baca juga: Ini Peluang Indonesia Kembangkan Ekonomi Hijau |
Dia menjelaskan proses pembuatan mesin pengolah dan pemilahan sampah dengan mesin dimulai dari 2018 saat pengolahan sampah di kabupaten Banyumas masih mengandalkan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem kumpul angkut buang.
Ketika beralih dengan Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), pemungutan sampah tak berjalan maksimal karena mulanya, pengolahan sampah di TPST Kabupaten Banyumas hanya mengandalkan tenaga manusia, sehingga terlalu memakan waktu.
"Saat itu, kami tidak memiliki referensi dan literatur bagaimana dan seperti apa mesin pengolah sampah itu bekerja," kata Husna dikutip, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Dia menuturkan setelah menjalani uji coba ratusan hingga ribuan kali, mesin pengolah sampah otomatis mulai beroperasi.
Dia mengaku mesin ini mampu mengolah sampah dari masyarakat menjadi berbagai produk bernilai jual seperti Paving Block dan Refuse Derived Fuel (RDF) pengganti bahan bakar batu bara di Pabrik Semen.
"Mesin pengolahan sampah yang dibuat oleh Waste to Wealth adalah teknologi mekanisasi pengolahan sampah one day proses yang bekerja dengan sangat efisien," ujar Husna.
Sampah yang masuk masih tercampur organik dan anorganik akan dipisahkan secara otomatis. Sampah yang dapat di daur ulang seperti botol plastik akan disisihkan, sementara sisanya akan kembali dipilah oleh mesin.
Sampah organik akan diolah menjadi kompos, pakan magot maupun biomassa ke PLTU. Sementara itu, sampah anorganik akan masuk dalam mesin pencacah lalu dikeringkan.
Sampah anorganik ini akan menjadi bahan baku berbagai produk dengan nilai jual, mulai dari bahan campuran aspal, paving block, hingga campuran batu bara.
Tidak hanya bekerja secara efisien, semua mesin pengolah sampah dan alat pemilah sampah otomatis gibrik dari Waste to Wealth merupakan teknologi lokal yang mengandung Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
menurunkan pembuangan sampah
Bersama dengan Waste to Wealth, Pemerintah Kabupaten Banyumas berhasil menurunkan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi 9 persen dari total volume sampah. Kabupaten Banyumas juga mampu mengubah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi dengan melibatkan kelompok-kelompok masyarakat.Bupati Banyumas, Achmad Husein, mengagas gerakan zero landfill, dengan mendirikan 29 TPST di beberapa lokasi di Kabupaten Banyumas. Dalam program ini berhasil mengolah lebih dari 600 sampai 900 ton sampah.
Menariknya, sampah yang didaur ulang dapat menjadi alternatif penghasilan bagi warga yang tergabung dalam KSM tersebut. Keberhasilan pengolahan sampah menggunakan inovasi teknologi ini mengantarkan Kabupaten Banyumas ke kancah Internasional.
Waste to Wealth menjadikan Kabupaten Banyumas sebagai pilot project, hingga pada 2023 berhasil membawa Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dinobatkan menjadi kabupaten dengan pengelolaan sampah terbaik di Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id