Di Palu, Sulawesi Tengah, kontes ayam serama sangat diminati, tidak kalah dengan kontes kicau burung. Penilaiannya bukan pada suara kokoknya, melainkan pada gerakannya.
Ayam serama merupakan ayam asli Malaysia. Unggas itu hasil perkawinan silang dari ayam lokal Malaysia dan ayam cebol Jepang. Di negeri jiran, ayam itu sudah diperkenalkan sejak 50 tahun lalu dan diternakkan secara massal.
Ayam serama sudah disukai warga Asia Tengara sejak 1990-an. Di Indonesia, ayam itu dibawa pertama kali ke Jakarta pada awal 2000, sebelum berkembang ke banyak daerah.
Seperti dituturkan Herman Hatta, kontes ayam serama menilai gerakan dan postur tubuh. "Misalnya dada membusung, kepala mendekati ekor, dan berjalan dengan melebarkan kedua sayapnya. Itu akan mendapat nilai tinggi," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, kontes digelar di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tiga puluh ayam serama mengikuti lomba. Mereka milik belasan pehobi dari Palu, Gorontalo, Mamuju, dan Makassar. Panitia menyediakan hadiah utama uang tunai Rp15 juta.
Ladang bisnis
Budi daya ayam serama menjadi ladang bisnis baru bagi pehobi. Muhajir Efendi, misalnya, mengatakan harga seekor ayam itu bisa mencapai Rp300 ribu-Rp500 ribu.
Jika memenangi kontes, ayam bisa ditawar pehobi lain dengan harga hingga Rp3 juta per ekor.
"Untuk ternakan asli Malaysia harganya bisa lebih mahal. Yang belum menang kontes saja bisa Rp10 juta dan pemenang kontes mencapai Rp30 juta. Di Malaysia harga bisa ratusan juta rupiah," tandasnya.
Di Palu, pemelihara ayam kecil itu sudah menjamur. "Saya memelihara 20-an ayam serama. Lima ekor sudah ikut kontes, tiga di antaranya juara," kata Anton H Ramli, peternak lainnya.
Meski sama-sama bertubuh kecil, ayam serama berbeda dengan ayam katai yang merupakan ayam asli Indonesia. Ayam serama memiliki bentuk tubuh yang lebih kecil dan tegak.
Ukuran tubuhnya hanya sekepalan tangan orang dewasa. Beratnya maksimal 300 gram, dengan tinggi badannya 15 cm, panjang 22 cm. Dia juga dikenal sebagai ayam terkecil di dunia.
Namun, memelihara ayam serama tidak segampang ayam katai atau ayam jenis lainnya. Dia tidak boleh diberi makan jagung setiap hari jika tidak ingin bulunya mengalami kerontokan.
"Pakan harus ganti-ganti setiap minggunya. Jagung, jangkrik, atau taoge," ujar Muhajir.
Selain pakan, pemberitan vitamin dan suntikan vaksin harus rutin diberikan. Yang terakhir suhu kandang juga harus selalu hangat, tidak dingin atau terlalu panas. MI/M Taufan SP Bustan Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News