Ekonomi hijau. Foto: Bappenas.
Ekonomi hijau. Foto: Bappenas.

Program CIA Bakal Perbanyak Talenta Pekerjaan Hijau

Arif Wicaksono • 19 Januari 2024 15:07
Jakarta: Pemerintah fokus meningkatkan talenta pekerjaan hijau dengan menggandeng pihak swasta. Cara ini dilakukan sebagai upaya mendorong perkembangan menurunkan emisi sehingga berkontribusi dalam target pencapaian suhu maksimal pemanasan global sesuai dengan Perjanjian Paris (Paris Agreement) paling tinggi 1,5 derajat celcius pada 2030.
 
Pemerintah melakukan ini dengan menginisiasi Program Climate Innovation Acceleration (CIA) sebuah rangkaian program akselerasi inovasi teknologi iklim (climate-tech). Serta edukasi untuk memperbanyak talenta di bidang pekerjaan hijau (green jobs) yang merupakan inisiatif bersama antara Ecoxyztem Venture Builder dan Greeneration Foundation dengan dukungan dari HSBC Indonesia.
 
baca juga: Permintaaan Energi Bersih Berpeluang Dorong Iklim Investasi

Program ini akan melibatkan lebih dari 3.000 mahasiswa di tujuh kota besar di Indonesia serta memberikan pendampingan dan access to market kepada 30 startups atau yang biasa di sebut Ecopreneurs, program akan diawali dengan Roadshow ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Makassar, dan Jakarta pada Bulan Januari hingga Maret 2024.
 
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi menyatakan program ini membuktikan keseriusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam memastikan Indonesia serius dalam menangani perubahan iklim.

"Melalui program Climate Innovation Acceleration, diharapkan solusi dan inovasi yang muncul dari mahasiswa dan startup climate-tech dapat berkontribusi dalam mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang sejalan dengan target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030.” jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat, 19 Januari 2024.
 
Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt menuturkan talenta pekerjaan hijau akan mendukung sebuah masa depan dengan inovasi dan teknologi digital memegang peranan kunci, termasuk juga untuk melawan perubahan iklim.
 
"Untuk itu kita membutuhkan sebanyak mungkin pemimpin muda yang dapat bergabung dan memimpin perjalanan ini. Itulah sebabnya HSBC sepenuhnya mendukung program Climate Innovation Acceleration," tegas dia.
 
Program CIA saat ini telah mendapatkan dukungan dari 25 komunitas, gerakan, dan organisasi pemungkin (enabler) yang akan mendorong terciptanya kolaborasi yang berkelanjutan. Beberapa di antaranya adalah World Cleanup Day Indonesia, Society of Renewable Energy (SRE Indonesia), Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI), Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), Bicara Udara, dan Pemimpin.

3 bantuan penting

President Director dari Ecoxyztem Mohamad Bijaksana Junerosano mengungkapkan ini adalah sebuah langkah awal yang sangat positif, karena kecepatan solusi permasalahan lingkungan harus tumbuh jauh lebih cepat dari pada permasalahannya.
 
"Dalam riset kami di Ecoxyztem, para ecopreneurs membutuhkan tiga bantuan penting yaitu pendampingan metodologi pengembangan startup, akses kepada permodalan, dan membuka akses ke masyarakat yang semuanya tercangkup dalam rangkaian program CIA ini,” tegas dia.
 
Co-founder dari Bicara Udara Novita Natalia menyampaikan siap mendukung kesuksesan program CIA yang membuka banyak kesempatan kepada di sektor sustainability. "Kita akan bisa menemukan lebih banyak lagi Ecopreneurs, Eco Campaigner, dan Eco Changemaker untuk masa depan Indonesia.” tegas dia.

Potensi green jobs

Selain di bidang bisnis dan fesyen, jenis pekerjaan green jobs juga mudah ditemui pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) atau dikenal juga sebagai new renewable energy. Laporan International Renewable Energy Agency (IRENA) dan International Labour Organization (ILO) mencatat terdapat 12,7 juta orang yang bekerja di bidang energi terbarukan pada 2021. Kemudian, lapangan kerja di bidang ini ikut mengalami pertumbuhan 73 persen selama periode 2012 hingga 2021.
 
Senior Project Development Manager Akuo Energy, Dallih Warviyan, mengatakan prospek kerja dari green jobs cerah karena ada berbagai pekerjaan baru yang muncul akibat krisis iklim. Ada banyak pekerjaan hijau yang belum banyak diketahui khalayak.
 
Misalnya sustainability manager, wind turbine engineer, solar energy specialist, hingga environmental health and designer. Namun, dia mencatat peningkatan green jobs tidak sebanding dengan peningkatan green skills.
 
“Kebutuhan akan green jobs muncul dari industri baru, juga industri konvensional. Hanya saja, peningkatan green jobs naik delapan persen dalam durasi lima tahun (2016-2021), namun tidak dibarengi dengan green skills yang hanya naik enam persen. Jadi, demand-nya ada, supply-nya belum mencukupi,” kata Dallih.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan