Jakarta: PT Pupuk Indonesia (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk penyusunan Environmental, Social, And Good Governance (ESG) Framework dan potensi pemberian pembiayaan hijau (green financing) berbasis Sustainability Linked Loan.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyampaikan pihaknya bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yaitu membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
"Untuk mewujudkan visi sebagai industri pupuk dan petrokimia global, saat ini Pupuk Indonesia sedang memfokuskan pada kekuatan untuk mengakselerasi dan menciptakan masa depan baru melalui hilirisasi industri yang lebih ramah lingkungan. Sehingga implementasi aspek ESG menjadi instrumen sangat penting dalam pengembangan bisnis kedepannya," ujar Rahmad lewat siaran pers, Sabtu, 2 Desember 2023.
Kerja sama ini, lanjut Rahmad, adalah bagian dari program Pupuk Indonesia untuk menekan emisi karbon yang sejalan dengan tema COP28 atau konferensi tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dubai saat ini. Dalam COP28, para pemimpin dunia petinggi negara berdiskusi dan berkolaborasi dalam cara membatasi dan mempersiapkan diri untuk memitigasi dampak dan risiko perubahan iklim di masa depan.
Dalam kerja sama ini, Bank Mandiri akan menyalurkan pembiayaan kepada Pupuk Indonesia dengan pembiayaan berbasis skema Sustainability Linked Loan untuk berbagai proyek yang terkait dengan program ESG berkelanjutan.
Proyek tersebut antara lain investasi soda ash Gresik & Bontang, energi baru terbarukan (EBT), pembiayaan yang berkaitan dengan pembangunan hijau, serta pengelolaan sumber daya alam hayati yang secara berkelanjutan.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyampaikan pihaknya bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yaitu membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
"Untuk mewujudkan visi sebagai industri pupuk dan petrokimia global, saat ini Pupuk Indonesia sedang memfokuskan pada kekuatan untuk mengakselerasi dan menciptakan masa depan baru melalui hilirisasi industri yang lebih ramah lingkungan. Sehingga implementasi aspek ESG menjadi instrumen sangat penting dalam pengembangan bisnis kedepannya," ujar Rahmad lewat siaran pers, Sabtu, 2 Desember 2023.
Kerja sama ini, lanjut Rahmad, adalah bagian dari program Pupuk Indonesia untuk menekan emisi karbon yang sejalan dengan tema COP28 atau konferensi tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dubai saat ini. Dalam COP28, para pemimpin dunia petinggi negara berdiskusi dan berkolaborasi dalam cara membatasi dan mempersiapkan diri untuk memitigasi dampak dan risiko perubahan iklim di masa depan.
Dalam kerja sama ini, Bank Mandiri akan menyalurkan pembiayaan kepada Pupuk Indonesia dengan pembiayaan berbasis skema Sustainability Linked Loan untuk berbagai proyek yang terkait dengan program ESG berkelanjutan.
Proyek tersebut antara lain investasi soda ash Gresik & Bontang, energi baru terbarukan (EBT), pembiayaan yang berkaitan dengan pembangunan hijau, serta pengelolaan sumber daya alam hayati yang secara berkelanjutan.
Baca juga: Jokowi: Indonesia Butuh Investasi Wujudkan Zero Emission 2060 |
Genjot aspek keberlanjutan
Diketahui, Sustainability Linked Loan merupakan instrumen pembiayaan dari perbankan keuangan yang memberikan insentif kepada debitur untuk mencapai tujuan kinerja berkelanjutan yang telah ditetapkan. Dengan pembiayaan ini, Bank Mandiri dan Pupuk Indonesia menyepakati untuk menetapkan penerapan target-target keberlanjutan yang harus dicapai oleh Pupuk Indonesia.
Dalam kesepakatan ini, tambahnya, terdapat komponen perjanjian berupa aspek keberlanjutan, seperti pengurangan emisi karbon dan juga transisi menuju aktivitas bisnis yang lebih bertanggung jawab ramah lingkungan serta berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat juga sosial.
Sementara, kerja sama yang ditandatangani pada COP28 mendorong potensi Pupuk Indonesia untuk menjadi pemain utama di sektor energi bersih, baru dan terbarukan, serta transisi energi menuju sistem energi rendah karbon.
Saat ini Pupuk Indonesia bersama beberapa mitra strategis tengah mengkaji dan mengembangkan infrastruktur energi bersih, seperti green hydrogen, blue ammonia, green ammonia, dan green methane.
Diakui Rahmad pengembangan industri hijau tersebut membutuhkan nilai investasi besar. Bukan hanya kebutuhan belanja modal, melainkan juga investasi untuk riset dan pengembangan.
Oleh karena itu, kerja sama kolaborasi dengan pihak perbankan yang saat ini juga gencar memberikan dalam penyaluran green financing menjadi esensial dalam salah satu upaya pemenuhan memenuhi kebutuhan tersebut.
"Karena ke depannya, Pupuk Indonesia berupaya untuk menjadikan pionir industri hijau serta dengan transformasi operasional rendah emisi melalui membangun pabrik-pabrik pupuk yang lebih efisien, baik melalui revamping pabrik yang sudah tua, revitalisasi, hingga pembangunan pabrik baru dengan teknologi yang lebih rendah konsumsi energi advanced," tutup Rahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News