Standard Chartered mendukung upaya mempercepat transisi energi. Foto: Dok istimewa
Standard Chartered mendukung upaya mempercepat transisi energi. Foto: Dok istimewa

Standard Chartered Dukung Percepatan Transisi Energi, Gimana Caranya?

Eko Nordiansyah • 10 September 2024 18:03
Jakarta: Standard Chartered mendukung upaya mempercepat transisi energi yang telah dicanangkan oleh Indonesia. Standard Chartered memiliki posisi strategis untuk mendorong pertumbuhan keuangan berkelanjutan dan menghubungkan permodalan ke tempat-tempat yang memerlukannya.
 
CEO Standard Chartered Group Bill Winters mengatakan, Standard Chartered memobilisasi dana senilai USD300 miliar dalam pendanaan ramah lingkungan hingga 2030. Sejak Januari 2021 hingga September 2023, Standard Chartered menyalurkan USD87,2 miliar pendanaan terkait perubahan iklim.
 
“Faktanya, kami memperkirakan keuangan berkelanjutan akan menjadi salah satu penghasil keuntungan utama yang berpotensi menyumbang 10 persen dari pendapatan grup kami dalam waktu dekat," kata dia dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 dilansir, Selasa, 10 September 2024.

Selain itu, Bill juga menekankan peran Standard Chartered dalam membantu upaya transisi para kliennya ke model bisnis yang lebih berkelanjutan, lewat pemberian solusi dan produk keuangan berkelanjutan yang menjawab tantangan, dan mendukung pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan. 
 
“Di Standard Chartered, kami menyadari bahwa transisi menuju net zero tidak dapat terjadi dalam semalam, dan kami berkomitmen untuk membantu klien kami melakukan dekarbonisasi bisnis mereka dan memastikan masa depan yang berkelanjutan,” ungkapnya.
 
Baca juga: Green Ammonia Jadi Pilihan Jitu Transisi Energi, Kok Bisa?

Strategi bisnis

Bill mengungkapkan, bisnis keuangan berkelanjutan Standard Chartered telah menghasilkan lebih dari USD720 juta antara bulan Januari dan Desember 2023. Standard Chartered memiliki target jangka panjang perolehan pendapatan USD1 miliar setiap tahunnya dari seluruh lini bisnis hingga tahun 2025. 
 
“Kami telah membuktikan bahwa Anda dapat memberikan dampak nyata sekaligus meraih keuntungan finansial yang besar. Ini adalah masa depan perbankan, dimana profitabilitas dan tujuan hidup berjalan beriringan,” ujar dia.
 
Meski begitu, Bill menyebut, hambatan besar dalam mempercepat transisi global menuju perekonomian rendah karbon. Secara khusus, ia mencatat bahwa ketidakpastian global seperti inflasi hingga masalah geopolitik telah menghambat tingkat investasi yang diperlukan untuk memenuhi target iklim internasional.
 
“Laju investasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca jauh lebih lambat dari yang kita harapkan. Ketidakpastian dalam lingkungan global jelas berkontribusi terhadap hal tersebut, namun bukan satu-satunya alasan. Kita perlu mendorong lebih banyak investasi untuk memenuhi kebutuhan iklim kita,” jelas Bill.

Inovasi dan upaya kolaboratif

Bill menyebutkan kemitraan dengan Asian Development Bank (ADB) dan World Bank merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil yang terukur dan berkelanjutan. Kemitraan ini telah membantu menjembatani kesenjangan pendanaan untuk proyek-proyek energi terbarukan.
 
“Kolaborasi sektor publik dan swasta sangatlah penting jika kita ingin mencapai kemajuan yang berarti dalam pendanaan transisi energi. Dengan memanfaatkan modal katalitik dari pemerintah atau bank multilateral, kita dapat mengurangi risiko investasi dan menjadikan proyek-proyek tersebut layak dilaksanakan,” kata dia.
 
Lebih lanjut, Bill menekankan bahwa transisi energi merupakan tantangan jangka panjang yang memerlukan upaya berkelanjutan. Ia mendesak dunia usaha untuk tetap fokus pada dekarbonisasi, bahkan di tengah ketidakpastian global, serta meminta pemerintah menyediakan kerangka peraturan dan insentif.
 
“Transisi menuju perekonomian rendah karbon tidak akan terjadi dalam semalam, namun hal ini benar-benar dapat dicapai. Sektor swasta mempunyai peran yang sangat besar, dan di Standard Chartered, kami berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa kami menjadi bagian dari solusi,” ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan