Baca juga: Transisi Energi Kunci Mendorong Pertumbuhan Ekonomi |
Pengembangan rantai pasok juga akan didorong dengan aksi Suntech, yang merupakan produsen panel surya dunia Tier 1 dengan pengalaman lebih dari dua dekade dan kapasitas global 25 GW, menyatakan komitmennya dengan membangun pabrik manufaktur panel surya domestik di Indonesia dengan kapasitas produksi dua gigawatt (GW) yang akan beroperasi akhir tahun ini.
Suntech juga membawa perusahaan perusahaan yang menjadi rantai pasok-nya untuk berinvestasi di Indonesia untuk membantu percepatan pengembangan industri energi terbarukan dengan memperhatikan peningkatan target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Dalam konteks rantai pasok energi terbarukan panel surya, untuk memenuhi kebutuhan panel surya yang dapat mencapai puluhan gigawatt setiap tahunnya, Indonesia harus mampu memproduksi setidaknya sel dan panel surya, khususnya yang memiliki bankability atau kelayakan pembiayaan sesuai Tier 1 lembaga pemeringkat global Bloomberg New Energy Finance (BNEF) sehingga pengguna produknya terjamin sepanjang 25 tahun.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomarves RI Rachmat Kaimuddin menuturkan kehadiran industri ini harus ditopang dengan penguatan rantai pasok teknologi sel surya, yang semakin ke arah hulu yaitu polisilikon, ingot dan wafer, dan komponen lainnya, terutama low iron tempered glass.
"Ke depan, teknologi dan rantai pasok industri solar panel dan baterai energy storage harus berkembang di Indonesia. Listrik dari PLTS yang dihasilkan di Indonesia idealnya harus berasal dari panel surya yang dibuat di Indonesia. Indonesia harus mampu menjadi hub manufaktur di tengah transisi energi nasional dan dunia," ucap dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 Agustus 2024.
Pemerintah Indonesia sebelumnya mempunyai rencana pembangunan jaringan transmisi kelistrikan dari wilayah Sumatra, Jawa, Kepulauan Riau, Batam, hingga Singapura seiring dengan rencana ekspor elektron atau listrik hijau ke Singapura sebesar dua Giga Watt.
"Dengan memanfaatkan peta jalan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi hub manufaktur energi terbarukan di kawasan ini, termasuk proyek listrik lintas batas ke Singapura,” ucap Ketua Kedin Net Zero Hub Dharsono Hartono.
Percepatan manufaktur
WKU Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta W. Kamdani menuturkan hal ini sebagai strategi percepatan pengembangan industri manufaktur panel surya dalam negeri agar tercipta nilai tambah hulu ke hilir dalam transisi energi.“Keberadaan rantai pasok komponen PLTS yang kuat dan terintegrasi akan membuka akses industri ke energi terbarukan dengan biaya yang lebih terjangkau. Dengan adanya industri PLTS domestik, maka bisnis-bisnis ini dan ratusan bisnis lainnya di seluruh Indonesia mendapat akses listrik yang lebih murah, lebih bersih sehingga mampu membantu mereka memenuhi komitmen internasional dan memastikan tercapainya target Net Zero Emission-nya,” tambahnya saat ikut menghadiri acara penandatanganan kerjasama tersebut.
Langkah strategis Suntech Indonesia dalam penguatan rantai nilai industri panel surya Indonesia diharapkan tidak hanya untuk mencapai target bauran energi terbarukan, tapi juga menandakan Indonesia menguasai teknologi PLTS yang kompetitif.
“Indonesia akan menjadi fokus kami sebagai salah satu produsen panel surya terbesar di dunia, dengan kapasitas dan jaringan rantai pasok Suntech, kita akan mendukung program pemerintah Indonesia untuk membangun ketahanan energi dalam peningkatan daya saing industri di Indonesia. ,” tegas Chairman Suntech Wu Fei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News