Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro. Foto Istimewa.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro. Foto Istimewa.

Demi Bisnis Berkelanjutan, Dunia Usaha Banyak Lakukan Inovasi CSR-ESG

Husen Miftahudin • 30 Mei 2024 17:48
Jakarta: Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro meminta semua perusahaan untuk turut serta dalam menjaga lingkungan melalui operasi bisnis yang tidak merusak lingkungan, atau menggunakan sumber daya energi yang ramah lingkungan.
 
Selain itu, semua perusahaan di Indonesia perlu untuk menerapkan Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
 
Serta, melakukan transformasi ekonomi lingkungan yang diwujudkan melalui aktualisasi nilai ekonomi karbon untuk pengendalian emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam pembangunan nasional dan stimulasi ekonomi.

"Maka dalam konteks CSR, meski ada kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan (operasional bisnis) tersebut. Tapi saat ini, dunia usaha sudah menjadi champions dan penggerak untuk mengatasi tiga krisis perubahan iklim, kehilangan keanekaragam hayati, dan pencemaran tersebut," ujar Sigit dalam acara Penghargaan TOP CSR Awards 2024, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 30 Mei 2024.
 
Penghargaan TOP CSR Awards 2024 telah diberikan kepada sejumlah perusahaan terkemuka dari berbagai sektor bisnis di Indonesia, di Hotel Raffles, Jakarta. Penghargaan tersebut merupakan kesinambungan dari tahun-tahun sebelumnya sejak 2016, dan digelar oleh Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah Lembaga di bidang CSR.
 
Baca juga: Jadi Tren, Implementasi Bangunan Hijau Perlu Berkolaborasi
 

Manfaat sosial yang sejalan dengan strategi bisnis


Ketua Penyelenggara TOP CSR Awards 2024 Lutfi Handayani mengatakan, tema yang diangkat untuk tahun ini adalah 'CSR & ESG Innovation Programs for Sustainable Business Growth'.
 
Dalam artian, CSR dan ESG diekspektasikan tidak hanya memberikan manfaat sosial untuk masyarakat dan lingkungan, namun harus selaras dengan strategi bisnis, harus mendukung pencapaian target-target bisnis, agar kinerja perusahaan dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.
 
Tema tersebut bertujuan mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengimplementasikan ESG dan CSR dengan mengadopsi ISO 26000 SR dan ESG. Perusahaan perlu lebih bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari operasional bisnis.
 
"Jika tanggung jawab tersebut berjalan, maka banyak masalah sosial-ekonomi di Indonesia teratasi dengan sendirinya," kata Lutfi menjelaskan.
 
Investor pun kini menuntut perusahaan untuk menjalankan ESG (environment, social, and governance). "Hal ini pun perlu diperhatikan agar bisnis bisa tumbuh sinambung, peduli sosial, dan bertata kelola baik," papar Lutfi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan