Lebih dari 6 ribu wisatawan menyaksikan prosesi pemotongan rambut gimbal yang merupakan bagian dari Dieng Culture Festival (DCF) 2024. Prosesi tersebut berlangsung di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Lebih dari 6 ribu wisatawan menyaksikan prosesi pemotongan rambut gimbal yang merupakan bagian dari Dieng Culture Festival (DCF) 2024. Prosesi tersebut berlangsung di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Sebelum rambut gimbal mereka dipotong, ada berbagai permintaan dari anak-anak tersebut yang harus dipenuhi oleh orangtua masing-masing. Permintaan tersebut bervariasi, mulai dari anak itik, sepeda, hingga pertunjukan lengger.
Sebelum rambut gimbal mereka dipotong, ada berbagai permintaan dari anak-anak tersebut yang harus dipenuhi oleh orangtua masing-masing. Permintaan tersebut bervariasi, mulai dari anak itik, sepeda, hingga pertunjukan lengger.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Tursiman, menjelaskan bahwa ritual ini merupakan tradisi masyarakat di Dataran Tinggi Dieng.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Tursiman, menjelaskan bahwa ritual ini merupakan tradisi masyarakat di Dataran Tinggi Dieng.
"Untuk membuat rambut mereka normal kembali harus dilakukan ritual pencukuran, mulai dari penjamasan hingga proses pencukuran itu sendiri. Jika permintaan anak-anak tidak dipenuhi, rambut gimbal mereka bisa tumbuh lagi," katanya.

Melihat Prosesi Pemotongan Rambut Gimbal di Dieng Culture Festival 2024

24 Agustus 2024 13:47
Banjarnegara: Lebih dari 6 ribu wisatawan menyaksikan prosesi pemotongan rambut gimbal yang merupakan bagian dari Dieng Culture Festival (DCF) 2024. Prosesi tersebut berlangsung di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Sabtu, 24 Agustus 2024.

Sebelum rambut gimbal mereka dipotong, ada berbagai permintaan dari anak-anak tersebut yang harus dipenuhi oleh orangtua masing-masing. Permintaan tersebut bervariasi, mulai dari anak itik, sepeda, hingga pertunjukan lengger.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Tursiman, menjelaskan bahwa ritual ini merupakan tradisi masyarakat di Dataran Tinggi Dieng.

"Fenomena anak-anak berambut gimbal ini adalah sesuatu yang khas di Dataran Tinggi Dieng. Mungkin tidak umum di masyarakat lain, tetapi di sini dianggap sebagai anugerah," jelasnya.

Menurut keyakinan masyarakat setempat, rambut gimbal ini hanya bisa hilang jika melalui prosesi ritual oleh tetua adat.

"Untuk membuat rambut mereka normal kembali harus dilakukan ritual pencukuran, mulai dari penjamasan hingga proses pencukuran itu sendiri. Jika permintaan anak-anak tidak dipenuhi, rambut gimbal mereka bisa tumbuh lagi," katanya.

Pada DCF yang ke-14 ini, banyak anak yang ingin mengikuti prosesi tersebut, namun panitia membatasi hanya 13 yang bisa ikut serta.

"Sebetulnya ada sekitar 30 orang yang mendaftar, termasuk beberapa yang sudah dewasa, namun kami batasi untuk anak-anak usia SD ke bawah. Jika tidak dicukur melalui ritual ini rambut mereka bisa tetap gimbal hingga dewasa," tambahnya. MI/Liliek Dharmawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Gaya Dieng rambut Jawa Tengah tradisi