Menara Telkom. Foto: Telkom
Menara Telkom. Foto: Telkom

Transformasi Digital, Telkom Catat Pendapatan Rp109,6 Triliun di Kuartal III-2025

Annisa ayu artanti • 04 November 2025 17:35
Jakarta: PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Di tengah tantangan ekonomi global dan perubahan industri yang cepat, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp109,6 triliun hingga kuartal III-2025.
 
EBITDA perusahaan tercatat Rp54,4 triliun dengan margin 49,6 persen, sementara laba bersih mencapai Rp15,8 triliun dengan margin 14,4 persen. Jika disesuaikan (normalized net income), laba bersih naik menjadi Rp16,7 triliun atau margin 15,2 persen.
 
Direktur Utama Telkom Dian Siswarini menegaskan pencapaian ini mencerminkan ketahanan dan kemampuan adaptasi perusahaan di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika industri yang semakin cepat. Sekaligus membuktikan bahwa transformasi yang dijalankan butuh konsistensi dan penguatan. 

"Kami berfokus pada optimalisasi nilai di segmen-segmen strategis, termasuk konektivitas fiber dan data center, yang menjadi fondasi utama bagi masa depan ekonomi digital Indonesia," kata Dian dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 November 2025.

Perusahaan yang lebih efisien 

Dian menjelaskan, melalui strategi transformasi TLKM 2030, Telkom akan terus memperkuat fondasi bisnis dengan bertransformasi menuju perusahaan strategic holding yang lebih lean dan efisien yang berorientasi pada service excellence di setiap lini organisasi. 
 
"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan solusi digital yang relevan dengan kebutuhan pelanggan, sejalan dengan upaya menciptakan pertumbuhan jangka panjang serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan, masyarakat, lingkungan, dan seluruh pemangku kepentingan,” jelas Dian.
 
Baca juga: Hyperscale Data Center NeutraDC Nxera Batam Topping Off, Sudah Tier III

Salah satu langkah strategis Telkom adalah unlocking value melalui pemisahan sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity kepada anak usaha PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF).
 
Setelah fase pertama aksi korporasi, TIF akan mengelola 56 persen jaringan serat optik Telkom, menjadikannya pemilik infrastruktur jaringan terbesar di Indonesia dengan 179.000 km backbone dan 500.000 km jaringan akses.

Telkomsel tetap dominan, dorong pertumbuhan digital business

Dari sisi bisnis konsumer, Telkomsel mencatat pendapatan Rp81,4 triliun hingga kuartal III-2025 dengan profitabilitas yang sehat. Pendapatan utama berasal dari Digital Business, dengan Average Revenue Per User (ARPU) naik 5,2 persen dibanding kuartal sebelumnya.
 
Telkomsel kini melayani 157,6 juta pelanggan seluler dan 10,3 juta pelanggan IndiHome, meningkat 9,4 persen dibanding tahun lalu.
 
Jaringan Telkomsel juga semakin kuat dengan 288.295 BTS, termasuk 235.627 BTS 4G dan 4.009 BTS 5G. Lalu lintas data meningkat 17,2 persen YoY menjadi 17,4 juta TB, menunjukkan peningkatan konsumsi layanan digital di Indonesia.
 
Telkomsel juga terus memperluas strategi Fixed-Mobile Convergence (FMC) untuk memaksimalkan peluang bundling antara layanan seluler dan broadband rumah (IndiHome).

Bisnis wholesale, enterprise, dan menara terus tumbuh

Pada segmen Wholesale dan International Business, Telkom mencatat pendapatan Rp14,2 triliun atau tumbuh 5,7 persen YoY. Pertumbuhan ini ditopang oleh bisnis infrastruktur digital dan layanan suara internasional.
 
Sementara di segmen Enterprise, pendapatan mencapai Rp14,9 triliun, didukung penguatan solusi Connectivity+, Cybersecurity, dan Artificial Intelligence (AI). Telkom juga memperluas layanan IndiBiz untuk menjangkau pasar UMKM di seluruh Indonesia.
 
Anak usaha Telkom di sektor menara, Mitratel, membukukan pendapatan Rp6,9 triliun, tumbuh 0,9 persen YoY dengan margin EBITDA mencapai 83,8 persen. Mitratel kini memiliki 40.102 menara dengan tenancy ratio 1,55x, di mana 59 persen di antaranya berada di luar Pulau Jawa.
 
Sementara itu, bisnis Data Center dan Cloud juga menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga kuartal III-2025, Telkom mencatat pendapatan Rp1,4 triliun dari segmen ini melalui anak usaha NeutraDC.
 
Utilisasi kapasitas data center NeutraDC telah mencapai 89 persen, sedangkan total utilisasi seluruh fasilitas data center (termasuk neuCentrIX dan Telin) mencapai 77 persen. Telkom kini mengoperasikan 35 fasilitas data center dengan total kapasitas 44 MW + 2.451 racks, tersebar di Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste.
 
NeutraDC juga tengah membangun Hyperscale Data Center (HDC) di Batam dan menyiapkan ekspansi HDC Cikarang Campus 2 untuk memperkuat kapasitas domestik.
 
Sebagai bagian dari inovasi berbasis AI, NeutraDC meluncurkan Neutra Connect dan Neutra Compute, dua layanan yang menjadi pondasi pengembangan AI Fabric TelkomGroup.

Komitmen ESG dan investasi 

Hingga kuartal III 2025, Telkom merealisasikan belanja modal sebesar Rp15,4 triliun, atau setara 14,1 persen dari total pendapatan. Dana ini difokuskan untuk memperluas konektivitas digital, mengembangkan AI dan cloud computing, serta memperkuat infrastruktur data center.
 
Telkom juga memperkuat praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan meraih sertifikasi ISO 14001:2015 dan ISO 45001:2018 dari British Standards Institution (BSI) pada Agustus 2025. Sertifikasi ini menegaskan komitmen Telkom terhadap efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, serta keselamatan kerja.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ANN)

LEAVE A COMMENT
LOADING
TERKAIT

BERITA LAINNYA