Baca juga: Ini Peluang Indonesia Kembangkan Ekonomi Hijau |
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2022, jumlah timbunan sampah di Kalimantan Timur telah mencapai lebih dari 791 ribu ton. Sampah terbesar berasal dari rumah tangga yang menyumbang 55,97 persen dari total timbunan. Melihat jenis sampahnya, mayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11 persen, diikuti oleh plastik 19,5 persen, dan sampah kertas/karton 12,37 persen.
Peningkatan jumlah sampah ini tidak terlepas dari bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan, salah satunya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Rofi Alhanif menyambut baik fasilitas daur ulang di wilayah Kalimantan. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan Timur.
"Lebih lanjut, kami percaya kolaborasi multisektor merupakan salah satu kunci dalam membantu upaya pemerintah menanggulangi kebocoran sampah plastik ke laut, oleh karenanya kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh AQUA dan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia. Kami berharap inisiatif ini dapat dilanjutkan di wilayah lain dan direplikasi oleh banyak pihak,” tegas dia dikutip Sabtu, 28 September 2024.
Sebagai salah satu mitra strategis pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik, AQUA berambisi untuk mengumpulkan lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang digunakan saat proses produksi. Perusahaab berfokus pada tiga pilar utama, yakni pengumpulan, edukasi, dan inovasi.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo menjelaskan kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah melalui pengembangan infrastruktur ekonomi sirkular di luar pulau Jawa. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kontribusinya dalam peta jalan pengurangan sampah.
Sementara itu, Fungsional Pembina Industri Ahli Muda Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Murboyudo Joyosuyono melihat kolaborasi ini sebagai salah satu model oleh pelaku industri lainnya.
Selain berperan penting dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengelola sampah secara lebih efektif, kemitraan ini juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penerapan konsep ekonomi sirkular.
Pada 2022, jumlah sampah yang masuk ke TPA di Kalimantan Timur setiap harinya adalah sebesar 6,5 meter kubik, dan hanya 67 persen di antaranya yang berhasil ditangani.
Fasilitas ini merupakan pusat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik kesembilan yang telah dibuka Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia di Indonesia, yang berperan penting untuk mendukung ekosistem ekonomi sirkular di Kalimantan Timur, termasuk di area Ibu Kota Nusantara.
Mendorong peluang kerja
Selain perannya dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di lautan, Fasilitas ini juga diharapkan sebagai sumber peluang kerja untuk membantu meningkatkan taraf hidup komunitas setempat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak."Kemitraan ini bukan hanya menunjukkan komitmen kami terhadap solusi inovatif, tetapi juga memperkuat upaya kami dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular di Indonesia.” tegas President Director Prevented Ocean Plastic Southeast Asia Daniel Lawrence Angelo Law.
Sejak awal tahun 2022, Prevented Ocean Plastic Southeast Asia telah mencegah lebih dari 1 miliar botol plastik memasuki lautan. Hal tersebut merupakan langkah besar dalam melindungi ekosistem laut dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Sejak Juni 2022, Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 16.000 metrik ton sampah plastik dari lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi bagi seluruh rantai pasokan, mulai dari pengumpul botol hingga konsumen akhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News