampak bermekaran di halaman rumah warga di Pathuk, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. Wisatawan pun berdatangan berfoto di dengan berlatar bunga-bunga tersebut.
Sang pemilik kebun bunga Amarilis, Sukadi menceritakan, dirinya sudah menanam bunga Amarilis tersebut sejak 2002. Namun, baru mulai viral pada 2015.
Sang pemilik kebun bunga Amarilis, Sukadi menceritakan, dirinya sudah menanam bunga Amarilis tersebut sejak 2002. Namun, baru mulai viral pada 2015.
"Amarilis ini dulunya dianggap gulma yang mengganggu karena keberadaannya mencuri nutrisi dari tanaman yang ditanam petani," kata dia. Akibatnya, tanaman tersebut dibasmi secara massal dan masif.
Sukadi kemudian berinisiatif untuk melestarikannya biar tidak punah. Tak dinyana, tanaman tersebut ternyata menari perhatian warga dan wisatawan.
Sukadi kemudian berinisiatif untuk melestarikannya biar tidak punah. Tak dinyana, tanaman tersebut ternyata menari perhatian warga dan wisatawan.

Menikmati Keindahan Bunga Amarilis yang Bermekaran di Gunung Kidul

01 Desember 2023 15:06
Gunung Kidul: Bunga-bunga Amarilis berwarna oranye tampak bermekaran di halaman rumah warga di Pathuk, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta. Wisatawan pun berdatangan berfoto di dengan berlatar bunga-bunga tersebut.

Sang pemilik kebun bunga Amarilis, Sukadi menceritakan, dirinya sudah menanam bunga Amarilis tersebut sejak 2002. Namun, baru mulai viral pada 2015.

"Amarilis ini dulunya dianggap gulma yang mengganggu karena keberadaannya mencuri nutrisi dari tanaman yang ditanam petani," kata dia. Akibatnya, tanaman tersebut dibasmi secara massal dan masif.

Sukadi kemudian berinisiatif untuk melestarikannya biar tidak punah. Tak dinyana, tanaman tersebut ternyata menari perhatian warga dan wisatawan.

"Dulu bunga Amarilis hanya ditanam di lahan 3.500 meter persegi, tetapi kini sudah ada di beberapa titik dengan luasan sekitar 1 hektar," kata dia.

Ia mengatakan, bunga Amarilis biasa mekar pada awal musim hujan, sekitar akhir November, dan hanya mekar setahun sekali. Mekarnya pun hanya sebentar, sekitar 2 Minggu.

"Ini mekarnya sudah sejak Jumat lalu (24/11), kira-kiranya berhenti mekar tinggal seminggu lagi (8/12)," kata dia. Setelah itu, bunga Amarilis akan perlahan layu dan berguguran. Bunga Amarilis akan kembali mekar tahun depan.

Sukadi mengatakan, setelah pandemi, wisatawan sudah mulai banyak yang berkunjung, tetapi belum sebanyak sebelum pandemi. Ia menyebut, sebelum pandemi, jumlah pengunjung sekitar 1.500 hingga 3000 an per hari. Namun, saat ini masih sekitar 300-500an pengunjung perhari.

"Mungkin akhir pekan ini, pengunjung bisa mencapai di atas seribuan sehari," harap dia.

Pengunjung tidak hanya dari Jogja dan sekitarnya. Bahkan, cukup banyak pengunjung mancanegara yang datang. Mereka biasa berkunjung pada pagi atau sore hari.

Ia menyebut, kebun bunga Amarilis yang dikelolanya memiliki konsep sebagai kebun konservasi Amarilis yang terbuka untuk umum. Pengunjung yang datang tidak dikenai biaya, tetapi sumbangan sukarela dengan rata-rata sumbangan yang diberikan sekitar 10 ribu per pengunjung. Artinya, ada pula pengunjung yang tidak memberikan sumbangan.

"Konsepnya ini konservasi. Saya harus menyiangi kebun bunga setahun 2 kali, sedangkan mekarnya hanya sekali," tutup dia. MI/Ardi Teristi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Gaya bunga Yogyakarta Pariwisata