CEO MGN Muhammad Mirdal Akib pada acara MGN Energy Summit 2022 (Foto:Dok.Medcom)
CEO MGN Muhammad Mirdal Akib pada acara MGN Energy Summit 2022 (Foto:Dok.Medcom)

Menuju Nol Emisi 2050, Nestle Siapkan Sejumlah Strategi

M Rodhi Aulia • 31 Mei 2022 21:31
Jakarta: Berbagai upaya mendorong optimalisasi penerapan energi baru dan terbarukan (EBT) serta percepatan target pengurangan emisi gas rumah kaca terus dilakukan sejumlah pihak. Termasuk Media Group Network (MGN) melalui forum Energy Summit 2022.
 
"Ekosistem global terdampak serius. Ini wake up call. Ini kondisi darurat yang mengharuskan semua negara mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan," kata CEO MGN Muhammad Mirdal Akib pada acara MGN Energy Summit 2022 dengan tema 'Jalan Hijau Menuju Titik Nol Emisi' di Grand Studio, Metro TV, Jakarta Barat, Selasa, 31 Mei 2022.
 
Mirdal mengatakan untuk mencapai transisi energi diperlukan kolaborasi bersama. MGN terus menyuarakan isu ini secara berkelanjutan hingga masyarakat sadar. Energy Summit 2022 membahas seputar energi global yang kian kritis, serta berbagai upaya pengoptimalan EBT dan realisasi pengurangan emisi gas rumah kaca.
 
"Ini mungkin tidak terasa hari ini. Tapi kalau kita biarkan ini akan berdampak serius bagi kita, anak-anak kita, anak dari anak-anak kita dan keturunan-keturunan kita," ujar dia.
 
PT Nestle Indonesia turut berkontribusi mencapai tujuan terciptanya transisi energi. Nestle berkomitmen menuju net zero emission pada 2050 mendatang. Nestle juga berkomitmen memastikan kemasan 100 persen dapat didaur ulang dan mengurangi 1/3 plastik resin baru pada 2025.
 
"Kami benar-benar on the way di Indonesia,"  kata Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar saat menjadi pembicara di acara MGN Energy Summit 2022.
 
Menuju Nol Emisi 2050, Nestle Siapkan Sejumlah Strategi
Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar saat menjadi pembicara di acara MGN Energy Summit 2022 (Foto:Medcom.id/M Rodhi Aulia)
 
Ganesan mencontohkan hingga saat ini 84 persen dari kemasan yang digunakan Nestle di Indonesia bisa didaur ulang. Pihaknya juga mengganti sedotan plastik menjadi 100 persen sedotan kertas.
 
Meskipun ongkos produksi lebih mahal tujuh kali lipat ketimbang sedotan plastik, Nestle tetap berkomitmen menggunakan sedotan kertas. Nestle juga tidak melakukan perubahan harga produk. "Kita amat bangga," kata Ganesan menegaskan.
 
Selain itu, Nestle juga menggunakan sekam padi sebagai sumber tenaga baru. Penggunaan sekam yang biasa dibakar begitu saja di sawah oleh para petani, akan digunakan di semua pabrik Nestle.
 
"Kami di Nestle membeli sekam padi dan sekam padi didatangkan ke pabrik, digunakan sebagai biomas. Ini benar tenaga baru. Apa yang dibakar di sawah, hari ini digunakan di pabrik," katanya.
 
Dari sisi pengadaan bahan baku, Nestle juga melakukan hal nyata yang pada akhirnya bertujuan demi keselamatan bumi dan generasi mendatang. Nestle bersama mitra peternak dan petani menerapkan pertanian regeneratif.
 
Kemudian semua pabrik dipastikan melakukan efisiensi penggunaan air dan listrik. Bahkan Nestle juga memikirkan pascakonsumsi.
 
"Tanggung jawab kami tidak berhenti hanya di pabrik. Juga post consumption kami melakujan kerja sama dengan pemda. Saat ini ada 13 TPS. Jumlah plastik digunakan Nestle, kami kumpulkan lagi untuk didaur ulang," katanya.
Menuju Nol Emisi 2050, Nestle Siapkan Sejumlah Strategi

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan